Enam belas

47 2 0
                                    

Acara bebas adalah acara yang mungkin paling ditunggu - tunggu oleh para peserta karyawisata karena semua peserta karyawisata diberi waktu selama dua jam untuk mengeksplor taman safari tanpa harus mengikuti rombongan. Itu artinya mereka bebas melakukan kegiatan apa saja selama dua jam tersebut. Dimulai dari berburu oleh - oleh, menaiki wahana - wahana yang ada di taman safari, mengunjungi satwa yang belum dikunjungi sebelumnya atau menghabiskan waktu dengan hanya duduk santai hingga waktu habis. Wajah - wajah senang para orangtua terlihat begitu aku memberi pengumuman dan sedikit pengarahan.

"Bapak, Ibu, semuanya kita kembali berkumpul di sini jam empat sore ya !" Aku berseru lantang dengan bantuan pengeras suara untuk menutup pengarahan siang itu.

"Baik Miss."

Beberapa orang langsung bergegas meninggalkan titik kumpul begitu pengarahan selesai. Hanya tinggal beberapa anak yang memang tetap harus mengikuti guru pendamping karena tidak didampingi oleh orangtua.

"Sir, ajak kemana kek tuh anak - anak ! Kasihan kalau cuman duduk bengong di sini." Aku menoleh menatap pria yang berdiri di sebelah kananku itu sejenak lalu kembali memperhatikan Kevin dan dua anak lainnya yang sedang asik bercanda dengan Miss Dina. Andai tubuhku tidak meronta ingin diistirahatkan, aku akan mengajak anak - anak itu bersamaku atau Miss Dina dan Sir Junsen.

"Ajak kemana Miss ?" tanya pria itu tanpa melihat ke arahku. Meski demikian aku dapat melihat bahwa ia sempat melirik dari ekor matanya.

Aku tersenyum kecut. Sebegitu tidak kreatifnya kah pria ini hingga tak tau harus membawa anak - anak ke mana ? Taman safari begitu luas. Ada begitu banyak tempat yang bisa dikunjungi. Dan menurutku tidak cukup waktu hanya satu hari untuk bisa mengeksplore setiap sudut tempat wisata ini.

"Kemana aja kek. Kan banyak wahana yang cocok buat anak - anak di sini." Jawabku dengan bibir mencebik. Bahkan aku sempat melayangkan tatapan sinis dari sudut mataku.

"Oh ya udah. Eh...tapi bareng Miss Vina juga kan?" Pria tersebut menoleh menatapku dengan mata memicing. Entah kenapa aku merasa ada kecemasan di matanya saat menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.

"Hmm. Sir Junsen sama Miss Dina aja ya ?" Aku menatapnya cemas. Takut kalau - kalau reaksi pria ini tak seperti yang diharapkan.

Dan benar saja. Pria itu langsung terlihat kesal. Hal itu ditunjukkan oleh raut wajahnya yang ditekuk dan nada suaranya yang sama sekali tidak santai ketika mengucapkan kalimat berikut. "Lah kok cuman saya sama Miss Dina? Miss Vina juga ikut dong?"

"Hehehe..." Aku tersenyum kecil sembari mengusap tengkukku. "Saya boleh nunggu di sini aja gak, Sir? Kaki saya pegal banget, dada saya juga sedikit sesak. Saya pengen istirahat dulu bentar. Boleh ya, Sir?"

Aku menatapnya dengan tatapan memohon berharap pria itu mengerti bahwa aku benar - benar membutuhkan istirahat sekarang. Sedari pagi, aku hanya bisa istirahat pada saat makan siang tadi. Itu pun hanya beberapa menit saja karena setelah itu kepala sekolah langsung memanggilku untuk mengikuti breafing.

"Kalau gitu saya di sini aja sama Miss Vina. Biar Miss Dina aja yang bawa tuh anak - anak jalan. Kasihan kan Miss Vina juga lagi gak sesak. Kalau Miss Vina kenapa - napa gimana?"

"Sir tega sama Miss Dina?" Aku mendelik kesal tak percaya pria itu malah memilih membiarkan Miss Dina kerepotan sendiri mengurus ketiga bocah laki - laki itu sementara dia duduk bersantai. Andai kakiku tidak terasa kram dan dadaku yang sedikit tidak nyaman karena penyakit asma yang kuderita, aku tentu lebih memilih menghabiskan waktuku dengan anak - anak itu untuk mengeksplore wahana - wahana yang ada di taman safari.

"Gak usah khawatir saya Sir! Tenang aja saya bisa jaga diri kok."

"Huffft..." Helaan nafas berat dari pria itu menunjukkan bahwa ia merasa keberatan melakukan apa yang aku minta.

Pariban "Aishite Imasu" ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang