Part 1 (Revisi)

10.8K 241 5
                                    

Halo, kenalin nama gue Dita Amalia dan umur gue 25 tahun. Kalau kalian baca nama gue pasti kalian berpikir gue adalah perempuan yang sangat anggun dan lemah lembut. Tapi pada kenyataanya sangat berbeda hahahaha. Gue memiliki fisik gendut dan berat badan gue 80kg ditambah kulit gue sawo matang. Kalau tinggi sih cuma 159 cm aja. Dan kalian mesti tau walau gue gendut, tetapi olahraga kesukaan gue itu TINJU. Selain itu gue juga suka seni lukis tubuh yaitu tato. Ya kalian bisa bayangkanlah bagaimana penampilan gue seperti apa. Orang-orang bilang sih gue seperti preman tapi gue gak pernah berbuat jahat sekalipun. Untuk kerjaan, gue bekerja jadi tukang parkir dan guru dadakan untuk anak-anak yang enggak mampu bayar sekolah. Gue pengen biar mereka punya ilmu dasar biar mereka gak gampang dibodoh-bodohin sama orang lain.

Di dunia ini gue gak sendiri karena gue tinggal sama Ibu yang namanya Ratih sementara ayah gue, beliau sudah meninggal sejak gue SMP. Selain itu gue tinggal bersama dengan 5 orang adik angkat gue yang bernama Ijal, Rizki, Yoga, Santi, Cia. Mereka semua itu adalah anak-anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Gue sangat menyayangi mereka

Gue juga punya sahabat bernama Rian dan kita berteman sejak kecil. Sekian singkat tentang diri gue.

*****

Pagi hari ini Dita pamit kepada ibunya untuk pergi kerja "Bu, Dita pamit kerja dulu soalnya hari ini rukonya buka lebih pagi." Tak lupa untuk mencium tangan Ibu Ratih.

"Hati-hati ya Dit," kata Ibu Ratih. Akhirnya Dita pergi ke ruko dengan menaiki kendaraan umum.

Sesampainya di ruko tiba-tiba Dita melihat pencopet yang merampas barang milik seorang ibu. Tanpa berpikir panjang Dita langsung mengejar pencopet tersebut. Walaupun badan Dita besar tetapi untuk urusan berlari dia sangat cepat. Setelah berhasil mengejar dan mengambil kalung tersebut Dita kembali menemui Ibu tersebut. "Ibu ini kalungnya saya kembalikan," kata Dita sambil mengatur nafasnya.

"Terima kasih ya nak kamu sudah menolong ibu. Oh Iya nama kamu siapa nak ?" Ibu Itu bertanya sambil memberikan senyuman.

"Nama saya Dita Amalia. Kalau nama Ibu siapa ?" tanya balik Dita.

"Nama Ibu, Mira Adiwijaya," jawab ibu MIra, "sekali lagi Ibu berterima kasih banyak sama kamu. Ibu gak tahu kalau kamu gak menolong Ibu pasti kalung ini tak akan pernah kembali. Kalung ini sangat berarti untuk keluarga kami," ucap Ibu Mira.

"Memang ini kalung apa Bu ?" tanya Dita.

"Kalau dari bahannya atau pun harganya saya tidak peduli, tapi kalung ini adalah kalung warisan dari keluarga suami Ibu," kata Ibu Mira.

"Wah kalung ini sangat berharga sekali ya bu. Saya senang bisa membantu ibu jadi kalung ini tak jadi hilang," ucap Dita.

"Nah karena kamu sudah menolong ibu, Ibu harus melaksanakan nazar saya," ungkap Ibu Mira.

"Memang Ibu bernazar apa ?" tanya lagi Dita.

"Saya tadi bernazar kalau yang menolong saya laki-laki, saya jadikan anak saya tetapi kalau perempuan saya jadikan menantu saya," jelas Ibu Mira.

"Ya ampun Bu, saya menolong Ibu tulus tanpa berharap apa-apa," tolak Dita.

"Tapi Dita saya sudah berjanji jadi saya harus penuhi nazar saya untuk menjadikan kamu menantu saya," paksa Ibu Mira sambil memohon.

"Aduh Bu penampilan saya seperti ini, mana mau anak Ibu sama saya," tolak Dita lagi.

"Masalah anak Ibu itu bisa kita bicarakan lagi, jadi kamu mau ya ?" desak Ibu Mira.

"Maaf Ibu saya gak bisa. Saya sangat tulus menolong ibu, tapi saya gak bisa mengabulkan permintaan ibu," lirih Dita yang tetap pada pilihannya.

"Ya sudah tak apa. Terima kasih kamu sudah menolong saya. Kalau kamu butuh bantuan kamu bisa hubungin saya ke nomor ini," kata Ibu Mira dengan nada sedih sambil memberikan kartu namanya.

"Baik bu. Saya permisi dahulu."

Setelah Dita pamit dan dianggukki oleh Ibu Mira, mereka langsung berpisah kearah yang berbeda.

Setelah berpisah dengan Dita, Ibu Mira langsung menelpon seseorang "tolong kamu ikuti kegiatan sehari-hari Dita Amalia dan laporkan semua ke saya," perintah Ibu Mira. Setelah selesai menelpon Ibu Mira pergi ketempat butik langganannya yang berada tak jauh dari ruko.

Sementara Dita, dia langsung pergi ke tempat kerjanya setelah berpisah dari Ibu Mira. "Itu ibu tadi aneh ya, masa iya mau jodohin anaknya sama orang yang baru ia kenal. Kalau orangnya cantik sih gak masalah tapi kalau bentukkannya kayak gue gini sih mana mau anaknya. Hahaha ada-ada aja ya tuh ibu-ibu," ucap Dita dalam hati

Sesampainya di sana Dita langsung menemui Rian "Maaf ya Yan gue telat," kata Dita.

"Iya gakpapa selow. Emang lo dari mana sih Dit?" tanya Rian.

"Oh tadi gue nolong ibu-ibu yang kecopetan," jawab Dita.

"Ketangkep gak copetnya ?" tanya Rian lagi.

"Untungnya dapet sih tuh copet," jawab Dita lagi dengan bangga.

"Emang lu paling jago kalau lari hahaha," tawa Rian.

"Iya hahahah. Tapi heran kenapa gue gak kurus-kurus yaa ?" tanya Dita pada diri sendiri.

"Udah gak usah dibahas lagi sekarang kita kerja aja," sanggah Rian.

Dita tak menceritakan permintaan Ibu Mira karena dia yakin bahwa dia tak akan bertemu lagi dengan Ibu Mira.

Akhirnya mereka mulai kerja lagi. Saat jam makan siang Rian dan Dita berencana pergi ke warung makan dibelakang ruko. Saat berjalan menuju ke sana tiba-tiba Dita menabrak seorang wanita dan langsung berkata, "eh kalau jalan pake mata dong !" bentak wanita.

"Maaf mbak saya gak sengaja," sesal Dita.

"Enak banget ya lo minta maaf. Maaf lo itu gak bisa bikin baju gue jadi bersih lagi tau !" bentak wanita Itu, "heran gue badan doang digedein. Lo gak tau ya baju ini limited edition dan rusak dengan sekejap sama lo !" marah wanita Itu lagi.

Karena tak tahan melihat Dita dihina terus menerus akhirnya Rian membelanya "Maaf Nyonya bisa kah anda tak menghina orang lain ?" tanya Rian.

"Siapa yang menghina sih ? Orang saya berkata apa adanya," cibir wanita itu.

"Saya tahu Nyonya tapi kata-kata anda itu sudah berlebihan kepada temen saya !" bela Rian dengan tegas.

"Eh orang kalian orang miskin, gue heran sama kalian udah salah nyolot lagi !" sindir wanita tersebut.

Sebelum Rian membalas lagi perkataan wanita itu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dan menghampiri mereka bertiga dan berkata "Ada apa sayang ?" tanya laki-laki itu.

"Ini loh sayang baju aku rusak ketumpahan kopi dan semua ini gara-gara si gendut ini nabrak aku," lapor wanita itu sambil menunjuk Dita.

"Ya ampun masalah ini aja dibikin lama," kata laki-laki itu.

"Tapikan baju ini mahal sayang dan ini limited edition," rengek wanita itu.

"Nanti kita beli yang lebih bagus lagi jadi gak usah marah-marah. Kita harus cepat pergi dari sini soalnya aku harus ketemu lagi sama klien 1 jam lagi," kata laki-laki itu.

"Beruntung ya lo berdua gara-gara pacar gue kalian bisa selamat. Awas ya kalian muncul lagi dihadapan gue," ancam wanita itu.

Setelah Itu Rian dan Dita langsung pergi dari hadapan laki-laki dan wanita itu.

Istriku Preman GendutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang