3. pelajaran bangsawan

31K 3.8K 87
                                    

Vote, komen
Happy reading
...

Samar-samar sinar matahari mulai memasuki indra penglihatan Vristell, terdengar bunyi pintu terbuka di telinga Vristell, tapi ia tidak memperdulikannya, Jia masuk lalu segera menghampiri Vristell yang masih berkutat di kasurnya.

"bangunlah nona ini sudah pagi, bersiap-siaplah untuk mandi karna nona mempunyai jadwal yang padat hari ini"

"Sebentar" gumam Vristell pelan menyahuti ucapan Jia, perlahan-lahan Vristell membuka matanya, sudah sepuluh bulan sejak ia kembali membuka matanya, Vristell hanya mengabiskan waktu untuk belajar dan mulai menyusun rencananya di masa depan.

Dia juga mendatangi asrama pelayan bahkan berkunjung kerumah mereka, tentu para pelayan sangat kaget bahkan sampai gemetaran saat ia berkunjung baik ke asrama maupun rumah mereka, jadi Vristell hanya bisa membungkuk dan membayar uang ganti rugi mereka, walau ia tahu itu tak bisa menghapus penuh kesalahannya.

Vristell menghela napas kasar,
Begitu banyak kesalahan yang harus ia perbaiki dan dia sangat senang mengetahui bahwa mereka begitu bermurah hati sampai bisa memaafkannya.

Dan dua bulan belakangan ini kegiatannya menjadi bertambah, tentu saja itu dilakukan untuk mempersiapkan dirinya masuk ke akademi yang hanya tinggal satu tahun lagi dari sekarang.

Dimulai dari latihan kelas balet, tata krama, ilmu pengetahuan, anggar, upacara minum teh, dan bahkan memanah serta berkuda, Vristell sangat lelah tapi ini berguna untuk memudahkannya di masa depan.

Dan sekarang duchess berniat untuk menambahkan satu kelas lagi, yaitu kelas sihir, dari dulu Vristell memang paling menyukai sihir, dia bersemangat untuk kelas itu, namun itu hanya berlaku kemarin malam, karna kini dirinya bahkan malas untuk berdiri dari atas kasur.

Alrisa kemudian juga memasuki kamar Vristell, lalu membantu Jia yang masih merapikan kamar, dan kini mulai menyuruhnya untuk segera mandi.

mau tak mau Vristell mulai bangkit karna ributnya suara Alrisa yang tak henti-henti menyuruhnya mandi.

Vristell berjalan ke arah kamar mandi, diikuti dengan Alrisa di belakangnya, saat mereka tiba di ambang pintu, Vristell langsung berbalik menghadap Alrisa yang masih mengikutinya.

"Alrisa,tak bisa kah aku mandi sendiri?" tanya Vristell yang kesadarannya sudah penuh dari sebelumnya.

alrisa menggeleng seperti biasanya
"tidak bisa nona, kulit anda harus digosok dengan benar"

Vristell hanya menghembuskan napas, itu alasan yang klise yang didengarnya setiap hari.

Setelah Vristell masuk ke kamar mandi, Jia langsung mendekat ke arah Alice yang baru saja datang.

"bukankah nona sudah mulai dewasa alice?, dia sudah mau mandiri"

Alice mengangguki pernyataan Jia sambil mengikuti arah pandangannya
"tentu saja, perilakunya sudah sangat baik dan ia tumbuh dengan sangat cantik, dia adalah nona tercantik, kedepannya aku pasti akan melayaninya dengan lebih semangat" ujar Alice menggebu-gebu yang membuat Jia tertawa kecil.

Vristell sudah mengganti bajunya dengan setelan mandi, ia lalu memasuki kamar mandi bersamaaan dengan Alrisa, jujur sebenarnya ini terlalu mewah untuk sebuah kamar mandi, bahkan aksen emas ini sangatlah tidak diperlukan.

Vristell masih berharap jika Alrissa akan keluar, tapi gadis itu masih berdiri di tempatnya, kenapa dia tidak keluar saja?

****

i want to be villainess Because Of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang