18

2K 269 17
                                    

Seorang pria berpakaian rapi duduk dengan kepala tentunduk disebelah ranjang. Rambut kelabunya sudah mulai berantakan.

Suara alat pendeteksi detak jantung menemani seseorang yang tengah berbaring dengan mata yang tertutup rapat. Wajah tegasnya yang terlihat sayu, terlalu lama menunggu pujaan hati yang kunjung membuka mata.

"Kau datang kesini lagi Shougo? Kau seharusnya istirahat. Aku yakin Miyamoto-san juga ingin kau menjalani kehidupanmu dengan normal. Ini sudah hampir 7 tahun sejak dia terbaring koma. Dokter juga sudah bilang--"

"Cukup! Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu, Aku akan melupakan semuanya karena aku masih menganggapmu kakak yang paling aku hormati. Aku akan menunggunya selama apa pun. 10 tahun, 100 tahun. Aku akan terus menunggunya sampai dia kembali, Kami sudah berjanji akan bersama setelah dia kembali. Dia tidak akan pernah menghianati janjinya padaku, aku pernah menunggunya selama 10 tahun lebih, jadi apa bedanya jika aku harus menunggunya 10 tahun lagi. Pergilah."

Who Made Me a Princess belongs to
Plutus (Novelist) & Spoon (Artist).
Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi
Vampire Knight belongs to Matsuri Hino

Saya tidak mengambil keuntungan komersial apa pun dari fanfiksi ini. Cerita ini murni ditulis untuk hobby dan saya menyukai cerita aslinya.

Warning: OOC, AU!, Reader Insert!, Fantasy, Angst, Tragedy, Vampire, Crossover.

Hotaru Bi present

|||

Athanasia mengetuk pintu kamar Ayahnya dengan ragu. Dia menarik napas dalam dan menguatkan tekad untuk bicara pada (Name).

*Knock* Knock*

"Masuklah."

Suara parau mengantarkan Athanasia menuju punggung rapuh yang tengah duduk membelakanginya.

"Yang Mulia--"

(Name) berbalik dengan senyum, mempersilahkan Athanasia untuk duduk. Dan memerintahkan pelayan untuk membawakan teh.

"Bagaimana keadaanmu Yang Mulia?"

"(Name), Princess. Apa kau ingin melupakan segalanya. Aku adalah temanmu."

Senyum diwajah Athanasia mengembang diikuti airmata yang telah jatuh entah sejak kapan. Ada perasaan lega dan juga senang saat (Name) memintanya untuk kembali seperti biasanya. Athanasia pikir dia akan kehilangan temannya juga.

"Apa kau sudah tenang Princess?"

Athanasia mengangguk. Dia tersipu karena telah menunjukkan sisi lemahnya pada ibu tirinya.

Ah, Athanasia benar-benar tak terbiasa dengan hal itu.

"(Name). Apa kau benar-benar mencintai pria itu? Aku-- melihatnya."

(Name) hanya memberikan senyum dan mengangguk.

"Sangat."

The Destiny (Claude De Alger Obelia x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang