Salah Paham

189 39 85
                                    

[flo's journal]

--salah paham--

~~~

Flo's : Salah Paham

"Eh, lo tau nggak si? Gosip baru SMA Garuda nih!" 

Aku berjengit ketika mendengar suara Candra, atau yang biasa dipanggil Ecan. Bukan apa-apa sih cuma suaranya itu memang sangat nyaring. Kupingku sampai sedikit pengang setelah mendengar teriakannya. Mungkin karena laki-laki itu salah satu anak paduan suara dengan jenis suara tenor jadi teriakannya mampu mencapai nada-nada tinggi.

Biasanya aku memilih tidak peduli jika Ecan mulai menggosip, karena apa gunanya gosip sih? Lebih baik mengurusi kehidupan diri sendiri. Tapi saat aku mendengar...

"Soal Brian Dharmawangsa."

...nama Brian disebut tentu saja aku harus mendengarkan gosip ini. Viona kawan sebangkuku sekaligus sahabat terbaikku itu sampai mendecakan lidah melihat kelakuanku yang bagaikan cacing kepanasan. 

"Segitunya cuma gara-gara Brian," komentar Viona. Kepalanya menggeleng prihatin.

Aku membalas dengan pandangan tajam. "Demi masa depan percintaan gue nih Vi."

"Suka-suka lo dah."

Ecan menyambutku dengan tepukan berlebihan sambil mengejekku yang biasanya memilih tidak peduli pada gosip tiba-tiba berurusan dengan gosip hanya karena mendengar nama Brian. Ya, satu kelas sudah paham dengan perasaanku pada Brian. Bahkan si empunya nama sudah sadar dengan perasaanku, tapi belum ingin membalasnya. Oleh karena itu aku berusaha untuk membuat Brian membalas perasaanku.

"Jadi-jadi, ada gosip apa soal Brian, Can?" tanyaku.

Candra menepuk tangannya satu kali, untuk menarik atensi siswi-siswi yang mengerubunginya. Omong-omong ini istirahat pertama, kebanyakan siswa-siswi kelasku memilih untuk ke kantin, hanya beberapa siswi yang berada di kelas, tidak sampai sepuluh anak. Kami melingkar dengan Candra yang berada di tengah-tengah.

"Hmm jadi gue dapet info ini dari Sultan temen sekelasnya Danila kalau dia denger Danila lagi ngobrol sama Brian tadi di deket kantin. Masa Danila manggil Brian dengan panggilan 'sayang'  gitu. Maaf ya Flo, lo jadi harus ngedenger berita pahit ini. Brian juga kan tiap saat tiap waktu selalu berangkat dan pulang bareng sama Danila. Tapi gue udah selalu bilang kan ke lo-lo pada, ga ada yang namanya sahabatan tulus antara cowok dan cewek..."

Aku segera menjauh dari gerombolan itu, menuju bangkuku dengan Viona, bahuku merosot, tatapanku meredup. Teman sebangkuku itu langsung menepuk-tepuk bahuku berusaha memberi kekuatan.

"Kan gue udah bilang dari awal, jangan suka sama Brian, ngeyel si lo," kata Viona. Nada bicaranya terdengar sudah lelah mengingatkanku.

"Tapi Dani bilang mereka cuma temenan," balasku, masih berusaha menepis jauh-jauh gosip yang barusan disebarkan oleh Ecan.

"Gue kan dah pernah bilang sering ngeliat mereka makan bareng, bahkan pas itu gue liat mereka makan bareng sama Ibunya Danila juga."

Ucapan Viona mau tidak mau membuatku jadi berpikiran buruk mengenai hubungan Danila dan Brian. Apa jangan-jangan mereka sudah berpacaran tapi memilih untuk menyembunyikannya? Apapun itu aku merasa ada yang menyalakan api di dekat hatiku, rasanya panas karena terbakar api cemburu.

Untuk pertama kalinya dalam satu semester aku sekelas dengan Brian, aku tidak menyapanya saat dia baru saja memasuki kelas.

Aku hanya memandanginya sesaat lalu mengalihkan pandanganku ke papan tulis kelas.

Flo's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang