Yoga berusaha menarik kedua tangan dan kakinya utk melepaskan diri. Tp ikatannya terlalu kuat. Ia mencoba menggerakan badan tp tetap tak merubah posisi badannya yg telantang dgn kepala dan kaki menjuntai. Ia hanya mengenakan kaos dalam oblong warna cokelat khas kaos polisi dan jeans levis warna krem.
Sesekali Ia hanya mampu menggeleng2kan kepala mencari-cari seseorang yg mungkin bisa menolong.
"Wuoiii. Toloong," ia berteriak. Namun tidak ada seorangpun yg melihat dan mendengar teriakannya. Tiba-tiba ia melihat sosok bayangan tinggi mendekat ke arahnya.
"Ehhh siapa lu?" kata Yoga.Sosok itu terus mendekat ke tubuh Yoga. Mengenakan penutup muka. Berperawakan kurus tinggi. Seorang pemuda. Ya pemuda pengendara RX King!
Yoga teringat, pemuda inilah yg terakhir ia lihat di tengah hutan jati utk dimintai tolong. Ia teringat terakhir kali ia membuka tengki bensin motornya namun setelah itu ia tak ingat apa2 lagi dan menemukan dirinya sendiri sudah terikat.
"Sudah sadar mas" pemuda itu berujar datar sambil jari telunjuknya menyentuh menjelajah badan Yoga mulai dari leher, dada, dan perut. "Siapa lu? Kenapa gue diikat" Yoga menjawab gusar sambil mencoba melepaskan diri.
"Loohhh.. sudah lupa sama aku toh mas" balas pemuda itu sambil tersenyum penuh rencana.
"Jangan main-main. Gue polisi. Lu bisa dipenjara atas perbuatan lu ini," Yoga berkata sedikit lantang. Meski ia sebenarnya merasakan pusing dan mual karena posisinya itu.Pemuda itu tak menghiraukan teriakan dan gerakan tubuh Yoga yg berusaha nelepaskan diri. Ia terus menjelajah bagian2 tubuh depan Yoga dgn telunjuknya. "Tubuh yg matang. Jeroannya pasti lezat," ujarnya. Lalu ia berbalik memgambil sesuatu.
Tak lama kemudian ia menghampiri meja tempat Yoga terikat sambil membawa nampan. Nampan itu berisikan beragam senjata tajam. Mulai cutter, pisau besar-kecil, gunting, belati, golok dll. Melihat apa yg dibawanya, Yoga merinding ngeri. "Apa yg lu lakuin, keparat! Gue tembak lu" kata Yoga berteriak sambil terus meronta.
Pemuda itu tersenyum. Ia menimang2 pistol lalu ditempelkan ujungnya ke jidat Yoga. "Pistol si mas, ini. Masa nembak mas sendiri. Pake pistol gak asik mas. Pake caraku aja ya. Mas pilih deh, pakai apa dulu nih aku," katanya lagi2 tersenyum sambil menunjuk satu persatu bermacam senjata tajam di nampan. Yoga terus meronta sambil mengeluarkan makian. "Anjing, setaan, jahanam lu.."
Tanpa menghiraukan makian Yoga, pemuda itu mengambil gunting lalu pelan-pelan mulai menggunting bagian depan kaos oblong yg dikenakan Yoga. Mulai dari leher hingga ujung bawah.
Lalu disibakkan kaos itu.
Kini badan Yoga terbuka penuh. Dadanya turun naik dengan cepat karena amarah. Perutnya yg sedikit berlemak lunak kembang kempis.Tubuh yg gempal itu tampak betkeringat dan berkilat terkena sorot lampu yg tergantung di langit-langit.BUGH!
BUGH!
DEGH!Sekonyong pemuda itu menghentakkan sikut kanannya dengan kekuatan penuh ke perut lunak Yoga.
Arghhh
Arghhh
Arghhh
Yoga melenguh. Mengerang panjang. Tubuhnya meronta. Sodokan sikut itu terasa mengaduk semua isi perutnya. "Apa2an bajingan. Lepaskan cepat" ujarnya dgn suara parau dan tersedak. "Diamlah mas... enak kok" timpal pemuda itu.bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Hutan Jati
Mystery / ThrillerIni adalah cerita fiktif. Jika ada nama tempat, tokoh, profesi yg sama, itu hanya kebetulan semata. Mengandung unsur kekerasan. Hanya 21+