Who Made Me a Princess belongs to
Plutus (Novelist) & Spoon (Artist).Saya tidak mengambil keuntungan komersial apa pun dari fanfiksi ini. Cerita ini murni ditulis untuk hobby dan saya menyukai cerita aslinya.
Warning: OOC, AU!, Reader Insert!, Fantasy, Angst, Tragedy, Vampire.
Hotaru Bi present
|||
"Family"
"(Name) aku tau ini terlambat. Tapi aku ingin tetap mengatakannya padamu. Aku mencintaimu. Kembalilah padaku."
"Ya. Kau memang terlambat Yang Mulia. Aku sudah menikah dengan orang lain. Dan aku mencintainya."
***
Claude duduk bersama dengan Diana sedang minum teh. Mereka memang kadang menghabiskan waktu bersama. Waktu seperti inilah yang paling berharga bagi mereka.
Walaupun Claude tidak banyak bicara tapi hanya mendengar ocehan wanita ini saja membuatnya tenang.
Kehadiran Diana itu menenangkan, itulah alasan dia membawanya kedalam istana.
Kekosongan hatinya kini diisi oleh wanita ini. Walaupun Claude tidak mengerti apa sebenarnya perasaan yang dia rasakan tapi dia tidak akan menghindar bahwa Diana memang telah menjadi bagian dari hidupnya sekarang.
Tapi memang ada tempat dihatinya yang tak bisa digantikan oleh siapa pun walau itu Diana sekali pun. Teman masa kecilnya, Pelayan pribadinya, dan orang yang selalu berada disisinya dari masa terbawah dirinya. (Name).
Gadis misterius itu sekarang hanya tinggal kenangan saja. Dia dan segala kata-kata bohongnya telah meninggalkan dirinya. Claude marah dengan semua kenyataan yang diberikan oleh gadis itu tapi dia tetap tidak bisa membencinya.
Dia ingin gadis itu kembali padanya, disisinya. Sebagai teman yang tak akan bertanya tentang hal yang tak bisa dia jawab. Claude tak masalah walaupun semua kalimat penenang darinya itu hanyalah kata-kata kosong.
Claude juga tak masalah jika dia hanya memberikan senyum kosong dan wajah yang tak bisa dia baca. Claude tak masalah disentuh dengan kulit dinginnya atau detak jantung yang tidak bisa dia dengar. Jika itu memungkinkan, Claude juga tak masalah menjadi makan malam baginya.
Dia hanya ingin gadis itu kembali ke sisinya. Hanya itu.
"Yang Mulia, Kau terlalu banyak melamun akhir-akhir ini."
Suara denting sendok teh yang menyentuh gelas membuat Claude menatap Diana. Dia tak ingin menjawab apa pun.
"Pelayan pribadimu--"
Semua pelayan dan pengawalnya memberi hormat lalu meninggalkan mereka berdua dengan isyarat dari Claude.
"Aku tak ingin membahas apa pun denganmu."
Claude menjawab dingin. Tapi Diana tersenyum, fakta bahwa dia meminta para pelayan meninggalkan mereka berdua berarti bahwa Claude ingin Diana memberi saran untuk masalah yang dia hadapi.
![](https://img.wattpad.com/cover/235756299-288-k600920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny (Claude De Alger Obelia x Reader)
Fanfiction(Main Story) 'Saat kau jatuh cinta pada milik orang lain.' "Bukankah kata itu terlalu kejam untuk seseorang seimut dirinya? Dia terlalu polos untuk seorang yang akan menjadi Tyrant. Yaah~ tapi tidak ada yang akan mengetahui masa depan bukan." (Name)...