Me for You

217 23 4
                                    


Disinilah Mark berada sekarang, ia berdiri di depan sebuah toko bunga dan akan membeli sebuah buket bunga untuk Haechan, tentu saja atas perintah Jeno.


"Kumohon, lakukan ini demi aku, dan juga demi haechan. Dia pasien mu, kau harus mengutamakan keselamatan nya, oppa"


Mark akhirnya membeli satu buket mawar berwarna warni untuk Haechan. Ucapan Jeno memang ada benarnya, Haechan itu adalah pasien nya, dan ia harus berusaha agar haechan bisa tetap hidup.


Tapi tidak sengaja ia juga melihat Sehun yang juga berada di toko bunga yang sama dengan dirinya dan sedang memegang satu buket mawar merah yang entah untuk siapa.

Sehun tersenyum menatap bunga mawar itu, yang entah kenapa membuat Mark bergidik ngeri. Sehun tidak pernah menampakan ekspresi seperti itu sebelumnya.



Wajahnya selalu flat dan dingin tanpa ekspresi, ya seperti tembok yang datar. Dan melihat nya tersenyum seperti itu tentu saja membuat nya kebingungan.


Setelah ia membayar bunga yang dia beli, ia segera mengikuti langkah Sehun, dan berniat untuk bertanya, karena Mark tau sekali kakak dari kekasihnya ini sama sekali belum pernah berpacaran.



"Sehun Hyung, kau membeli bunga itu untuk siapa?" Tanya Mark sambil menghampiri Sehun.


Sehun terkejut menatap laki-laki yang lebih muda dari nya itu. Sehun bukan nya menjawabnya, ia malah bertanya balik dengan kelabakan,"kau juga, apa bunga itu untuk Jeno?"


Mark menggeleng, dan membuat Sehun tersadar. Bukan nya Sehun tidak tau masalah ini, karena adiknya sering kali menangis di rumah, bahkan ia hampir menyayat tangan nya dengan cutter.



"Jeno berusaha sangat keras untuk merelakan mu, Mark. Ia mengorbankan sesuatu yang berharga di hidup nya hanya demi Haechan. Dia sangat menyayangi gadis itu namun perlakuan yang ia dapat dari Haechan itu melukainya" ucap Sehun serius kali ini. Ia ingin Mark tau, bahwa ucapan adiknya untuk merelakan Mark demi Haechan itu sangat sulit


Mark menggangukan kepalanya mendengar perkataan Sehun. Ia tetap tidak mengerti kenapa jeno kekeuh merelakan dirinya untuk Haechan. Padahal ia tau Jeno memiliki cukup banyak teman di sekolah nya, namun ia tetap saja mempertahankan haechan disisinya




...........




Jongin melihat'adiknya yang terbangun dari tadi dengan jengah. Bagaimana tidak? Dari tadi Haechan terus saja membolak balikan Chanel televisi tanpa sedikit pun menonton nya, pikiran nya seperti kosong.




Ia berjalan ke arah haechan lalu menarik paksa remote tv itu dan membuat Haechan menatapnya tidak suka.



"Ada apa dengan mu sih?" Omel Jongin dengan kesal lalu ia akan berjalan balik ke kasurnya. Namun baru saja akan berbalik, Haechan menahan tangan nya.



"Aku ingin seorang teman. Eonnie, aku sungguh sungguh egois ya?. Aku tidak tau jika yang aku lakukan juga melukai banyak orang, namun aku gelap mata dan membuat semuanya menderita karena ku"


Mendengar perkataan Haechan entah kenapa membuat Jongin malah merasa lega, karena adik nya mengetahui letak kesalahannya sendiri tanpa harus ia beritahu.



"Tidak apa apa, asalkan sekarang kau sudah tau letak kesalahan mu, haechan. Eonnie menyayangimu dan akan selalu berada di sampingmu" Jongin memilih duduk di kasur sang adik dan memeluk 'bunny' nya itu.




"Haechan-ah, hari ini aku boleh keluar dari rumah sakit sebentar. Dan aku hanya akan menemani tao memilih gaun pernikahan nya. Jadi kau bisa kan disini sendirian? Tapi jangan khawatir, karena nanti Mark akan datang menjaga mu"  ucap Jongin. Ia mendengar handphone nya berbunyi, dan yang menelponnya adalah Sehun.




Ia tersenyum manis ketika melihat siapa yang menelponnya itu, jongin lalu berjalan mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar




"Jaga dirimu, haechan-ah" serunya sebelum pintu tertutup. Ia lalu bergegas turun dan menuju lobby rumah sakit untuk bertemu Sehun, ia berterimakasih karena dokternya ini mau membantunya keluar dan bertemu teman nya.




---------



Tidak beberapa lama setelah Jongin meninggalkan ruang inap, Haechan dapat melihat seseorang dengan pakaian serba putih berjalan menuju pintu ruang inapnya.



"Apa itu malaikat yang akan mencabut nyawaku hari ini?" Monolog nya dalam hati.




Ia memejamkan matanya ketakutan karena telah memikirkan malaikat pencabut nyawa yang membawa sabit untuk mencabut nyawanya.



Ia merapalkan beberapa doa bahwa dia belum mau mati sekarang.


Namun ia tidak kunjung merasakan apapun, maka dengan perlahan ia membuka matanya dan malah melihat satu buket bunga mawar indah yang ditujukan untuknya



Dan betapa kagetnya ia ketika melihat Mark lah yang memberinya bunga mawar itu. Laki-laki itu lalu menunjukan senyum manisnya kepada Haechan dan membuat gadis ini terus saja mencubit pipinya seakan merasa bahwa yang ada didepan nya semua adalah mimpi.



"Ini nyata kan?" Tanya Haechan sambil berseru tidak percaya. Ia lalu memeluk tubuh Mark dengan kencang.



"Aku untuk mu, haechan-ah" ucap Mark sambil terkekeh pelan ketika melihat gadis itu kegirangan di pelukan nya




TBC


Votment juseyo!!
Thank youu

𝐁𝐢𝐭𝐭𝐞𝐫𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang