2 | Even You Don't Want Me

4.2K 598 348
                                    

                 MENJALANI tiga hari tanpa presensi seorang Abimana Kaiendra itu rupanya jauh lebih sulit dari yang Jennie bayangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MENJALANI tiga hari tanpa presensi seorang Abimana Kaiendra itu rupanya jauh lebih sulit dari yang Jennie bayangkan.

Hampir genap dua tahun bersama, agaknya Jennie secara tak sadar selalu bergantung pada lelaki itu. Kedua orang tuanya yang sibuk sekaligus jarang berada di rumah membuat Jennie yang sejatinya suka dimanja menjadi tidak punya objek untuk merealisasikan sifat bawaan lahirnya tersebut-hingga eksistensi Kai masuk ke dalam hidupnya, Jennie merasa diberi ruang untuk mengekspresikan dirinya sendiri lewat lelaki itu.

Jennie bukan tipikal gadis yang suka bergonta-ganti pasangan. Terhitung ia baru pernah dua kali berpacaran, yang pertama saat ia kelas delapan SMP, ia mendapat sosok pacar rupawan namun tukang mengatur ini-itu. Mentang-mentang dirinya cantik, Jennie dilarang keras berhubungan dengan cowok manapun. Semua kontak teman-teman Jennie dihapus hingga tersisa anggota Tinuviel (yang dahulu belum dinamai begini) tanpa nomor cowok satu pun yang tersisa.

Sudah begitu, ketika ingin pergi kemana-mana, Jennie diwajibkan untuk melapor disertai foto pakai time stamp-orang tuanya sendiri saja terkadang acuh, kenapa remaja ABG dulu dengan bodohnya bisa mengendalikan Jennie sepenuhnya?

Oleh karenanya usai hubungan berakhir, Jennie langsung membentengi diri dengan menjadi gadis yang galak dan lebih selektif lagi masalah asmara. Belasan cowok dia tolak, tak jarang Jennie tanpa sengaja mendengar beberapa di antaranya mengejek Jennie jual mahal, sombong, dan sok pilah-pilih.

Jennie enggan peduli. Ia bahkan bertekad untuk mempertahankan status single-nya sampai dirinya kuliah, tetapi semua pendiriannya berubah kala Jennie naik ke kelas sembilan. Dia yang tengah main di rumah Seolla bersama Josie pun bertemu dengan Kai-teman sekelas Seolla yang saat itu kebetulan berkunjung ke rumah Seolla untuk minta diajari praktikum biologi.

Pada awalnya, Jennie mengira Kai itu hanya bermodal modus pada Seolla dengan datang seorang diri sambil berpakaian rapi dan bermodal senyuman manis yang menawan. Aroma citrus khas lelaki itu pun sampai sekarang Jennie masih hapal dengan betul, salah satu hal yang membuat Jennie tertarik pada Kai pada first impression saat itu. Jennie suka cowok yang wangi dan pandai dalam berpenampilan.

Kisah pertemuan sesama orang good looking itu memang amatlah simple dan klise. Singkatnya, Jennie dan Kai merasakan ketertarikan yang sama, Seolla yang menjadi jembatan di antara keduanya. Kai selalu mendekati Jennie secara terang-terangan, tidak bermodal gombalan memuakkan yang memprioritaskan tindakan ketimbang basa-basi.

Kai merupakan sosok lelaki paling sempurna yang pernah Jennie temui. Dia bisa mengimbangi Jennie yang terkadang tempramen, tidak pernah menjungjung ego, selalu meminta maaf terlebih dahulu, dan yang paling penting tidak pernah posesif apalagi mengatur-ngatur.

Kekurangan Kai hanya dua. Yaitu terlalu naif dan ceroboh. Seperti sekarang contohnya-akibat kecerobohan lelaki itu, Jennie harus berdiri subuh-subuh seraya menekan bel berkali-kali di depan pintu rumah bercat biru muda dimana lampu rumah ini masih dibiarkan redup, pertanda sang pemilik masih terlelap.

SMK [ blackvelvet ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang