Aku nggak keluar kamar selama dua hari.
Karena kondisi psikologisku masih belum pulih dan jiwaku masih terguncang, aku menolak membuatkan sarapan, atau bertemu siapa pun di rumah. Aku hanya menyelipkan sepucuk surat lewat celah pintu yang kutujukan pada Nahokai supaya disampaikan kepada Yang Mulia Helemano Hiu yang sudah 'memegang kartu'-ku. Entah kenapa aku memang selalu memandangi tisu yang habis kugunakan untuk mengelap alat vitalku.
Aku nggak tahu kenapa. Well ... mungkin aku tahu kenapa. Dulu waktu aku masih sangat kecil, bagian belakangku sering terasa nggak nyaman setelah aku main di bak pasir dan tidak mencuci tangan. Aku menggaruknya karena merasa sangat gatal, tapi nggak berani bilang ke Mami karena malu. Suatu hari aku menemukan cacing kecil saat membersihkannya dan aku histeris karena kupikir perutku sudah dijadikan inang oleh para alien yang hendak menginvasi bumi. Mereka menanamkan telurnya di perutku, lalu setelah mereka jatuh ke dalam lubang pembuangan, mereka akan tumbuh menjadi monster di lorong-lorong selokan. Suatu hari mereka akan muncul dari gorong-gorong dan menyerang kota Jakarta.
Aku diperiksakan dan diberitahu bahwa itu bukan alien, melainkan kuman yang datang karena aku tidak menjaga kebersihan. Sejak itu aku selalu melakukannya. Aku membersihkan diriku sampai sangat bersih dan mengecek apa ada sesuatu di tisu yang kugunakan untuk membersihkan diri. Hanya aku dan semua toilet yang kupakai yang tahu mengenai rahasia itu. Sekarang dia tahu. Orang yang kuharap tak akan pernah tahu, justru tahu.
Di surat itu aku menyampaikan permintaan maaf dan izin dari menunaikan kewajiban sebagai seorang istri sampai kondisiku pulih. Aku juga mengembalikan kartu kredit ajaibku karena merasa tak pantas menerimanya. Aku kotor. Mungkin lebih baik aku pulang ke rumah Mami. Nggak ada gunanya mempertahankan mahligai rumah tangga. Huhu ....
Biasanya aku baru keluar kamar kalau Hiu dan Nahokai sudah pergi.
Ini hari ketigaku nggak melihat mereka. Aku masih bisa, sih, bertatap muka dengan Nahokai, semoga saja Hiu nggak cerita kenapa kemarin aku sampai pingsan di kamar mandi. Tapi aku nggak bisa bayangin bersitatap dengan Hiu sebelum berhasil mengusir gambaran sesuatu yang gelap dan lebat di antara kakinya dari kepalaku pagi itu. Aku berguling ke kanan dan ke kiri sambil mengacak rambutku, mencoba mengusir sosok Hiu yang telanjang bulat terendam di dalam air dari kepalaku. Mengerikan sekali. Baru kali ini aku ngeliat begituan yang asli, bukan foto, atau video. Aaaarggghhh! Sana keluar dari kepalakuuu! Yang lebih mengganggu lagi, karena waktu itu aku nggak melihatnya dengan jelas, aku malah terus-menerus secara nggak sadar memikirkannya.
Aku melihat jam di sisi tempat tidur saat pintuku diketuk. Kalau itu Mirah—asisten yang kemarin aku cerita—berarti Hiu dan Nahokai sudah nggak ada di rumah. Kebetulan, aku pengin berenang buat nyegerin kepala. Mungkin nanti sore aku mau pulang ke rumah Mami, soalnya besok weekend. Hiu di rumah. Kalau stay di sini, bisa-bisa aku mati kelaparan.
Dengan malas aku turun dari tempat tidur untuk membukakan pintu. "Hiu sudah ciao?" tanyaku.
Mirah yang manis dan masih seumuran denganku menjawab dengan riang, "Sudah, Nyah," sambil mengikutiku masuk dengan baki berisi segelas jus jeruk. Tadinya aku menolak dipanggil Nyonya, kupikir kami bisa jadi partner in crime di rumah ini. Jadi partner in crime, kan, harus akrab. Tapi lebih parah, sih, dia malah mau manggil aku Ibu. Akhinya aku menyerah, mau minta dipanggil Nona, nanti ada yang tersinggung ngerasa udah menikahiku. Kadang Mirah menambahkan jadi Nyonya Muda supaya aku merasa lebih baik. Nyonya Besarnya, kan, Mama mertuaku.
Aku menutup pintu dan meminum jus jeruk yang dibawakan Mirah.
"Hari ini gimana, Nyonya? Jadi mau belajar pancake-nya? Sudah mundur tiga hari, saya bingung kalau ditanya Nyonya Besar. Kalau bilang Nyonya sama Tuan Muda lagi ambekan, nanti makin panjang urusannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Shark
RomanceBonnie diminta untuk menikahi Adisaloma Helemano Hiu karena uang perusahaan milik ayahnya dibawa kabur oleh seorang karyawan. Namun, jangankan memberi keturunan seperti yang diinginkan keluarga Hiu, Bonnie tidak yakin dirinya akan selamat dari malam...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi