-4-

21K 1.6K 50
                                    

Hari ke-5

Enggak nyangka udah hari ke-5 aja Neyza jadi sekretaris Pak Ravin. Semenjak jadi sekretaris Pak Ravin Neyza jadi sibuk banget. Ngurusin itu ngurusin ini, hadeuh pening pala berbi. Neyza sendiri udah kaya karyawan yang disuruh sama bosnya. Neyza jadi bayangin gimana kalo dia kerja dikantoran nanti. Pasti lebih parah, untungnya Neyza nanti mau nerusin Caffe punya Bunda Aprilia, jadi gak usah mikirin capeknya kerja kantoran.

"Neyza, bisa bantu saya?" Nah, Pak Ravin udah manggil nih.

"Bantu apa, Pak?"

"Bantu pasangin dasi saya." katanya enteng.

Loh, loh, loh.

Apa ini pemirsa?

Neyza kan kerjanya cuman menyangkut hal-hal kampus beserta isinya, sejak kapan ia jadi tukang masangin dasi.

"Pak, ini kan gak termasuk pekerjaan saya?"

"Kamu mau saya pecat?"

Ya, Alhamdulillah, kalo mau di pecat.

"Pecat aja, Pak. Saya ikhlas kok, lahir dan batin."

Pak Ravin ngusap wajahnya kasar, mungkin gak habis thinking sama tingkah sekretarisnya yang unik dan diluar nalar. Setelah itu Pak Ravin bangkit dan berkata, "Yasudah, tidak jadi. Saya akan minta masangin dasi saya ke Bu Lisha saja." Neyza langsung melotot.

Umumu, tidak akan kubiarkan kau pada kampret yang durhaka itu, batin Neyza.

"Yaudah sana, Pak." jawab Neyza acuh, padahal sebenernya dia udah ngerencanain sesuatu. Neyza tertawa licik dalam hati. Sebelum keluar rasain ini dulu, batinnya.

Pak Ravin hanya menoleh sekilas kearah Neyza, dia pikir Neyza akan cemburu apa? Oh, tidaklah ya. Tidak mungkin juga Neyza suka sama Dosennya sendiri.

Pak Ravin langsung ngelangkahin kakinya keluar ruangannya. Dan saat itu juga kaki Neyza beraksi. Iya, Neyza dengan kekuatan kakinya bersiap untuk membuat Pak Ravin terjatuh, dan gak jadi deh pergi ketempat Bu Lisha.

Brukk

Dah, Neyza duga.

Sebelum, Pak Ravin koar-koar Neyza langsung keluar dan berteriak, "PAK, SEMOGA CEPET SEMBUH. SAYA MAU MAIN-MAIN SAMA OLIP, SAMA OCHA JUGA." Neyza langsung lari kenceng.

Sialan Neyza emang.

***

"Ges, akhirnya gue bebas. Yuhuu...." Neyza langsung meluk kedua temannya. Yang juga dibales erat sama Olivia dan Ocha. Keduanya sangat senang, karena akhirnya Neyza bisa bersenang-senang bersama mereka lagi.

"Jadi, kita mau kemana hari ini?" Ocha ngerangkul keduanya.

"Ke...Caffe Bunda Aprilia!! ucap Neyza lantang.

Mereka langsung menuju ke parkiran. Neyza langsung duduk ditempat kemudi. Olivia berada disebalah Neyza dan Ocha duduk dibelakang, karena katanya lebih luas. Di perjalanan di isi dengan suara nyaring milik Ocha yang membuat telinga Neyza sakit. Setelah itu hening, karena Neyza memarkirkan mobilnya.

"Let's go!!"

Neyza berlari disusul dengan Olivia dan Ocha. Suara lonceng berbunyi saat mereka masuk. Neyza menghampiri satu karyawan Bundanya yang sangat ia kenali. "Kak Hazel!! Bunda mana?" Hazel langsung tersenyum saat Neyza menghampirinya.

"Bunda ada di...itu dia." tunjuk Hazel. Neyza langsung mencium pipi Hazel. "Oke, makasih kakak."

Setelah itu Neyza langsung memanggil Olivia dan Ocha. "Ges, ayo itu Bunda." Olivia dan Ocha mengangguk, segera menghampiri Aprilia yang sedang mengawasi para karyawan-karyawannya.

99 Days with Pak Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang