3.PERMEN

2.7K 160 15
                                    

Tiba-tiba terdengar siulan seseorang tak jauh dari mereka.

"President BEM lagi pamer adegan panas yaa...??" Ucap seorang Laki-laki kisaran usai 22 tahun berwajah oriental dengan mata sipitnya.

Ia berjalan mendekat ke arah mereka dengan tangan kiri di saku celana, sedangkan tangan kanannya sibuk memegangi permen cupa cup rasa stroberi.

"Tuan Muda, anda ini bicara apa...??" Rendy berkata dengan suara yang di rendah kan di telingan Laki-laki yang di panggil Tuan Muda tersebut.

Mata Johan menyipit dan memandang dengan pandangan merendahkan ke arahnya, meski begitu bibirnya tetap tersungging senyum lebar.

"Tuan Muda Jas Almamaternya di mana..??" Tanya Johan dengan sikap pura-pura ramahnya

"Nggak bawa tuh !" Jawab laki-laki berwajah oriental itu santai sambil mengulum permen rasa stroberinya dan melihatnya dengan pandangan menantang.

Lira langsung terkekeh mendengarnya, membuat Johan langsung memandang ke arahnya.

"Johan...!" Panggil seorang wanita dengan rambut panjangnya yang tergerai dari kejauhan. Ia melambaikan tangan ke arah nya.

Johan menengok sebentar ke arahnya, sebelum fokusnya kembali pada Adiknya, kemudian pandangannya teralih pada Rendy yang masih sibuk menasehati orang yang ia panggil Tuan Muda itu.

"Ren, kau jaga Lira selama masa OSPEK." Ucapnya sambil memandangi Lelaki berambut lurus dan tersisir rapi tersebut.

"Baik Kak." Rendy menjawab patuh.

Johan melirik sekilas ke arah Laki-laki bermata sipit yang masih sibuk dengan permen cupa cup nya.

"Aku percaya pada mu Ren." Johan menepuk pundak Rendy sesaat, membuat Lelaki itu mengangguk pasti

"Lir, Kakak tinggal. Kalau ada apa-apa segera telpon." Ucap nya dengan raut wajah khawatir.

"Aku nggak apa-apa Kak, Kakak tenang saja." Lira tersenyum lebar.

"JOHAANN...!!" kali ini wanita berambut lurus itu memanggilnya lebih keras dari kejauhan. Raut wajahnya tampak tak suka melihat Johan yang begitu perhatian dengan Lira.

Dengan wajah kaku, di pandanginya wanita yang memanggilnya itu dari kejauhan. Sebelum akhirnya ia beranjak pergi dari situ meningglkan Lira bersama Rendy dan temannya tersebut.

"Namamu Lira kan..??" Rendy tersenyum ramah. "Kenalkan, Rendy. Junior Kak Johan di Judo dan tae kwon do." Ia mengulurkan tangannya.

"Halo Kak..." Lira menjabat tangan Rendy sambil tersenyum.

"Kita cuma beda 1 tingkat, tidak usah memanggil Kak..." Rendy tersenyum.

"Ah, iyaa..." Lira balas tersenyum.

"Pacarnya Johan yaa...?" Tanya laki-laki bermata sipit dengan bola matanya yang berwarna cokelat terang itu memandangnya.

Lira langsung tergagap dengan wajah bersemu merah.

"Tuan muda, dia ini Adik nya, bukan pacar." Rendy menerangkan.

Mulut lelaki yang tampak memerah karena mengulum permen warna pink itu membulat memandang Lira.

"Namamu Tuan Muda Kak...??" Lira memandangnya, membuat Laki-laki itu tertawa.

"Lihat, gara-gara kau Ren !" Ia ikut tertawa sampai kedua matanya yang memang sipit seperti orang Asia Timur itu tinggal segaris.

Wajah Lira merona memandangnya.

Rendy terlihat tak enak, ia mengaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

PSYCHOPATH LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang