Asing

15.4K 2.2K 145
                                    

Selain upah lembur dihitung double, keuntungan lain masuk kerja di hari Sabtu adalah kaulah satu-satunya manusia yang ada di ruangan. Ditambah pekerjaan yang selesai lebih cepat dari rencana, juga orang yang kaucintai tiba-tiba mengajakmu pergi, rasa-rasanya akhir pekan seperti ini lebih dari cukup untuk Arin.

Semalam ia memang uring-uringan lantaran si Kimbo memintanya masuk kantor. Ia bahkan semakin emosi sebab pria itu membatalkan rencana saat Arin sudah duduk satu jam di depan laptop. Mau teriak protes, tapi merasa tidak pantas. Alhasil, ditelan saja kemengkalan itu bulat-bulat.

"Saya sudah bilang Pak Dyo supaya ... "

"Masih bisa saya tangani, Pak," Arin buru-buru memotong omongan si Kimbo. "Jadi nggak apa-apa. Nggak enak juga kalau nyuruh dia datang Sabtu-sabtu begini."

Walau meja Arland terhalang tembok dan pintu, Arin tetap tidak mau jika harus berdua saja di ruangan. Bukan apa-apa, percekcokan mereka yang terakhir telah menancapkan duri di hati masing-masing. Secara tidak sadar, keduanya memutuskan untuk saling menutup diri. Menganggap semuanya memang telah selesai.

Perkara Sakha atau apapun itu, biarlah menjadi urusan belakangan. Yang penting jangan membuka celah lagi. Apapun yang terjadi. Begitu pikir mereka.

"Okelah kalau kamu masih bisa tangani," kata si Kimbo. "Telpon saja kalau ada apa-apa."

Arin mengiyakan lantas percakapan selesai. Setelah itu Arin kembali menekuri pekerjaan. Sesekali matanya melirik ponsel, agak ngarep Latan menghubunginya atau paling tidak kirim pesan. Tapi sampai capek mata Arin bulak-balik, notifikasi suaminya tidak muncul. Sudah pasti Latan masih bergelung dalam selimut.

Tiga jam kemudian, tepatnya setelah Arin bersiap pulang, barulah Latan mengabari.

Latan❤️
Maaf nyonyah, baru bangun😌

Arin
Dih parah

Latan❤️
Balik jamber?

Arin
Sekarang

Latan
Waduuu. Aku belum mandi pula

Arin
Kenapa emang?

Latan
Mau kujemput.
Diam2 saja kamu yaa di situ. Nanti kalau sdh di lobi kukabari

Arin
Serius mau jemput?

Latan❤️
Yupz

Latan❤️
Sekalian mau ngajak pergi

Arin
Ke mana?

Latan❤️
Jgn kepo. Wkwkwk

Latan❤️
Dah ah, mandi dulu aku

Ketika Arin membalas lagi, Latan tidak menjawab. Pasti lelaki itu sudah melucuti bajunya dan bergegas ke kamar mandi. Arin lantas membereskan barang bawaan. Tidak lupa touch up sedikit dengan memolesi bibir dengan gincu, tepuk-tepuk bedak sehingga lebih cerah, juga merapikan rambut. Bibirnya terurai saat ia menyadari penampilannya sudah lebih baik.

Ia berencana turun setelah Latan mengabari sudah di lobi. Alhasil, ia pun menunggu sambil memainkan ponsel. Sekian menit berlalu, muncul panggilan dari nomor tidak dikenal. Terkadang memang banyak kontak asing yang menghubunginya. Biasanya subkontraktor. Menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Arin yang jarang menyimpan nomor mereka lantas mengangkat panggilan.

Kerikil dalam SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang