Don't go

230 26 10
                                    

Mark mengajak Haechan untuk pergi ngedate ke sebuah cafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Ia juga tidak berani untuk mengambil resiko untuk membawa haechan pergi ke tempat yang jauh seperti taman bermain.



Karena kondisi Haechan sekarang tidak terlalu baik, tentu saja tidak mendukung mereka untuk pergi ke tempat yang cukup jauh dari rumah sakit. Lagipula yang haechan butuhkan hanyalah Mark, ia sudah merasa senang jika berada di dekat Mark. Ia tidak perduli harus pergi ke tempat seburuk apapun itu asalkan ada Mark bersama dengan nya.




"CUP"





Haechan mengecup pipi Mark dengan wajah nya yang memerah, tentu saja kecupan itu membuat Mark kaget.





"Anggap saja itu sebagai ucapan terimakasih dari ku karena telah membawa ku keluar dari penjara" ucap Haechan dengan malu malu. Mark terkekeh mendengar ucapan haechan yang telah menggangap rumah sakit seperti penjara yang mengurungnya.




"Aku sudah lama tidak keluar dari rumah sakit, aku merindukan udara segar seperti ini. Bahkan seharusnya aku masih bisa bersekolah" Haechan berucap dengan lesu, karena penyakitnya inilah ia tidak bisa melakukan banyak hal di usianya yang masih muda, dia merasa terkekang dengan semua ini.



Namun Haechan tau jika yang dilakukan oleh ayahnya ini semua demi kebaikan nya, demi kesembuhan nya.




"Haechan-ah, kau sangat cantik dan manis. Aku yakin disaat dewasa nanti akan banyak laki-laki yang tergila-gila dengan mu" Mark berucap sambil menyeruput kopinya. Namun pria itu tidak sadar bahwa wajah Haechan sudah bersemu merah setelah mendengar pujian dari nya.






"Aku tidak ingin membuat banyak laki-laki tergila-gila pada ku. Karena aku hanya membutuhkan dirimu saja, oppa" balas Haechan. Ia menutupi pipinya yang terasa panas dan merah.




"Baiklah, anggap saja demikian" balas Mark dengan mencubit pipi Haechan pelan.




"Jika ini adalah akhir hidup ku. Maka aku rela, karena kini aku sudah bersama dengan Malaikat ku yaitu Mark oppa"



Haechan lalu memakan macaron nya dengan perasaan senang. Rasa macaron yang nikmat dan manis menjadi lebih manis lagi setelah melihat wajah Mark Lee.



"Kenapa kau menatap wajah ku terus?" Tanya mark ketika merasa dari tadi ia diperhatikan oleh gadis bermarga Kim tersebut.



"Aniya" elak Haechan, adik dari jongin itu mengedarkan pandangan nya ke arah lain agar tidak menatap wajah dokter muda itu

_______



"Haechan terlihat bahagia" Sehun menelusupkan tangan nya diantara pinggang Jongin saat melihat interaksi antara Haechan dan Mark dari handphone milik Jongin


"Benar, aku senang melihatnya bahagia" balas Jongin sambil tersenyum manis, ia tidak bohong mengatakan ia sangat bahagia bisa melihat adiknya kembali lagi seperti dulu, Haechan yang ceria dan bersemangat telah kembali, dan itu semua karena adanya kehadiran Mark disisinya.



Jongin menatap ke arah Sehun saat ia merasa tidak ada balasan dari laki-laki disampingnya. Ia mengira Sehun juga tersenyum saat melihat adiknya bahagia, namun nyatanya ia salah.


Sehun menatap datar layar handphone Jongin dan sorot matanya telah menyatakan segalanya. Sehun merasa tidak senang melihat kedekatan Mark dan Haechan.

𝐁𝐢𝐭𝐭𝐞𝐫𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang