Kesempatan Kedua

57 3 3
                                    

Bagi kebanyakan orang cinta adalah tujuan dan rencana rencana yang begitu jelas, kapan harus naik dan kapan hendak turun, kapan melaju kencang dan kapan menurunkan kecepatan untuk mengendalikan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi kebanyakan orang cinta adalah tujuan dan rencana rencana yang begitu jelas, kapan harus naik dan kapan hendak turun, kapan melaju kencang dan kapan menurunkan kecepatan untuk mengendalikan semuanya. Bagiku cinta hanyalah ruangan abstrak yang tak pernah bisa dimengerti di mana pangkal dan ujungnya.

Hidup manusia kan tak ubahnya sebuah botol kosong yang dilemparkan ke lautan lepas, terombang ambing mengikuti arus dan laju angin, kita hanya berharap bahwa suatu hari kita terdampar dan mengeluarkan pengap yang selama ini terjebak di dalam rongga dada kita sendiri.

Ku abaikan kembali kertas hasil laboratorium yang baru saja ku ambil, kepalaku masih pening dan berputar akibat tiga gelas anggur yang ku teguk, namun lidahku begitu terasa manis dan getir di waktu yang sama seakan menjelaskan betapa akupun tengah terjebak dan pahitnya situasi yang ku hadapi saat ini.

"saya juga masih heran kondisi sel telur istri anda semuanya dalam kondisi yang prima begitupun keadaan sperma anda, biasanya bagi pasangan yang menikah lebih dari dua tahun dan belum diberikan keturunan yang pertamakali saya cek adalah sperma laki – lakinya, tapi ini semua normal tidak menunjukan kelainan apapun..."

Aku tak mampu membalas apapun semua keheranan dokter yang duduk di depanku, keningnya tambah mengernyit ketika tak ia temukan istriku di sampingku. Jutaan pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh siapapun, karena dari awal permasalahannya ada padaku. Bagaimana bisa seorang manusia berbohong hanya untuk bisa berbahagia.

Kini di depan sebuah gelas yang kosong meninggalkan kehampaan, ruangan yang terasa menembus tepat ke ulu hatiku. Menyebar persis satu buah virus yang akhirnya bermutasi dan menyebar ke seluruh tubuh melalui seluruh sel sel darah, menghalangi oksigen untuk bertukar diri dengan karbondioksida meninggalkan lebam di sekujur tubuh dan akhirnya aku hanya menunggu waktu menghabisiku.

"kita kan tidak bisa membahagiakan semua orang, kel" tukas ibu di telpon tadi sore, hanya ia yang masih mau mendengar semua keluh kesahku hingga saat ini. Hanya ketukan darinya yang masih ku persilahkan masuk ke dalam rumah juga hanya tangannya yang ku ijinkan menepuk punggungku saat ini.

Tapi dulu ibupun pernah sedikit memaksa untuk mengiyakan segala harapan yang rasanya terlalu premature untuk ku tetaskan. Tapi ia setia menungguiku menjawab semua hal yang bahkan aku sendiri kebingungan bagaimana harus menyikapinya. Ibu pun masihlah seorang manusia biasa dan aku tak bisa menuntutnya untuk terus menerus sesempurna dan memiliki segala hal yang selalu aku cari keberadaannya.

"Tersentak aku seketika, seakan akan tak percaya... saat ku lihat kau telah berdua sebelum sampai diriku melepas rindu.." lantunan dari penyanyi yang baru saja naik ke atas panggung mengusik sesuatu di lubuk hatiku. Namun aku tak berdaya, tak mampu sedikitpun mengangkat kepala. "tak satupun kata terucap, ketika ku tanya mengapa? Air mata penyesalan mengalir deras itupun tak bisa kembalikan dirimu..."

Ada nada yang begitu akrab di telingaku, namun kepalaku sudah kepalang tak mampu lagi terangkat, berat oleh seluruh uap dari anggur yang telah menyublim di seluruh lapisan tengkorak kepalaku. Hanya tetesan keringat yang secara anomali keluar di tengah bar yang suhunya begitu mengigit ini.

Lelaki dari SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang