05 | Deja Vu

720 89 17
                                    

Hari rabu disiang menjelang sore ini. Soeun berjalan pelan disepanjang koridor Rumah Sakit yang nampak sedikit sepi karena siang ini para pasien tengah beristirahat di ruang inap mereka masing-masing, jadi tidak begitu banyak pasien atau perawat yang berlalu lalang.

Sementara Soeun sendiri baru saja selesai memeriksa seorang anak kecil berumur empat tahun yang tiba-tiba saja memuntahkan makan siangnya dan tidak bisa memakan makanannya dengan baik.

Ternyata anak itu sebelumnya ditangani oleh dokter anak lainnya sebelum jam kerja Soeun dimulai. Namun karena anak itu dicatat dalam penanganannya, maka Soeun dengan senang hati mengambil alih tanggung jawabnya itu. Bocah lelaki itu memancarkan keceriaan disekelilingnya. Anak yang pandai dan berani. Saat dalam proses pemeriksaan, Soeun dibuat tak berhenti tersenyum sebab anak itu terus saja mengajaknya untuk berbicara.

Bahkan anak itu mengajarkannya beberapa kosa kata umum Spanyol. Ah, sungguh, Soeun sangat menginginkan anak yang manis seperti itu.

Dan yah, untuk Rumah Sakit ini, Soeun bahkan tak bisa berhenti terkagum-kagum untuk melihat sekelilingnya. Mengingat pemilik dari Rumah Sakit ini adalah Kim Namjoon, maka tak heran kenapa banyak penduduk Korea Selatan yang bekerja disini.

Sebelum berbelok kearah kanan dimana lorong terakhir ruangannya berada, Soeun sempat memberi salam sapaan pada beberapa dokter dan perawat yang melintas.

Tepat didepan sana, sudah terpampang jelas pintu dengan bertulisan 'Dokter spesialis anak' dalam bahasa Spanyol yang disusul terjemahan bahasa Korea dan Inggris dengan cetakan kecil dibawahnya. Itu ruangannya.

Soeun mendorong pelan pintu putih itu. Melangkahkan kakinya memasuki ruangan serba putih itu lalu menuju kursinya dari balik meja kerjanya.

Untuk sesaat Soeun terpaku menatap name tag duduk yang terpajang diatas meja dengan bertulisan 'Dokter Kim Soeun.'

Soeun menghelah nafas pelan, tersenyum, kemudian mengambil papan periksanya dan mulai menganalisis daftar dari nama-nama anak yang menjadi pasiennya siang ini dihari pertama.

Dia jadi tiba-tiba teringat saat ia bekerja di Rumah Sakit Seoul.

Beberapa detik berikutnya, Soeun mengangkat pandangannya dari papan periksa yang berada di genggamannya. Alisnya mengkerut samar saat suara-suara aneh berupa ketukan diseberangnya menganggu konsentrasinya. Soeun menoleh, menatap tepat kearah tirai berwarna biru pastel yang tertutup.

Kernyitan diwajahnya semakin dalam sebab ia baru teringat bahwa sebelum keluar dari ruangannya untuk memeriksa pasien, Soeun yakin ia membiarkan tirai itu terbuka lebar.

Ketukan pada tembok kembali menghantam pendengarannya. Soeun bangkit perlahan, berusaha untuk tidak menciptakan suara apapun. Ia semakin dekat, tangannya terulur dan dengan gerakan cepat menyeret tirai itu hingga tersibak cukup kasar.

"Bunyi ap—"

Tangannya ditarik dan berakhir terbaring diatas ranjang pasien. Soeun menutup matanya takut, ia berteriak namun suara teriaknya tertanam sebab mulutnya dibungkam.

"Ini aku."

Soeun langsung membuka matanya saat mendengar suara familier itu. Ia terkejut bukan main dan kini mendapati Namjoon berada diatas tubuhnya dan mengurungnya. Pemuda itu tersenyum—lebih tepatnya menyeringgai bak iblis.

Snazzy, Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang