Chapter 5

14.1K 1.5K 12
                                    

"Kau tau? Saat aku melihatmu menolong Taehyung malam itu, aku bisa merasakan kau orang baik. Putraku akan aman jika ia tinggal bersamamu." Ujar sang wanita pelan.

"Aku mengizinkanmu mengambil alih hak asuh Taehyung, dengan syarat kau harus berjanji padaku untuk selalu menyayanginya."

"Aku akan melakukan itu." Ujar Jeongguk tegas.

"Baiklah aku mempercayaimu. Tolong tunggu sebentar." Sang wanita sedikit berlari menuju arah pintu, yang diyakini Jeongguk sebagai kamar.

Tak lama ia kembali membawa beberapa barang ditangannya, kemudian menyodorkan diatas meja depan Jeongguk.

"Itu foto album Taehyung sedari ia masih bayi." Ujar sang wanita saat Jeongguk membuka sebuah buku bersampul hitam dengan tulisan 'My Taetae'.

"Dan itu surat rumah ini, kau bisa menjualnya saat aku tiada nanti, dan uangnya bisa kau pakai untuk membiayai kebutuhan Taehyung." Jeongguk membuka map biru dihadapannya yang berisi surat rumah.

"Aku bisa membiayai Taehyung tanpa surat ini." Ujar Jeongguk terdengar sombong.

"Aku tahu kau bisa melakukannya, bahkan lebih. Tapi tetap ambil saja itu, anggap saja sebagai kenanganku untuk Taehyung." Ucap sang wanita sedih.

Sang wanita melepas kalung dengan bandul 'KY' dilehernya dan memberikan pada Jeongguk. "Ini, hadiah terakhir dariku. Tolong berikan padanya." Air mata mulai mengalir dari mata sang wanita.

Setelah menerima barang pemberian ibu Taehyung, Jeongguk pamit, ia merasa sudah mendapatkan izin untuk mengambil hak asuh Taehyung.

Jeongguk masuk ke mobilnya. Meletakkan barang yang dibawa di kursi samping kemudi kemudian mengambil ponsel disaku celananya. Mendial nomer seseorang dan menunggu beberapa saat hingga panggilannya diangkat.

"Bisa kau urus hak asuh Taehyung jatuh padaku."

"..."

"Iya, Taehyung yang berkasnya kau cari tadi siang."

"..."

"Baiklah, terimakasih. Kutunggu kabar darimu selanjutnya."

Jeongguk memutuskan telfonnya dan menginjak pedal gas menuju kerumah.

***

Jeongguk sampai pada rumahnya setelah matahari tenggelam. Ia membawa barang yang tadi diberikan oleh ibu Taehyung. Membuka pintu rumah pelan, dan disambut dengan tawa ceria Taehyung.

"Papa!" Kakinya kecilnya berlari menuju arah Jeongguk. Tubuhnya langsung menubruk kaki Jeongguk dan memeluknya.

"Hey, sepertinya senang sekali, kau sedang bermain apa?" Tubuhnya disejajarkan dengan tubuh pendek Taehyung.

"Nenek membelikan Taetae kue, dan tadi menceritakan kisah lucu pada Taetae." Ujarnya terkikik kecil mengingat cerita yang dikisahkan neneknya.

"Jeongguk bersihkan tubuhmu dulu, kemudian turun dan makan malam." Ujar ibunya sambil bersedekap dada.

"Taetae main dulu sama nenek ya, papa akan bersih bersih dan nanti main dengan Taetae." Jeongguk mengusak rambut Taehyung dan kemudian beranjak.

Ia melangkahkan kaki menuju kamarnya yang dilantai atas, kemudian meletakkan barang bawaannya ke atas meja. Mengambil peralatan mandi dan mulai membersihkan diri.

***

Kini Jeongguk, Taehyung dan nyonya Jeon sedang menikmati makan malam yang dibuat oleh asisten rumah tangga. Taehyung sangat semangat menceritakan harinya kepada sang papa.

Sedangkan sang papa hanya tersenyum dan sesekali menanggapi cerita Taehyung. Terkadang nyonya Jeon mengingatkan Taehyung untuk memakan makanannya dan membantu Taehyung saat makannya berantakan.

"Tadi nenek membelikan Taetae baju banyak banyak. Mengajak Taetae membeli mobil." Ujarnya gembira.

"Terus tadi Taetae dibelikan es krim rasa stroberi. Terus terus tadi juga beli makan enak." Nyonya Jeon menyuapkan sesendok makanan kedepan mulut Taehyung.

"Twerus—" Perkataan Taehyung dipotong oleh Jeongguk.

"Makan dulu makananmu Taehyung." Yang disuruh langsung mengunyah makanannya.

Makan malam hangat yang diselingi ocehan Taehyung itu berakhir saat ia mengatakan lelah karena seharian berbelanja.

***
A/N
Wahh makasih banget responnya temen temen. Gak nyangka banget book ini dapet respon bagus. Makasi banyak.
Stay safe ya temen temen, jaga kesehatan juga.

Regards, Esti.

It's Called Papa's Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang