Chapter 8

12.2K 1.3K 18
                                    

Spesial double up, karena votenya udah sampe 100. Makasi semuanya udah suka sama cerita ini.

Selamat membaca

***

"Papa jangan pergi." Ujar Taehyung dengan mata yang berkaca-kaca.

"Papakan hanya pergi bekerja, nanti sore papa akan jemput." Jeongguk menepuk pelan punggung putranya itu.

Tadi setelah sampai di kediaman orangtua Jeongguk, tiba-tiba Taehyung tak ingin ditinggal. Ia menabrakkam diri pada Jeongguk dan terus mengucapkan kata 'Papa jangan pergi' dan berakhir Jeongguk memeluk putranya itu sambil menenangkannya.

"Taehyung sayang, sini sama nenek, biarkan papa pergi bekerja." Ujar nyonya Jeon hangat sambil menghampiri Taehyung yang sedang memeluk erat leher Jeongguk.

"Tidak. Taetae ingin bersama papa." Tangisnya pecah sekarang.

"Papa janji tidak akan meninggalkan Taehyung, nanti sore papa akan jemput Taehyung disini. Ayo buat perjanjian jari kelingking." Taehyung mulai melepaskan pelukannya dan menatap sang papa dengan mata yang memerah.

Tangan Jeongguk terulur dengan mengambil tangan Taehyung dan menautkan jari kelingking mungil itu dengan tangannya.

"Papa janji, nanti sore akan datang dan menjemput Taehyung." Ujarnya sambil tersenyum pada sang putra.

"Janji ya?" Ucap Taehyung dengan diiringi suara isakan.

"Iya papa janji." Jeongguk melepas tautan kelingking itu dan mengusap wajah basah Taehyung, pipinya nampak memerah dan matanya sedikit bengkak. Lalu merapikan sedikit rambutnya.

"Nah sekarang anak papa sudah tampan. Ingat ya turuti perintah nenek dan kakek. Papa pergi dulu." Jeongguk langsung beranjak setelah mengecup kening Taehyung. Sedangkam Taehyung langsung berlari kearah nyonya Jeon yang ada—jarak beberapa meter—dibelakangnya.

***

Seseorang masuk tanpa mengetuk pintu ruangan Jeongguk. Sedangkan Jeongguk ia sudah hafal siapa orang yang bersikap seenaknya itu. Min Yoongi, sekretaris dan juga sahabat baiknya.

"Kau tak pulang? Ini sudah pukul 7 malam." Ujar orang itu sambil menatap Jeongguk yang sibuk dengam laptop dihadapannya.

"Ti—astaga aku harus pulang menjemput Taehyung." Ia langsung berkemas merapikan meja dan barang-barangnya.

"Taehyung? Anak itu?" Tanya Yoongi sambil bersender didepan pintu.

"Iya, yang kuceritakan tempo hari saat aku tidak masuk kerja." Ujarnya sambil tetap fokus pada barang-barang miliknya.

"Sudah ya, aku pulang dulu. Sampai jumpa besok." Kakinya melangkah cepat meninggalkan Yoongi yang terus menatap punggungnya.

***

Taehyung duduk didepan jendela dengam wajah murung. Ditangannya ada sebuah kotak bekal. Matanya terus menatap gerbang rumah, berharap papanya yang membuka dan mengajaknya pulang.

"Papamu pasti menjemput kok." Ujar nyonya Jeon sambil mengusap surai halusnya.

Tak lama gerbang terbuka, dan nampak Jeongguk yang tergesa masuk kedalam. Taehyung bangkit dengan senyuman, dan tak lupa dengan bekal yang tadi dipangkunya.

"Papa kenapa lama sekali?" Ujarnya saat sang papa sudah berdiri dihadapannya.

"Maaf ya tadi papa terlalu fokus pada pekerjaan." Jeongguk mensejajarkan dirinya dengan Taehyung.

"Ini untuk papa." Ujarnya sambil menyodorkan sebuah kotak bekal dihadapan sang ayah. Diatasnya terdapat sebuah kertas kecil bertuliskan 'ini hukuman karena melanggar janji'. Tulisannya rapi, seperti tulisan ibunya.

Jeongguk membukanya dan ia melihat wortel yang sudah dipotong memanjang. "Kau ingin papa makan ini?" Tanyanya.

"Iya. Karena papa sudah melanggar janji untuk menjemputku sore hari." Ujarnya sambil menatap Jeongguk.

"Baiklah papa akan makan ini." Jeongguk mulai mengambil satu persatu wortel itu dan mulai memakannya.

"Kenapa membuat ini?" Tanyanya sambil memakan potongan wortel itu. 

"Tadi Taetae melihat televisi, katanya jika melanggar janji jari kelingking maka harus memotong jari kelingking itu. Tapi Taetae sayang pada papa, tidak ingin jika jari papa tidak lengkap." Ujarnya sambil menghambur kepelukan Jeongguk.

"Kau sayang pada papa ya?" Ujar nyonya Jeon menggoda Taehyung.

"Iya." Ucapnya sambil menganggukkan kepalanya dileher sang ayah.

"Hey, papa juga menyayangimu. Sudah, ini sudah selesai. Ayo kita pulang." Jeongguk bangkit dengan Taehyung yang berada didekapannya, menyerahkan kotak bekal itu pada nyonya Jeon dan pamit pulang.

Selama perjalanan pulang Taehyung dengan semangat menceritakan harinya pada Jeongguk. Ia bercerita bagaimana sang kakek mengajaknya berkebun dan sang nenek mengajarinya membuat kue kering.

***
A/N
Janji jari kelingking atau pinky promise adalah janji yang berasal dari Jepang. Janji ini dipercaya dibuat oleh kelompok mafia yakuza dan jika melanggar janji ini maka harus memotong jari kelingkingnya.

Namun saat ini janji ini banyak digunakan untuk anak anak bermain ataupun janji biasa tanpa ada memotong jari kelingking.
Sumber : Wikipedia

Stay safe ya temen temen, jaga kesehatan.
Regard, Esti.

It's Called Papa's Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang