"Hamba tidak berani berbohong dihadapan nona ChuXi."
"Mereka sekarang tunduk kepadaku, mereka akan mati ditanganku saat itu juga jika berdusta. Untuk apa aku menjelekkan namaku sendiri." Pertunjukan yang dilakukan ChuXi memang menjadi tontonan yang epic. Para pangeran dari seluruh negeri memandang ChuXi penuh puja.
"Sudah kuputuskan, Ibu selir Ning dan permaisuri akan dihukum cambuk sebanyak 100 kali dan harus membuat 25 puisi indah."
"Ummm... Tunggu yang mulia. Hamba punya ide yang lebih bagus lagi. Bagaimana selama 2 bulan Ibu selir Ning dan Permaisuri dihukum membersihkan kediaman masing-masing dan bahkan tanpa pelayan pribadi mereka. Saya rasa hukuman itu juga akan mendidik mereka."
"Beraninya kau ChuXi!!" geram Jia Yu.
"Baiklah hukuman mereka akan di laksanakan sesuai ide dari ChuXi Gongzhu, dan dimulai besok pagi."
"Kalian bawa mereka pergi!" titah ChuXi di angguki Liu bersaudara. Lalu ChuXi kembali duduk dengan senyumannya.
"ChuXi, siapa mereka?"
"Mereka orang-orang yang membantuku kemarin. Tapi untuk yang terakhir adalah gegeku." ChuXi menunjukkan senyum manisnya pada Shen Ji. Membuat iri para pangeran yang melihat keserasian mereka. Setelah acara minum teh selesai, para tamu undangan mulai meninggalkan istana dan kembali ke penginapan yang mereka sewa untuk bermalam.
======
"Shen Ji gege, aku ingin pergi...." Rengek ChuXi yang di hadang Shen Ji.
"Kau tidak diijinkan pergi tuan putri." sebuah suara menginterupsi mereka.
"Hua Chen gege!!" ChuXi merentangkan tangannya memeluk Hua Chen, setelah kaget Hua Chen menyambutnya.
"ChuXi kau tetap tidak di ijinkan keluar istana."
"Hua Chen gege, aku ini kelaparan ingin membeli makanan di pasar sana."
"Apa kau kelaparan? Bukannya aku sudah menyiapkan makanan yang lezat di dalam tadi?"
"Apa kau tak melihat pelayan sialan yang diperintahkan permaisurimu itu? Dia hanya memberiku sedikit makanan, hingga Lin Mei terus menggerutu di belakangku."
"Benarkah?"
"Kalau kalian tak ingin menemaniku, aku bisa pergi sendiri."
"Tunggu kami akan menemanimu."
"Dengan jubah nagamu ini? Kau yakin?"
"Aku akan segera kembali, kalian harus menungguku." Hua Chen berbalik menuju kediamannya, bergegas mengganti pakaiannya. Cukup lama hingga ChuXi kembali merengek.
"Shen Ji gege, kenapa Hua Chen gege sangat lama? Aku sudah sangat lapar?"
"Tunggu dulu nanti dia marah."
"Hari semakin larut kenapa dia sangat lama, apa dia mandi dulu?"
"Tunggu lah sebentar lagi."
Sementara Hua Chen terhalangi oleh ibu suri yang mengajaknya membicarakan masalah permaisuri dan ibu selir, agar masa hukuman mereka di persingkat. Perdebatan sengit membuat mereka saling adu mulut, ibu suri terus membela menantunya sedangkan Hua Chen yang mengagungkan Chuxi.
"Shen Ji!" Hua Chen mengagetkan Shen Ji yang fokus berjaga melihat suasana diluar gerbang istana.
"Dimana ChuXi?"
"Dia bilang akan menyusulmu tadi."
"Dimana? Dia tidak ada. Cepat cari dia." Hua Chen dan Shen Ji mencari ChuXi tanpa membuat keributan. Setelah mengelilingi istana, mereka menemukan ChuXi tertidur dibawah pohon persik terbesar dan satu-satunya dalam istana.
"Astaga ChuXi." keluh Shen Ji.
"Kalian kembalilah, aku akan membawanya kekamar."Hua Chen kini menatap ChuXi yang terlelap. Lalu duduk di samping nya menatap mata indah yang terpejam, bibir cerewetnya sesekali mengunyah sisa buah persik yang dimakannya. Hua Chen menggendong ChuXi menuju kamarnya, suasana malam yang sepi membuat ChuXi semakin terlelap dalam pelukan Hua Chen.
"Ayam... Rendang..." ChuXi menggumam dan terus menggerutu.
"ChuXi, kau ini sangat lucu." nasib naas menimpa mereka, saat melewati jembatan, Hua Chen terjatuh membuat ChuXi terlempar dari pelukannya.
"Aaakkk.... "teriak ChuXi saat tubuhnya melayang di udara. Hua Chen hanya bisa menatapnya. ChuXi di selamatkan sebelum tubuhnya menyentuh tanah, tubuhnya melayang dan berdiri dengan sempurna.
"Hua Chen gege, kenapa kau melemparkan ku?"
"ChuXi meimei!!" Liu bersaudara muncul dibelakangnya.
"Gege, Jiejie?"
"Kau tak apa ChuXi?" Heping memutari tubuh ChuXi.
"Eng... Aku tak apa gege. Kalian yang menyelamatkanku?"
"Siapa lagi? suaramu terdengar sangat keras."
"Dan kau tak bisa kah berhati-hati? Kau membahayakan meimei kami." Yan Yang menatap murka ke arah Hua Chen.
"Siapa kalian berani dengan kaisar Hua Chen?"
"Apa yang dibanggakan dari kaisar seperti mu, cih." Yan Yang meremehkan Hua Chen.
"Gege, sudahlah. Dan jiejie kau tak boleh berkata sembarangan dengan kaisar." ChuXi menahan dada Hua Chen agar tak emosi.
"Kalau begitu kami permisi." Liu bersaudara terbang keluar dari istana.
"Siapa mereka itu ChuXi?"
"Mereka gege dan jiejie ku. Sudah jangan anggap mereka serius, mereka sering menggunakan otot daripada otak." ChuXi berjalan menjauh.
"ChuXi maafkan aku membuatmu menunggu terlalu lama."
"Aku tak apa menunggu, saat aku menyusulmu kau sedang berbicara dengan ibu suri, jadi aku mencari buah persik di sana. Aku sangat kelaparan..." ChuXi memasang wajah melas yang menggemaskan, membuat Hua Chen tersenyum.
=======
Hewooo..
Satu pertanyaan episode kali ini.Suka ChuXi Gongzhu yang manja atau berkharisma?
Yoon Hilda
(Authornim)
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Wei
Ficção HistóricaKekaisaran Wei yang digadang memiliki tuan putri yang tak berguna di acuhkan bahkan tak pernah di perkenalkan kepada masyarakat. Kaisar terdahulu selalu membawa putri muda dari selir agung di setiap kegiatan kekaisaran. -Kekaisaran Wei 520 M- Seoran...