0

410 40 18
                                    

Holla

Yey, cerita baru. TaeIn shipper, WheeTae shipper, yuk merapat.

Jangan lupa VOTE dan KOMENTARNYA ya, biar aku semangat update.

Ini baru sejenis prolog, untuk pemanasan.

Happy reading

Wheein menatap pria didepannya dengan tubuh dan pandangan yang tidak baik-baik saja. Dia terlalu banyak minum malam ini. Dia melewati batas toleransinya minum. Tapi karena dia sudah bertekat hari ini harus mengutarakan perasaannya pada pria yang sejak 2 tahun lalu disukainya, Wheein mengabaikan kondisinya. Dia harus bicara sekarang.

"Manajer, saya menyukai Anda."

"Maaf karena lancang. Tapi saya..., saya sudah tidak bisa menyembunyikan perasaan saya lagi."

"Saya..., saya sudah menyukai Anda sejak pertama kali saya bekerja di Crotec."

Wheein terus menunduk menyembunyikan wajahnya. Dia begitu malu sekarang. Ditambah pria itu hanya diam saja sedari tadi. Wheein semakin salah tingkah.

"Saya mencintai Anda, Manajer." Kali ini ungkapan Wheein lebih tegas, setegas pikirannya untuk terus bicara hingga puas. Tidak peduli bagaimana nasibnya besok di kantor.

"Itu...." Akhirnya pria itu mengeluarkan suaranya. Tapi Wheein mulai berpikir ulang. Suara Park Robin - Manajer Divisi Design&Art sekaligus atasannya dan juga pria yang selama ini disukainya, terdengar berbeda malam ini.

Wheein yakin dia sangat mengenal suara Robin. Malam ini manajernya itu menggunakan kemeja biru bermotif kotak-kotak, persis seperti pria didepannya sekarang.

Berlahan-lahan Wheein menegakkan kepalanya. Warna kemeja pria itu jelas sama. Tapi ada yang mulai berbeda. Pria didepannya sekarang melipat lengan kemejanya hingga siku. Sesuatu yang tidak pernah Robin lakukan selama dalam pengamatannya. Kemudian yang semakin berbeda, pria didepannya sekarang menggunakan dasi. Wheein sangat ingat, Robin tidak menggunakan dasi tadi. Lalu siapa pria didepannya sekarang? Apakah dia salah orang?

Tidak mungkin. Wheein menggelengkan kepalanya. Dia tidak mungkin salah orang. Tiba-tiba kepalanya mulai pusing. Efek beer yang diminumnya hingga 6 gelas tadi semakin bekerja.

Merasa dirinya menyatakan perasaan pada orang yang salah, Wheein berlahan mundur. Dia tidak berani untuk menegakkan kepalanya. Dia sangat malu sekarang. Dia hanya bisa berdoa orang didepannya sekarang adalah orang asing yang tidak dikenalnya dan begitu juga sebaliknya.

Tampa memperhatikan langkahnya, Wheein menginjak botol dan tubuhnya pun linglung. Untung saja seseorang menahan tubuhnya. Kali ini dia selamat, tidak membuat dirinya semakin memalukan. Dia harus segera berterimakasih pada orang yang menolongnya.

Wheein membuka matanya dan yang pertama kali dilihatnya adalah kemeja biru motif kotak-kotak. Ketika dia semakin mendongak, dia melihat wajah asing. Pria asing yang tidak dikenalnya.

Pria itu menatapnya begitu dalam dan membuat Wheein semula terlena. Tapi tersadar dirinya tadi mengatakan perasaannya pada pria itu, Wheein segera memperbaiki posisi dirinya.

"Maaf. Maafkan saya," ucap Wheein berulang-ulang sambil membungkukkan badannya pada pria asing itu.

Benar-benar memalukan. Untung saja pria itu bukan orang yang dikenalnya. Dia bisa sedikit bernapas lega saat ini.

"Jung Wheein!" Seseorang tiba-tiba memanggil namanya. Wheein segera berbalik badan. Ternyata rekan kerjanya. Wheein pun memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri dari rasa malunya pada pria asing itu.

"Oh, Ketua Lee," ucap Wheein dengan semangat dan segera menghampiri supervisor barunya itu. Mengabaikan pria asing yang hanya bisa tersenyum melihat tingkah Wheein.

Pria itu telah jatuh cinta pada wanita yang salah menyatakan perasaan padanya.

:::::::

ONLY TWO FLOORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang