11 | Fin

1.1K 92 28
                                    

Drama bertebaran hahay

Soeun berlari cepat menaiki tangga menuju kamarnya setelah membanting pintu rumah membuat Mi Rae yang pulang lebih awal tersentak dari acara bersantainya diruang tamu.

Ia menatap Soeun dengan raut wajah seketika cemas. Ia melihat wanita itu menangis dan sesuatu berwarna merah gelap menghiasi sisi kiri dahinya.

"Soeun?!"

Panggilan itu tidak dihiraukan, berakhir dengan Soeun yang menutup pintu kamarnya kasar.

"Jung, kita bicara lagi nanti. Aku harus mengurus sesuatu," tanpa persetujuan dari Jungkook, Mi Rae langsung memutuskan panggilannya dan berjalan cepat menuju kamar Soeun.

Soeun menghempaskan diri diatas kasur dan memeluk bantalnya erat-erat. Ia menyembunyikan wajah berlinang air matanya disana, ia terisak berusaha mengontrol diri. Pipinya terasa berdenyut menyakitkan karena pukulan Namjoon yang begitu luar biasa kuat.

Dahinya begitu perih dan masih berdenyut ngilu sebab benturannya pada kaki meja kafe tadi tidak main-main. Tapi ia tidak peduli, semua luka yang didapatnya tidak sebanding dengan apa yang Joonwo alami. Pemuda itu terluka parah dan ia membawanya ke Rumah Sakit sebelum ia pulang ke rumah.

Sekarang, Soeun marah karena Namjoon sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasannya lebih dulu. Soeun berusaha menjelaskan bahwa Namjoon salah memahami apa yang ia lihat di kafe tadi.

Joonwo menciumnya untuk yang terakhir kali, ciuman dan pelukan itu hanya sebuah salam perpisahan untuk mereka berdua. Tapi apa yang Namjoon lalukan? Pemuda itu malah memain hakimnya sendiri dengan tidak sadar, dia bisa saja membunuh Joonwo.

Soeun sangat membenci kekerasan, ia tidak pernah mengalami kekerasan fisik apapun tepat sebelum hari ini Namjoon memukulnya. Kekerasan tidak seharusnya ada dimuka bumi ini, tindakan itu sangat menyakitkan dan Soeun kecewa karena Namjoon melakukannya. Pada awalnya memang Namjoon sudah melakukannya namun hari ini adalah puncak kekecewaan yang Soeun alami.

"Soeun?"

Perasaan khawatir menghampiri Mi Rae saat mendengar suara isak tangis dari seseorang yang sudah ia anggap sebagai saudarinya itu. Perlahan Mi Rae membuka pintu kamar Soeun dan hal yang pertama kali ia lihat adalah hal yang sangat tidak ia sukai.

Soeun-nya, sahabatnya, kembali menangis seperti dulu.

Mi Rae menghampiri, ia duduk dipinggiran ranjang seraya mengusap pelan punggung Soeun berusaha memberikannya sedikit ketenangan.

"Kau lupa bahwa kau sudah berjanji padaku untuk tidak menangis seperti ini lagi?"

"Ma-maaf," suara sahabatnya parau, Soeun mengangkat wajahnya membuat Mi Rae tersentak karena melihat dahi Soeun yang terluka.

"Soeun, kau terlu—"

"Aku baik-baik saja."

Mi Rae merasakan kesedihan yang sama setiap kali Soeun merasa sedih dan rasa bahagia yang sama saat sahabatnya itu merasa bahagia. Dan kata 'Aku baik-baik saja' kembali terlontar seperti dulu. Padahal jelas-jelas dia tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.

Snazzy, Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang