1. Pertemuan

19 9 6
                                    

Jakarta, 28 Februari 2018

Kringg..

Kring..

Bel istirahat telah berbunyi nyaring diseluruh penjuru SMK 21 . Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo sejak pelajaran terakhir berlangsung.

Lain dengan seorang cewek yang masih menyalin materi di papan tulis dengan ditemani ketiga temannya.

"Huuhh... Banyak banget sih materinya. Itu si Burik nggak pegel apa nulis segitu banyaknya. Gue aja yang baru nulis setengah udah capek." Keluh Arini menatap sendu buku tulisnya yang baru berisi setengah materi.

"Lo juga pinter banget sih. Bisa-bisanya lo malah tidur di jamnya si Burik. Untung lo nggak ketahuan rin, coba kalo ketahuan bisa mampus lo. Kayak lo nggak tau aja gimana kejamnya si guru BK itu." Windi menatap sebal ke arah temannya yang kelewat santuy itu.

Fyi, Burik itu singkatan dari Bu Rikma, guru Bahasa Indonesia sekaligus guru BK yang Very Very kejam galak dan bengis. Tidak ada kata ampun untuk siswa-siswi yang melanggar peraturan.

"Kayaknya gue masih lama deh selesainya. Lo semua duluan aja nanti kalo udah selesai, gue nyusul kesana." Arini berbicara dengan tangan yang sibuk menulis materi dari papan tulis tadi.

"Yaudah. Aku, Citra sama Windi ke kantin dulu ya. Kamu nggak papa kan kami tinggal sendiri?" Arum bertanya dengan ekspresi khawatir. Memang diantara ke empat cewek itu, hanya Arum lah yang plus akhlaqnya. Yang lainnya minus semua.

"Yaelah kayak nggak tau gue aja lo. Gue ini mantan anak taekwondo. Jadi lo tenang aja." Kali ini Arini menatap lawan bicaranya.

"Yaudah Hayukk. Gue udah laper banget nihhh." Citra yang sedari tadi diam, akhirnya mengeluarkan suaranya yang membahana se angkasa raya.

Dengan tidak sabar, Citra menarik Kedua temannya keluar kelas. Akhirnya mereka bertiga pergi ke kantin dan meninggalkan Arini sendiri di Kelas.

12 menit kemudian...

"Arghhh... kenapa masih banyak sih yang belum gue catet??" Dengan frustasi, Arini mencoret-coret bagian belakang bukunya, untuk meredam emosinya.

"Perasaan, gue udah nulis banyak banget deh. Kalo kayak gini ceritanya, gue gabakal bisa ke kantin dong. Udahlah gue lanjut nanti aja. Nih perut kayaknya emang harus diisi dulu deh. Yaudah bayy-bayy bukuuu." Arini beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kantin menemui teman-temannya.

▪ ▪ ▪

Di Lain Tempat, Tapi Di Jam Yang Sama...

Seperti hari-hari sebelumnya, meja makan di depan pintu masuk kantin, akan selalu diisi oleh sekumpulan cogan SMK 21, atau biasa disebut Most Wanted Boy.

The Gans adalah nama geng mereka. Geng itu terdiri dari 5 orang cowok yang memiliki karakter berbeda-beda.

Yang pertama, namanya Panji Anugrah. Cowok ganteng dengan segudang prestasi yang dimiliki. Meskipun terkesan dingin dan jarang ngomong, tapi pesona dia nggak usah diraguin lagi.

Selain jadi ketua di geng The Gans, dia juga jadi ketua osis di sekolah gue. Dia juga jago banget main futsal. Semua cewek-cewek di SMK 21 pasti pengen jadi pacarnya si panji. Tapi gue jadi pengecualian.

Yang kedua, namanya Dhafi Lukman Harris. Cowok yang paling ramah di geng The Gans. Dhafi itu satu-satu nya cowok yang paling perfect di SMK 21, menurut gue. Gimana nggak perfect cobak? Udah ganteng, baik, ramah, suka menolong, murah senyum, pinter, wakil ketua osis, trus ketua basket lagi.

ARDHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang