-20-

18.2K 1.1K 71
                                    

Hari ke-90

Leo sedang menghitung barang-barang yang akan dibawa kakaknya itu ke Jepang. Berkali-kali melirik di sudut ruangan, memastikan semua sudah di packing dengan rapi, kalau tidak Neyza mungkin akan marah.

Beberapa menit kemudian Neyza muncul, gadis itu sudah berpakaian rapi. Gadis itu mengambil hpnya di atas nakas, kemudian melirik ke arah Leo.

"Uuu, baiknya. Sekarang ayo bawain keluar Bunda udah nunggu." Leo mengangguk, dia harus membuat perpisahannya dengan kakaknya begitu baik tanpa ada pertengkaran yang biasanya mereka lakukan.

"Bundaaa, Neyza selesai ayo berangkat."

***

Suasana bandara begitu ramai, Neyza mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari orang yang dia cari. Berharap semoga orang itu datang menemuinya dan mengucapkan kata-kata terakhir. Orang yang Neyza cari adalah Pak Ravin, alias dosen kampretnya itu.

"Enggak ada niatan dateng gitu? Padahalkan dia yang udah ngebuat gue pergi ke Jepang." Neyza masih mencari sosok tersebut, tapi dia dikagetkan karena ada orang yang menepuk bahunya. "Mas Arkan?"

"Kamu baik-baik disana, jaga diri, jangan bandel, belajar yang bener." Neyza mengangguk setetes cairan bening keluar dari matanya.

"Mas juga baik-baik di Indonesia, selama Neyza pergi jangan melirik perempuan lain, jaga hati Mas buat Neyza." Neyza memeluk Arkana di depan semua keluarganya. Bunda hanya bisa tersenyum.

"Udah, enggak boleh nangis." Bunda ngegampiri Neyza, gadis itu langsung memeluk Bunda erat.

"Bunda, kira-kira dia dateng enggak ya?" Bunda tersenyum mengelus surai Neyza yang memanjang, dia juga tau apa yang di maksud Neyza.

"Bunda enggak tau. Tapi yang pasti kamu gak boleh mikirin dia lagi. Kalo emang dia suka kamu, dia akan melakukan hal-hal yang terbaik bagi dirinya, nah sekarang hapus air matanya."

"NEYZA!! TUNGGU!!" Dari arah sana Ocha dan Olivia berlari sambil berteriak. Dua gadis itu membawa
sebuah kotak kecil di tangannya.

"Nih." kata Ocha ngos-ngosan. Neyza menaikan satu alisnya.

"Apa yang kalian bawa?"

"Ini, ini kalo lo rindu sama kami lo bisa buka kotak ini." jelas Olivia yang membuat Neyza penasaran dengan isinya. "Ett, jangan dibuka sekarang, nanti aja hehe."

Nada dering hp Neyza berbunyi, dan ulahnya adalah Oji. "Apa? Bentar lagi nih gue mau boarding. Iya-iya, lo jaga diri juga gak ada gue. Ya, lop yu tu." Bunyi speaker menyadarkan mereka ketika pesawat tujuan Jepang akan berangkat sebentar lagi. Semua penumpang di harapkan menunggu diluar tunggu.

Leo datang dengan sebuah trolli dan koper, dan menaruh koper-koper kakaknya di sana. Neyza memeluk Leo erat, "Baik-baik lo disini jangan nyusahin Bunda."

Leo mengangguk.

"Bye Olip, Ocha, Mas Arkana. Dadah juga Bunda, Papa kalau udah sampai Neyza kabarin, ya?" Kemudian gadis itu pergi sambil mendorong trolli berisi koper-koper bawaannya.

Di sela-sela itu, beberapa pesan masuk dari hpnya.

Dosen Kampret
Semoga perjalananmu lancar Neyza.

Dosen Kampret
Maaf saya tidak bisa ikut pergi mengantarmu.

Dosen Kampret
Tapi yang harus kamu tahu, saya cinta sama kamu.

***

Seorang laki-laki menghembuskan nafasnya pasrah, saat ini dia tengah duduk diruang keluarga, sambil menonton tv. Dia, Pak Ravin.

"Halo Leo, gimana? Leo?" Pak Ravin menjauhkan hpnya saat mendengar suara teriakan wanita disusul dengan suara pecahan kaca yang sangat kuat.

"Bang, cek tv sekarang." suara Leo terdengar parau.

Hati Pak Ravin berdebar-debar takut, dia melirik ke arah tv yang menyala yang menyiarkan sebuah berita disana.

Breaking news

Pesawat bernomor 422 tujuan Tokyo, Jepang. Hilang kontak.

Pesawat bernomor 422 di duga meledak di udara karena ada sinyal yang mencurigakan, di perkirakan pesawat dengan nomor 422 terjatuh di area laut, terlihat dari kontak terakhir pesawat. Saat ini, tim sar gabungan sedang melakukan pencarian dan menyelidiki lebih lanjut tentang jatuhnya pesawat 422 dengan tujuan Tokyo.

TAMAT

Haloo, 99 DWPD akan berakhir disini. Baca cerita lengkapnya bisa di novel cetak! Tersedia di toko buku online ❤️


99 Days with Pak Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang