"Tae, papa berpikir untuk memasukkanmu kedalam sekolah." Taehyung yang tadinya sedikit mengantuk—karena usapan sang ayah disurai halusnya—kini langsung membuka lebar matanya.
"Benarkah?" Tanyanya sambil menatap Jeongguk.
"Iya. Kenapa? Kau tak ingin pergi?"
"Mau! Taetae ingin pergi kesekolah." Ia langsung mendudukkan diri dihadapan sang ayah. Jeongguk tersenyum sambil mengusak rambut Taehyung.
"Tapi Taetae tidak bisa membaca." Ujarnya sedih. Jeongguk ingat tulisan diatas kotak bekal itu milik ibunya, jadi ini alasan mengapa ibunya yang menulis itu.
"Tidak apa. Minggu depan kamu akan masuk sekolah, dan selama itu kamu bisa belajar bersama nenek." Ujarnya sambil mencubit pelan pipi sang anak.
"Iya! Taetae akan belajar dengan nenek!" Pekiknya senang.
Jeongguk hanya bisa tersenyum kemudian membaringkan tubuh Taehyung dan mendekapnya. Tangan kanan Jeongguk dipeluk oleh Taehyung dan tangan kirinya digunakan untuk mengelus surai beraroma stroberi itu.
"Selamat tidur kesayangan papa." Ujarnya sambil mengecup puncak kepala sang anak.
***
Taehyung sedang duduk disofa ruang tamu dengan tangan yang memegang stoples penuh kue kering. Ia menunggu sang ayah sambil memakan camilan yang ada ditangannya.
"Papa cepat sebelum terlambat!" Teriaknya dengan semangat. Bibi Song yang berada disekitar situ sedikit terkejut dengan teriakan Taehyung.
Jeongguk keluar kamar dengan penampilan yang rapi, rambutnya ditata sedemikian rupa dan terlihat mengkilap. Tubuhnya yang kekar itu dibalut kemeja dan jas hitam, juga jangan lupakan celana dan sepatunya yang terlihat senada.
"Ayo berangkat." Taehyung mengangguk semangat, ia menutup toples kue kering dan beranjak mengikuti Jeongguk.
Sejujurnya Jeongguk ingin membeli peralatan sekolah Taehyung, namun ia harus mengurungkan niatnya karena ada rapat yang harus ia hadiri pagi ini.
"Nanti pergi beli peralatan sekolah bersama nenek ya? Papa tak sempat jika ikut membelinya bersamamu." Ujar Jeongguk sambil menggandeng tangan Taehyung untuk masuk kerumah orang tuanya.
Taehyung menundukkan kepala sedih karena papanya tak bisa ikut membeli peralatan sekolah bersama, namun wajahnya kembali cerah ketika ia ingat akan belajar membaca bersama sang nenek.
"Iya tak apa." Ujarnya sambil menunjukkan senyum kotak pada Jeongguk.
Jeongguk kemudian pamit pergi ke kantor setelah berbincang pada ibunya mengenai rencana memasukkan Taehyung kesekolah. Sedangkan Taehyung, anak itu terlalu bersemangat sehingga mengekori kemanapun nyonya Jeon pergi.
***
Saat ini Taehyung bersama sang nenek sedang berada didalam toko peralatan sekolah, mereka sedang berdiri di deretan rak tas sekolah.
"Taetae ingin tas yang mana?" Tanya nyonya Jeon. Mata Taehyung terpaku pada sebuah tas berwarna hitam polos yang ada didepannya.
"Apa uangnya cukup jika membeli tas ini?" Tanyanya sambil mengambil tas yang menyita perhatiannya itu.
"Tentu saja uangnya cukup sayang. Jadi ayo beli tas ini." Ujar nyonya Jeon sambil mengambil tas tersebut dan menaruhnya dikeranjang belanja.
Pasangan nenek dan cucu itu berkeliling toko peralatan tulis dan mengambil barang-barang yang sekiranya dibutuhkan Taehyung untuk sekolah. Namun lagi lagi Taehyung selalu bertanya apa uang yang dibawa mereka cukup atau tidak, dan nyonya Jeon menjelaskan dengan sabar bahwa uang yang mereka bawa tentu cukup untuk membeli semuanya.
Keranjang belanja yang dibawa nyonya Jeon itu tampak penuh dengan keperluan sekolah Taehyung. Mulai dari tas, alat tulis, buku hingga sepatu. Setelah mengelilingi toko selama satu jam lebih, nyonya Jeon membawa keranjang belanjanya menuju kasir dan membayar semua.
Kemudian ia meminta tolong pada sopirnya untuk membantu membawakan barang belanjaan Taehyung.
***
Nyonya Jeon dan Taehyung kini sedang duduk diruang tamu. Taehyung sedang mencoba menulis beberapa huruf yang tadi nyonya Jeon ajarkan padanya.
"Ini Jeon Taehyung." Ujar nyonya Jeon sambil menunjuk tulisan yang baru ditulis Taehyung.
"Jeon Taehyung." Ucapnya mengikuti apa yang nyonya Jeon suarakan.
Taehyung mendongak menatap nyonya Jeon saat sadar jika namanya berubah. "Eh, kenapa diganti nama Taetae?"
"Kau anak papa Jeongguk bukan?" Taehyung hanya menganggukan kepalanya. "Jadi namamu juga harus diganti mengikuti papamu." Ujar nyonya Jeon memberi pengertian.
"Tapi itu dari mama." Ucapnya sedih.
"Nama Taehyung kan dari mama sayang, sedangkan papa hanya mengubah namamu menjadi Jeon. Adil bukan?" Nyonya Jeon mengelus surai aroma stroberi Taehyung.Taehyung hanya menganggukkan kepala dan meminta untuk lanjut mengajarinya. Seharian itu, Taehyung dan nyonya Jeon hanya duduk diruang tamu dengan buku-buku belajar Taehyung yang berserakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Called Papa's Love [END]
Fiksi PenggemarKaki kecilnya memar. Tangan kecilnya juga penuh luka. Bibi pemilik toko bunga mengusirnya. Dan sang mama juga mengusirnya. Dimalam penuh bintang dengan bulan yang bersinar terang, ia harus keluar dari rumah yang sudah ditinggalinya selama beberapa...