Hari ketiga di Hawaii aku udah kayak anak pantai.
Lelahku karena perjalanan jauh sudah lama hilang, dan meskipun hampir setiap pagi, siang, sore, malam kami berenang, berjemur, makan-makan, dan jalan-jalan ke sana kemari pulangnya tulang-tulang serasa mau rontok, paginya aku selalu bisa bangun pagi segar bugar kayak di iklan-iklan obat penenang.
Beneran kayak di surga, sih. Cowoknya juga kece-kece banget, sayang nggak satu pun ada yang melirikku. Jangankan melirik, kalau keliatan terlalu dekat sama pantai aja aku langsung diteriakin pake toa dari tower lifeguard, diimbau supaya anak-anak diawasi orang tua mereka. Dua kali pesan cocktail saat makan malam, aku dipaksa nunjukin kartu identitas. Si ikan hiu mana mau belain, dia mah kerjaannya ketawa-ketawa doang. Disangka orang dia papaku, om-ku, pakdeku, diiyain semua.
Di Indonesia, aku jarang main ke pantai. Palingan liburan keluarga di Bali beberapa tahun sekali, itu juga nggak banyak berjemur-jemur kayak di sini. Berasa bule aku di sini dikit-dikit berjemur udah kayak rebon. Lagian di sini panasnya nggak bikin sakit kepala, coba aja di Jakarta pulang kuliah jemputan telat dikit, pasti puyeng. Di kulit juga kalau matahari pantai tuh anget, naro bir dingin kelupaan bentar aja udah jadi teh anget, tapi kalau kelamaan berjemur ya sama aja, sih. Ini kulitku udah mulai merah-merah, pada beberapa bagian mulai sakit kalau dipegang. Vrancessa bilang aku harus pakai sunscreen banyak-banyak. Hiu juga cuek-cuek gitu nggak pernah lupa pake tabir surya, jadi orang yang liat nggak keburu ngira dia ikan paus terdampar ngegeletak di pinggir pantai badan segede rumah gitu.
Pagi ini aku sengaja bangun lebih pagi dan duluan turun ke restoran untuk sarapan sebelum si buto ijo pupus menggetarkan seisi kamar hotelku dengan gedoran pintunya. Pertama kali dia membangunkanku, aku langsung melompat dan berlindung di bawah meja karena kupikir ada gempa. Namanya juga di daerah pantai, takutnya kalau ada gempa terus tsunami. Nggak bisa banget alusan dikit, paling enggak kayak kalau ada orang kek. Kayak gini kata Mami disuruh belajar mencintai. Jantungan iya.
Aku memilih tempat duduk di dekat jendela, lalu minta diambilkan toast, dan fruit platter. Sebelum duduk, aku udah menuang segelas kopi dengan banyak susu.
Hari ini aku mau jalan sama Vrancessa, mau beli baju baru lagi. Nanti malam mau ada pesta ulang tahun salah satu sepupu Hiu, namanya Anekelea. Aku udah pernah ketemu sama dia dan ceweknya. Ceweknya mirip-mirip Vrancessa gitu lah, cantik, berkulit cokelat terbakar matahari, berambut hitam ikal, bodinya seksi, tinggi, pokoknya nggak ada yang kayak aku di sini. Anyway, Vrancessa semalam ke kamarku ngecek gaun yang kubawa dari rumah, tapi nggak ada yang lolos QC sama dia. Katanya Anekelea ulang tahun ke-33, bukan sweet seventeen-an. Makanya nanti kita mau shopping.
Pas aku lagi asyik-asyik ngaduk kopi susu sambil bayangin Hiu lagi gedor-gedor pintu nggak ada yang nyaut, tau-tau sinar matahari yang semula menyiramiku meredup. Aku mendongak. Kirain mendung ....
"Bilang, dong, kalau udah duluan," ternyata si Bos Kaleng Sarden cemberut nutupin sinar matahari dari jendela, lalu naro semangkuk sereal dan susu di depanku. Aku mengernyit heran. Sesangar itu, gondrong digerai habis keramas, pake singlet item dan celana pendek yang mengekspos bulu-bulu kaki tebalnya, makan sereal dan susu? Tapi kok di taruh di depanku? Habis itu bukannya duduk, malah mau jalan balik ke arah dapur.
"Kok, ini nggak dimakan dulu?" tanyaku sewaktu dia kembali dengan lima gulung omelet jamur, lima buah sosis sapi, beberapa lembar bacons, dua telur mata sapi, setumpuk kentang tumbuk, dan segelas besar susu almon. Toast dan fruit platter-ku juga sudah diantar.
"Kamu yang makan," katanya cuek kayak biasa, lalu dua gulung omelet jamur tadi masuk ke mulutnya sekaligus. Dia yang makan, aku yang langsung kenyang. "Kulihat tiap sarapan kamu cuma makan sedikit. Minum susu yang banyak biar cepet gede. Jangan malah minum kopi, nanti napas kamu bau naga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Shark
RomanceBonnie diminta untuk menikahi Adisaloma Helemano Hiu karena uang perusahaan milik ayahnya dibawa kabur oleh seorang karyawan. Namun, jangankan memberi keturunan seperti yang diinginkan keluarga Hiu, Bonnie tidak yakin dirinya akan selamat dari malam...
Wattpad Original
Ada 15 bab gratis lagi