Jeon Taehyung side

9.8K 885 21
                                    

Seperti hari minggu yang lainnya. Hari minggu ini akan kuhabiskan untuk family time bersama papa dan nenek entah dirumah ataupun pergi jalan keluar.

Jika kalian bertanya kemana kakek-ku, dia sudah dipanggil Tuhan sejak dua tahun yang lalu. Nenek sangat sedih saat itu, begitu pula aku dan papa.

Oh kenalkan aku Jeon Taehyung, anak dari Jeon Jeongguk. Aku tahu bahwa aku bukan anak kandungnya, hanya seorang anak kecil yang ditemukan dipinggir jalan kemudian diangkat menjadi putranya.

Meski begitu papa sangat menyayangiku, begitu pula nenek dan kakek. Mamaku sudah meninggal ketika aku berusia 7 tahun, ah itu masa-masa kelam hidupku.

Untuk ayah kandungku sendiri, aku tak tahu siapa dia, bagaimana rupanya, atau yang berhubungan dengannya aku tidak tahu. Mungkin untuk sekarang aku tak perlu mencari tahu ayahku, karena keluargaku sudah disini bersamaku.

Oh ya, papa juga menceritakan alasan mengapa mama mendidik-ku dengan keras, papa juga memberiku kalung milik mama padaku. Namun kalung itu hanya kusimpan rapi disebuah kotak dalam laci belajarku, aku takut barang pemberian mama rusak.

Terkadang jika aku merindukan mama, aku akan pulang kerumah milik mama dan mengingat semua memori bersama mama. Untuk rumah itu, papa menyewa seseorang untuk membersihkannya secara rutin. Papa bilang agar aku nyaman saat berkunjung kesana.

"Taehyung, cepat turun!" Itu suara teriakan nenek, walaupun nenek semakin tua tapi suaranya tetap menggelegar.

Aku langsung keluar dari kamarku dan menuju ruang makan. Disana sudah ada papa dengan kopi hitamnya dan nenek yang sibuk menata piring dengan bibi Song. Nenek memang tinggal disini setelah kepergian kakek, kata papa agar nenek tidak kesepian.

"Selamat pagi." Ucapku menghampiri meja makan. Papa dan nenek tentu saja membalas salam pagiku.

Mataku berpendar, melihat apa yang akan menjadi sarapanku kali ini. Namun ada sesuatu yang tidak ku inginkan dan itu selalu disediakan tepat dihadapanku.

"Ini susu stroberi milikku?" Tanyaku sambil mengangkat gelas yang berisi susu itu.

"Tentu saja, masa milik papa."

"Tapikan aku bukan anak kecil yang selalu minum susu." Ujar ku tak terima dengan perkataan papa.

"Bagaimanapun juga kamu tetap bayi papa, jadi bayi harus minum susu."

Selalu saja seperti ini, setiap pagi selalu ada perdebatan tentang susu stroberi dan berakhir aku yang meminum susu itu.

"Sudah ayo makan saja." Dan berakhirlah nenek yang menengahi perdebatan itu.

"Jadi, minggu ini ingin kemana?" Ucap papa membuka pembicaraan.

"Ah Jeongguk, mama tak bisa ikut. Ada janji dengan teman lama, mungkin akan pulang sore." Nenek memang seringkali pergi dengan teman-temannya. Bahkan sesekali aku ikut, dan berakhir ingin dijodohkan dengan cucu perempuan mereka.

"Iya, mama hati-hati. Nah Tae, ingin kemana minggu ini?"

"Uhm, bagaimana jika pergi ke taman bermain?" Ucapku dengan gestur berpikir.

"Boleh juga, sudah lama kamu tak pergi kesana." Kemudian papa menganggukan kepala tanda menyetujui.

Kemudian kami melanjutkan makan pagi itu dengan diselingi obrolan hangat.

***

Sebuah Surat Untuk Papa.

Hai papa, ini Taetae. Anak yang papa temukan dipinggir jalan malam itu.

Papa tahu, saat papa sebut aku bayi aku sedikit kesal mendengarnya. Aku sudah remaja papa, bukan bayi.

Walaupun begitu, tapi papa selalu memberikan kasih sayang yang besar padaku, aku tahu itu. Papa bahkan menggantikan posisi kedua orangtua kandungku.

Papa juga yang selalu melindungiku saat orang lain berkata bahwa aku anak haram. Papa dengan bangganya mengatakan bahwa Jeon Taehyung putra dari Jeon Jeongguk.

Papa, aku ingin membocorkan sebuah rahasia pada papa. Aku sayang papa, sayang sekali. Terimakasih sudah mau bawa pulang aku hari itu, aku sangat berterimakasih karena Tuhan mempertemukan-ku dengan papa.

Sungguh, aku berterimakasih dengan semua yang papa berikan. Aku sayang papa.

Tertanda
Jeon Taehyung.

It's Called Papa's Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang