Part 9 (Revisi)

4.3K 218 22
                                    

"Kok lo jadi terima perjodohan ini," geram Panji.

"Lo tergiur ya sama harta keluarga gue," tuduh Panji.

"Apa maksud lo ngomong gitu ?" balas Dita dengan emosi.

"Sedikitpun gue sama sekali gak peduli dengan keluarga lo. Gue terima perjodohan ini karena Ibu Mira sudah menolong keluarga gue untuk membiayai operasi adik gue yang kecelakaan ditambah lagi Pak Bagas sudah membatalkan penggusuran itu," ucap Dita.

Panji mendengar alasan tersebut langsung diam. Ia tak menyangka kalau Dita mau berkorban demi keluarga dan warga disana. Selesai mereka berbicara, mereka langsung gabung dengan Ibu Mira dan Pak Bagas di ruang makan untuk makan malam bersama.

Selesai mereka makan malam Ibu Mira mengajak mereka semua untuk ke ruang keluarga. "Dit daripada kamu menjadi tukang cuci piring, tukang parkir dan apapun itu, bagaimana kalau kamu menjadi pengawal pribadi Panji saja ?" tawar Ibu Mira, "ya sekalian belajar mengenal satu sama lain Dit," lanjut Ibu Mira.

"Iya betul Itu Dit," kata Pak Bagas yang menyetujui rencana istrinya.

"Tapi saya tetep bisa ngajarkan Bu ?" tanya Dita.

"Saya tak mungkin meninggalkan anak-anak disana. Kasihan tak yang mengajari mereka," sambungnya lagi.

"Pasti dong sayang, Ibu senang sekali sama kamu. Jiwa sosial kamu sangat tinggi," ucap Ibu Mira yang terkagum.

Panji semakin tak menyangka dengan sifat Dita. Ada saja hal-hal baru yang baru ia ketahui. Sejauh ini belum ada hal negatif yang ia dapatkan kecuali penampilannya.

"Kalau kamu gimana Panji?" tanya Ibu Mira.

"Panji terserah Mama saja," jawab datar Panji.

"Dita juga terserah Ibu saja," jawab Dita.

Ibu Mira sangat senang karena Panji dan Dita akan bisa sering bertemu dan suatu saat nanti pasti cinta mereka akan tumbuh dengan sendirinya. "Yasudah mulai besok kamu kerja ya sayang," pinta Ibu Mira.

Dita pun diantar pulang ke rumahnya dan Panji langsung masuk ke kamarnya.

*****

Sesampainya di rumah, Dita langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat sedang rebahan di atas tempat tidur, Ibu Ratih menghampirinya "Nak kenapa belum tidur ?" tanya Ibu Ratih sambil mengelus kepala anaknya.

"Gak papa Bu, Dita belum ngantuk aja," jawab Dita.

"Gimana tadi acara makan malamya ?" tanya Ibu Ratih.

"Ya begitulah Bu. Besok aku diminta buat jadi pengawal pribadi Panji Bu,"keluh Dita.

"Ya gak papa kan biar kalian saling bisa deket." Ibu Ratih menyemangati Dita.

"Sekali lagi Ibu minta maaf ya nak karena kita kamu harus seperti ini" sambung Ibu Ratih.

"Jangan bilang seperti itu lagi Bu. Aku sudah ikhlas kok jalanin ini semua." Dita tak ingin Ibu Ratih menyalakan dirinya terus menerus.

*****

Keesokan paginya Dita ke rumah keluarga Adiwijaya karena hari ini adalah hari pertama dia kerja. "Selamat pagi Pak Bagas dan Ibu Mira!" sapa Dita dengan senyuman.

"Sayang mulai sekarang panggil kita Mama dan Papa ya. Sebentar lagi kamu menjadi anggota dari keluarga ini," pinta Ibu Mira.

"Iya Bu eh maksudnya Mama dan Papa," ucap Dita salah tingkah.

"Yaudah Ma, Papa pergi dulu ya," pamit Papa Bagas.

"Hati-hati ya Pa," ucap Mama Mira sambil mencium punggung tangan sang suami.

Istriku Preman GendutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang