C05. Finish

68.5K 10.1K 387
                                    

"Menjadi yg sempurna bukan berarti menjadi yg terbaik."
~

Minta Vote!!
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
   
     Audrey Pov.

     Sudah beberapa hari berlalu sejak kesepakatan itu terjadi. Tapi kenapa aku masih belum mendapat kabar apapun? Apakah grand duke berubah pikiran?

    3 hari lagi adalah pernikahan ibuku dan hadiah2 dari gustav count menumpuk disetiap penjuru rumah kami. Entah untukku ataupun ibu.

    Tapi hadiah untukku tak pernah kubuka. Mereka hanya kusimpan karena jujur saja aku tak sudi menerima hadiah dari keluarga yg akan membuat kematian pada diriku.

    Kebencianku pada mereka tak bisa dipadamkan. Tapi aku tak bisa membenci ibu secuilpun, bagaimanapun dia adalah orang yg melahirkan dan merawatku.

Krieeett...

    Pintu kamarku terbuka, menampilkan ibu yg diikuti beberapa pelayan kiriman dari rumah count. Ibu, dengan senyum sumringahnya datang kepadaku yg sedang duduk dibangku rias.

"Audrey, lihatlah, tuan count mengirimkan kita hadiah lagi. Bukankah ini terlalu banyak? Dia juga mengirimkan sebuah gaun cantik untuk dipakai olehmu saat pernikahan nanti. Lihatlah." Seru ibu.

     Astaga ibu, dia melakukan ini karena ibu. Orang itu takkan melihatku jika tak ada ibu. Walaupun beberapa hari setelah pernikahan dia perhatian padaku, itu hanya sementara waktu saja, karena anaknya lah yg paling diutamakan.

     Aku hanya tersenyum menanggapi ibu yg menunjukkan gaunnya kepadaku.

    

Busana yg dimaksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Busana yg dimaksud.

     Gaun itu memang cantik dilihat sekilas dan gaun itu juga yg kupakai dikehidupanku sebelumnya. Tapi karena hal itulah membuat diriku dipermalukan didepan banyak tamu.

    Gaun hitam yg terlihat elegan itu merupakan gaun yg terbuat dari kain kualitas rendah yaitu kain polyester. Dulu, aku mana tahu soal ini bahkan ibu. Karena kualitas rendah itulah, aku dikucilkan dan dicemooh banyak orang.

     Dan ternyata, waktu itu yg memilih gaun tersebut adalah nora. Dia sengaja memanfaatkan kebodohanku agar mendapatkan penghinaan dan dikucilkan. Aku yg waktu itu tak sadar, berterimakasih pada nora karena memilihkan gaun ini dan hal itu kembali membuat diriku ditatap rendah.

ÃŅŤÄĢØŇÌŞ Őŕ PÊÖŅÝ ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang