Dilain tempat Ibu Mira yang baru tiba dari urusannya langsung menemui sang suami yaitu Bagas Adiwijaya di ruang kerjanya. "Papa, Papa, Papa," panggil Ibu Mira.
Ketika mendengar istrinya memanggil cukup keras langsung keluar dari ruang kerjanya. "Ada apa sih Ma ?" tanya Pak Bagas.
"Papa hari ini Mama sudah menemukan calon yang tepat untuk jadi istri anak kita," lapor Ibu Mira.
"Mama ketemu dimana ?" tanya Pak Bagas.
"Di dekat ruko yang tempat butik langganan Mama kalau pesen baju," katanya lagi.
"Coba Mama cerita dari awal kejadiannya sampai Mama bilang sudah menemukan istri buat anak kita," pinta Pak Bagas yang bingung dengan cerita istrinya itu.
"Gini Pa, tadi pagi aku pergi ke butik langganan Mama pakai kalung berlian ini buat dicocokin sama baju yang Mama pesan di butik itu. Terus pas Mama baru turun dari mobil, tiba-tiba kalung Mama dirampas sama orang. Lalu Mama teriak dan seketika anak itu langsung mengejar pencopetnya. Karena kalung ini sangat berharga untuk keluarga kita, akhirnya Mama bernazar jika yang menolong Mama laki-laki akan dijadikan anak kita, tapi kalau perempuan Mama jadiin menantu kita. Ternyata yang menolong Mama perempuan. Mama tak menyangka dengan penampilan dia yang seperti itu dia masih peduli dengan orang lain," penjelasan Ibu Mira.
"Memang penampilannya bagaimana sayang ?" tanya Pak Bagas.
"Dia badannya sangat berisi, dan tangannya dipenuhi tato tapi, kulitnya sawo matang tapi wajahnya sangat manis." jelas Ibu Mira.
"Terus dia mau diminta jadi mantu kita ?" tanya Pak Bagas.
"Dia menolaknya Pa, padahal Mama sudah memohon sama dia tetapi tetap saja dia menolak," lirih Ibu Mira, "dia bilang kalau dia menolong tidak mengharapkan pamrih," lanjut Ibu Mira.
"Salut juga ya sama dia," kagum Pak Bagas.
"Nah itu dia Pa yang membuat Mama semakin yakin kalau dia harus jadi mantu kita," Ibu Mira.
"Siapa nama perempuan itu ?" tanya Pak Bagas.
"Dita Amalia. Tadi Mama sudah meminta orang suruhan kita untuk mengikuti kegiatan sehari-hari Dita biar Mama bisa cari cara buat mewujudkan nazar Mama," ucap Ibu Mira.
"Tapi menurut Mama apa anak kita mau sama dia ? Yah Mama tahu sendiri selera anak kita sementara yang Mama inginkan untuk menjadi menantu kita sangat berbeda 180 derajat," ucap Pak Bagas.
"Mama yakin anak kita pasti menerimanya karena dia sangat menyayangi mama dan papanya jadi dia tak mungkin menolak permintaan kita," kata Ibu Mira.
"Mah daripada kita bahas anak kita, bagaimana kalau kita olahraga saja?" ajak Pak Bagas.
"Ngapain olahraga siang hari Pa?" bingung Ibu Mira.
Pak Bagas pun hanya membalas dengan senyuman penuh arti.
Ibu Mira langsung tahu maksud dari suaminya itu. Kemudian ia berkata "Papa ini semakin bertambah usia bukan kemesumannya menghilang, malah semakin bertambah," heran Ibu Mira.
"Kan mesum sama istri sendiri gak jadi masalah," ucap Pak Bagas dengan santai.
Karena tak ingin menerima ocehan dari istrinya Pak Bagas langsung menggendong Ibu Mira ala bridal style lalu membawa ke kamarnya dan terjadilah sesuai keinginan Pak Bagas yaitu olahraga saat siang hari. Hanya terdengar suara erangan yang penuh gairah dari kamar itu. Walaupun usia mereka tak muda lagi tetapi kemesraan diantara mereka semakin bertambah.
*****
Saat mereka berjalan ke warung makan Dita berkata "Makasih ya Yan lo udah membela gue tadi," ucap Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Preman Gendut
RomanceGuys cerita ini bukan tentang ena2 yaaaaaaa. Cerita ini khusus untuk 21+ Jadi buat kalian yang belum cukup umur ya jangan baca. Tapi kalau maksa ya tanggung sendiri akibatnyaaaa. Dita adalah seorang preman yang tinggal dipinggiran kota. Walaupun me...