Setelah mampir ke rumah sakit sebentar, Dita kembali ke rumah karena sore nanti ia akan mengajar. Sudah seminggu lebih ia tak mengajar karena permasalahan yang dia hadapi.
Setibanya di sekolah darurat yang masih satu pemukimannya, Dita langsung diserbu oleh teriakan para anak-anak.
"Ka Ditaaaaaa," teriak mereka sambil berlari untuk memeluk Dita.
"Halo semuanya," balas Dita yang juga memeluk mereka.
"Ka Dita kemana aja," tanya Iko, salah satu muridnya.
"Maaf yaa Ka Dita ada urusan jadi gak bisa ngajar," jawab Dita.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat interkasi Dita dengan anak-anak. Siapa lagi kalau bukan Rian. Lelaki itu selalu tersenyum melihat perempuan yang ia cintai bisa bersikap hangat dengan anak-anak. Apalagi senyuman yang terpancar dari wajah Dita yang sangat terlihat kalau perempuan itu menyanyangi anaka-anak dengan tulus dan itu membuat dirinya semakin mencintainya.
"Rian maaf gue baru dateng sekarang," ucap Dita yang melihat sahabatnya datang.
"Selow aja Dit, semuanya bisa bisa gue kerjain sendiri kok," balas Rian.
Akhirnya mereka pun memulai pembelajaran. Dita sangat senang karena anak-anak itu memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Ia juga tau kalau mereka semua memiliki cita-cita yang sangat tinggi. Dirinya hanya bisa berdoa semoga semua impian mereka bisa tercapai.
*****
Hari pun berganti. Semua manusia melakukan aktivitasnya masing-masing tak terkecuali Dita yang pagi hari harus bersiap-siap untuk mengantar koran. "Sin kakak pergi dulu ya. Kamu jaga adikmu dan rumah," pesan Dita.
"Hati-hati ya Kak," ucap Sinta sambil mencium tangan Dita.
Saat hendak meninggalkan rumah, Dita didatangi sekelompok warga.
"Dita tolong," ucap mereka sambil memohon.
"Ada apa ini ibu-ibu dan bapak-bapak ?," tanya Dita.
"Itu Dit ada orang-orang kantoran dan preman-preman yang datang kesini katanya mau gusur pemukiman kita," jawab salah satu warga.
"Ha !" teriak Dita.
"Kita harus gimana ini Dit ? Hanya rumah yang kami miliki," ucap salah satu warga dengan kesedihan yang lain menganggukkan kepala mereka.
"Memang mereka mau buat apa ?" tanya Dita.
"Mereka akan membuat mall," jawab seorang ibu.
"Dimana mereka ?" tanya Dita.
"Itu Dit di lapangan deket sekolah darurat," jawab seorang bapak.
"Ada apa ini Dit ?" tanya Rian yang baru datang.
Dita pun menjawab pertanyaan tersebut. Tak jauh berbeda dengan respon Dita, Rian juga marah dengan hal ini. Akhirnya dengan penuh amarah mereka semua menghampiri orang-orang tersebut.
Setibanya mereka disana, sudah ada alat penghancur bangunan yang siap dijalankan tetapi terhambat oleh warga yang tak setuju dengan adanya penggusuran tersebut.
Karena kemarahannya sudah sangat memuncak, Dita dan Rian pun menghajar para preman-preman yang tersebut dibantu oleh warga setempat. Perkelahian akhirnya tak bisa dihindari.
"Apa-apaan ini ?" teriak seorang pria yang baru saja datang.
Pria tersebut terkejut melihat preman-preman suruhannya sudah babak belur apalagi preman yang melawan seorang perempuan kondisinya cukup parah seakan tato yang menghiasi tubuh preman tersebut tak ada gunanya. Padahal yang dilawan adalah seorang perempuan yang penampilannya sebelas duabelas dengan premannya suruhannya itu.
Dita yang melihat pria yang baru datang itu, sedikit terkejut karena ia harus bertemu lagi orang sombong seperti pria tersebut. Tanpa ada rasa takut, Dita langsung menghampiri pria tersebut.
"Oh jadi lu bos mereka," ucap Dita.
"Maksud lu kirim mereka buat ngegusur kita dari sini apa ?" tanya Dita dengan penuh emosi.
"Lahan ini akan kami bangun untuk dijadikan mall," jawab pria itu dengan santai.
"Atas ijin siapa lu bisa ngegusur kami semua dari sini ?" tanya Rian yang tak kalah emosi.
Pria itu langsung memberi kode pada asistennya. Dengan cepat asisten terbut memberikan sebuah map. Kemudian pria itu langsung membuka mamp tersebut.
"Disini saya sudah membeli dari Pak Rachmat Raharjo dan ditanda tangani oleh para warga disini," jawab pria tersebut.
Seketika Dita dan para warga setempat mengingat kejadian sebulan yang lalu saat Pak Rachmat Raharjo selaku ketua RW datang dan memberikan uang sebesar 5 juta rupiah kepada setia kepala keluarga. Beliau mengatakan uang tersebut berasal dari bantuan pemerintah.
Mereka semua tak menyangka kalau mantan ketua RW tersebut ternyata sudah menipu warga sekitar. Mengapa disebut mantan karena seminggu yang lalu Pak Rachmat beserta keluarga telah pindah tempat tinggal dan lebih menyedihkannya lagi beliau membawa sisa uang penjualan lahan.
Yang awalnya Dita, Rian dan warga setempat penuh dengan emosi, seketika itu wajah mereka beruah menjadi sedih. Mereka tak bisa melawan karena pihak tersebut memiliki bukti yang kuat ditambah lagi dengan tanda tangan setiap kepala keluarga yang menerima uang tersebut.
"Oke bisa beri kami semua 1 bulan untuk mencari tempat tianggal yang baru," ucap Dita yang berharap belas kasihan.
"Maaf kami tidak bisa memberikan waktu selama itu. Oke kalau kalian butuh waktu untuk mencari tempat tinggal baru, saya beri waktu 1 minggu untuk kalian," ucap pria tersebut.
Dengan berat hati Dita, Rian dan warga setempat menerima keputusan tersebut.
*****
Karena kejadian tadi, memuat Dita tak bisa bekerja mengantar koran. Jadinya hari ini ia memulai dengan bekerja di kedai makanan untuk mencuci piring. Selesai dari kedai makanan Dita menjadi pengantar paket tetapi tak bisa sampai selesai karena Dita ijin karena ada keperluan.
Setelah seharian bekerja Dita segera mempercepat langkahnya untuk kembali ke rumah karena dia harus ke rumah Ibu Mira untuk makan malam.
Saat sedang bersiap-siap, Sinta memanggilnya dan memberitahu ada seseorang yang sedang mencari dirinya. Orang itu adalah supir suruhan Ibu Mira untuk menjemputnya. Dita pun mempercepat persiapannya.
Setibanya di rumah Ibu Mira, Dita langsung di sambut oleh Ibu Mira dan suaminya. Dita pun dengan cepat langsung turun dari mobil karena tak ingin membuat pemilik rumah menunggu. "Selamat malam Pak, Bu," sapa Dita.
"Selamat datang sayang. Perkenalkan ini suami Ibu namanya Pak Bagas," ucap Ibu Mira.
Dita pun langsung memberikan tangannya untuk menyalim tangan Pak Bagas "Perkenalkan Pak nama saya Dita,"katanya.
Kesan pertama yang di mata Pak Bagas bahwa Dita anak yang sangat sopan terlepas dari penampilannya saat ini.
Setelah berkenalan, Dita pun disuruh masuk dan dipersilahkan duduk di ruang tamu. "Kesibukan kamu apa Dit ?" tanya Pak Bagas.
"Biasanya saya menjadi tukang parkir Pak tapi karena sedang ada kebutuhan yang mendesak jadi sekarang menjadi tukang cuci piring, pengantar paket dan pengantar koran yang upahnya dibayar perhari jadi penghasilannya lebih pasti," cerita Dita panjang lebar.
Ibu Mira dan Pak Bagas sangat kagum dengan usaha yang dilakukan Dita untuk keluarganya. "Tinggal sama siapa Dit?" tanya Pak Bagas lagi.
"Sama ibu dan kelima adik saya Pak," balas Dita dengan senyuman.
Ibu Mira sangat senang melihat keakraban antara Dita dan suaminya. Dita pun sangat berperilaku sopan dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Tak lama kemudian seorang laki-laki berjalan menghampiri mereka bertiga.
"Lo ?" ucap Dita dan lelaki tersebut secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Preman Gendut
RomanceGuys cerita ini bukan tentang ena2 yaaaaaaa. Cerita ini khusus untuk 21+ Jadi buat kalian yang belum cukup umur ya jangan baca. Tapi kalau maksa ya tanggung sendiri akibatnyaaaa. Dita adalah seorang preman yang tinggal dipinggiran kota. Walaupun me...