6

172 28 10
                                    

Annyeonghaseyo~

Kembali lagi bersama Taein Shipper.

Beberapa hari yang lalu ada yang infoin kalau ONLY TWO FLOOR dan MODERATO LOVE ada diurutan 1 dan 2 dalam kategori #Taein. Senang deh sama antusias para Taein Shipper. Gomawoyo~

Aku harap aku bisa lebih produktif nulis ya. Dan reader-nim tetap dukung dengan vote dan komentar, jika boleh dishare cerita ini.

Ok, gak perlu banyak ngomong lagi, HAPPY READING~

:::::::

Taehyung meregangkan otot-ototnya setelah berjam-jam berkutat dengan komputernya dan tumpukan dokumen di mejanya. Sejak pagi pria itu menyibukkan dirinya agar bisa mengalihkan pikirannya dari Jung Wheein. Wanita itu berhasil merusak konsentrasinya sejak pertama kali mereka bertemu.


Ketika Tae mengedarkan pandangannya, dia bingung karena bawahannya terlihat buru-buru keluar. Tae pun melirik jam tangannya, ternyata sudah masuk jam istirahat siang. Tapi Tae masih bingung mengapa harus buru-buru, tidak biasanya.


"Kita harus segera ke kantin," ujar Jimin yang tiba-tiba menghampirinya.


"Oke," jawab Tae santai.


"Kita harus bergegas!" ujar Jimin lagi, lebih memaksa Tae agar bergerak lebih cepat.


"Kenapa harus terburu-buru? Makanan di kantin tidak akan langsung habis dalam sekejab."


"Apa kau tidak tahu?" tanya Jimin.


"Apa?" Tae tampak tidak mengerti.


"Kantin kita sedang renovasi. Jadi semua karyawan untuk 1 minggu ke depan akan makan dikantin basement." Jimin menjelaskan.


"Benarkah? Kenapa aku tidak tahu?" tanya Tae, mulai mengerti alasan semua bawahannya terlihat terburu-buru tadi.


"Apa yang kau tahu jika sedari pagi kau terus bekerja dan wajahmu terlihat sangat menyeramkan." Jimin menirukan bagaimana wajah Tae sejak tadi pagi.


"Aku tidak mungkin seperti itu," sangkal Tae.


"Lain kali akan ku sediakan cermin di meja kerja mu agar kau bisa memeriksa wajahmu," cibir Jimin. Tae tidak ambil pusing, dia hanya mengangkat kedua bahunya. Kemudian melangkah keluar dari ruangannya.


Sesampainya di kantin basement, Tae dan Jimin tercengang karena banyaknya karyawan disana. Dan semua meja hampir terisi penuh. Tae dan Jimin pun masuk ke dalam antrean. Menunggu lagi.


"Sepertinya kita tidak akan mendapat tempat duduk," ucap Jimin memeriksa kembali dimana kursi yang sekiranya kosong. Tae mengangguk ketika dia juga tidak menemukan kursi yang kosong.


Ketika sudah gilirannya, Tae segera mengisi nampannya dengan makanan yang menurutnya tidak terlalu berat. Dia tidak ingin mengantuk karena terlalu kenyang.

ONLY TWO FLOORSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang