Setelah tiba di kediamannya, Papa Bagas langsung dihampiri oleh sang istri. "Gimana Pa, bisa dibatalkan pembuatan mallnya ?" tanya Mama Mira penasaran.
Papa Bagas langsung mengaggukkan kepalanya sambil tersenyum. Melihat balasan dari sang suami seperti itu membuat dirinya bahagia dang langsung memeluk erat serta memberikan kecupan disetiap sisi wajah suaminya sebagai bentuk kebahagiaannya.
"Makasih ya Papa. Mama makin sayang banget sama Papa," ucap Mama Mira.
"Apa imbalan buat Papa Ma ?" tanya Papa Bagas dengan bahagia.
"Papa boleh minta apa aja, Mama pasti kasih," jawab Mama Mira dengan senyuman.
Mendengar jawaban Mama Mira membuat Papa seketika itu langsung menggendong sang istri ala bridal style. Sementara Mama Mira sedikit berteriak karena ulah sang suami.
Tanpa berlama-lama lagi Papa Bagas langsung membawa Mama Mira kedalam kamar dan setelah itu hanya terdengar suara desahan yang saling berbalasan.
*****
Setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya Yoga bisa keluar. Tetapi ada hal yang membuat dirinya bersedih. Hal itu adalah kedua kaki Yoga saat ini tidak bisa berjalan akibat benturan saat kecelakaan. Butuh terapi agar bisa kembali normal.
Dita sangat sedih melihat keadaan sang adik seperti ini. Ia bertekat agar bekerja lebih giat sehingga dirinya bisa membiayai terapi untuk adiknya itu.
Sesampainya mereka dirumah, Dita melihat supir pribadi dari Ibu Mira sedang menunggu di depan rumah mereka. Kemudian supir tersebut menghampiri Dita dan berkata "Non Dita bisakah ikut dengan saya ?"
"Ada apa ya pak ?" tanya Dita dengan kebingungan.
"Saya diperintahkan oleh Nyonyah Mira untuk menjemput Non Dita," jawab sang supir.
Mendengar jawaban dari supir tersebut, Dita langsung menatap Ibu Ratih dengan meminta persetujuan. Lalu Ibu Ratih menganggukan kepala sebagai tanda kalau beliau mengizinkannya. Kemudian Dita langsung pergi bersama supir pribadi Ibu Mira.
Saat tiba di kediaman Adiwijaya, Dita langsung disambut oleh sepasang suami istri sang pemilik rumah dengan wajah yang sangat bahagia. Dita heran dengan sikap Pak Bagas dan Ibu Mira. Padahal terakhirsaat dirinya membatalkan perjodohan tersebut, sepasang suami istri itu sangat kecewa kepada dirinya.
"Akhirnya kamu datang lagi sayang," ucap Ibu Mira sambil memeluk Dita.
Dita membalas pelukan tersebut.
"Mungkin kamu bingung kenapa kami meminta kamu untuk datang kesini. Kami mengundang kamu karena ada hal yang ingin kami bahas," ucap Pak Bagas yang seakan tahu isi pikiran Dita.
"Mau Mama atau Papa aja yang jelasin ke Dita ?" tanya Pak Bagas pada sang istri.
"Mama aja Pa," jawab Ibu Mira. Pak Bagas pun menganggukkan untuk mempersilahkan sang istri menjelaskan.
Akhirnya Ibu Mira menjelaskan semuanya kepada Dita. Sementara Dita tak bisa berkata-kata mendengar penjelasan dari Ibu Mira. Ia tak menyangka kedua pasang suami istri itu rela melakukan hal itu demi dirinya agar mau menerima perjoddohan tersebut.
"Jadi gimana sayang, kamu tetep maukan menikah dengan Panji ?" tanya Ibu Mira penuh harap.
Dita tak bisa menolak permintaan Ibu Mira apalagi dengan semua yang telah mereka lakukan untuk keluarga dan penduduk ditempat tinggalnya. Dengan yakin Dita menerima permintaan Ibu Mira.
Kedua pasang suami istri itu langsung bahagia karena pada akhirnya Dita mau menerima untuk dinikahkan dengan anak mereka setelah semua yang telah terjadi. Ibu Mira langsung memeluk Dita karena telah menerima permintaanya. "Terima kasih sayang kamu mau menerimanya," ucap Ibu Mira dengan senang.
Papa Bagas sangat senang melihat kedekatan sang istri dengan Dita. Ia yakin dan percaya kalau pilihan sang istri tak salah menjadikan Dita sebagai calon istri untuk anaknya.
"Yaudah besok kamu kesini lagi ya, kita makan malam," Ibu Mira.
"Baik Bu," balas Dita.
*****
Kalau saat ini Papa Bagas dan Mama Mira sedang berbahagia, lain halnya dengan anak semata wayangnya yaitu Panji. Setelah dibatalkan proyek pembangunan mall, Panji langsung menelpon teman-temannya untuk berkumpul di klub malam tempat biasa mereka berkumpul. Akhirnya dia melampiaskan dengan banyak meminum minuman alkohol.
Setelah itu dia menyewa seorang jalang untuk one night stand agar bisa melupakan sementara permasalahannya.
Kemudian dia melemparkan uang kertas berwarna merah sebanyak 30 lembar dan kembali ke apartemen pribadinya dengan dijemput oleh supir pribadinya.
*****
Keesokan harinya Panji terbangun dari tidurnya. Kepalanya sangat berat karena efek minum alkohol. Sejujurnya ia malas sekali untuk berangkat ke kantor tetapi siang nanti dia harus ada meeting untuk mencari lahan baru agar proyek pembangunan mall tetap dilanjutkan.
Setibanya di ruang kerjanya, ia melihat Papa Bagas duduk di dalam ruangannya. "Papa kok gak bilang Panji kalau mau datang," ucap Panji yang terkejut dengan kehadiran papanya.
"Sengaja Papa tidak memberitahu kamu karena Papa kesini bukan mau bahas masalah perusahaan tetapi masalah mamamu," ucap Papa Bagas.
"Mama ?" bingung Panji.
"Kamu tahu kan kalau mama kamu itu sangat ingin sekali menjadikan Dita sebagai menantu ?" tanya Papa Bagas.
"Iya Panji tahu," jawab Panji
"Panji, gimana menurut kamu tentang Dita ?" tanya Pak Bagas.
"Gak tau Pa, Panji susah jelasinnya," lirih Panji.
"Papa tahu kamu tak suka dengan pilihan mamamu, tapi menurut Papa setelah bertemu dengan Dita dan melihat sikapnya papa yakin Dita anak yang baik. Masalah penampilan bisa dirubah seiring berjalannya waktu."
"Kepribadiannya juga sangat berbeda dengan wanita yang selama ini berkencan denganmu. Jadi Papa harap kamu bisa belajar mencintai Dita," sambung Papa Bagas.
Panji terdiam mengdengar nasehat dari Papa Bagas.
"Nanti malam kita akan makan malam bersama Dita, Papa dan mama berharap kamu datang. Papa minta kamu jangan kecewakan mama," pinta Papa Bagas setelah itu meninggalakan ruang kerja anaknya.
*****
Selama 2 jam Dita bekerja mengantar koran dari rumah ke rumah. Setelah itu pergi ke kedai makanan untuk mencuci piring. Selesai dari kedai makanan Dita menjadi pengantar paket tetapi tak bisa sampai selesai karena Dita ijin karena ada keperluan.
Setelah seharian bekerja Dita segera mempercepat langkahnya untuk kembali ke rumah karena dia harus ke rumah Ibu Mira untuk makan malam.
Saat sedang bersiap-siap, Sinta memanggilnya dan memberitahu ada seseorang yang sedang mencari dirinya. Orang itu adalah supir suruhan Ibu Mira untuk menjemputnya. Dita pun mempercepat persiapannya.
Dita telah sampai dikediaman Keluarga Adiwijaya dan yang paling ia sukai saat tiba yaitu sambutan hangat dari Pak Bagas dan Ibu Mira yang membuat dirinya sangat nyaman.
"Hai Sayang, ayo masuk," ajak Ibu Mira kepada Dita untuk menuju ruang keluarga.
Kemudian Ibu Mira izin untuk memanggil anaknya, "Pa, Dita, Mama izin sebentar ya mau memanggil Panji yang masih di kamar," ucap Ibu Mira.
Sebenarnya Dita langsung gugup ketika mendengar perkataan Ibu Mira yang akan memanggil Panji. Tetapi Dita hanya bisa berdoa jika semua ini terjadi pasti izin dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya Ibu Mira datang ke ruang keluarga bersama Panji.
"Ma, Pa bisa tinggalkan kami berdua ? Ada yang mau aku bicarakan dengan Dita," pinta Panji.
"Yaudah Papa sama Mama duluan ke ruang makan ya," ucap Papa Bagas sambil mengajak sang istri. Mereka berdua membiarkan Panji dan Dita untuk saling berbicara karena Panji dan Dita butuh waktu untuk menerima ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Preman Gendut
RomanceGuys cerita ini bukan tentang ena2 yaaaaaaa. Cerita ini khusus untuk 21+ Jadi buat kalian yang belum cukup umur ya jangan baca. Tapi kalau maksa ya tanggung sendiri akibatnyaaaa. Dita adalah seorang preman yang tinggal dipinggiran kota. Walaupun me...