Kejadian yang baru terjadi tadi masih berputar dikepalanya. Hanya bisa menghelakan napasnya kasar, Naruto hanya bisa terduduk di podium penonton menyaksikan beberapa orang yang bermain sepakbola.
"Naruto?" panggil seseorang.
Naruto refleks menolehkan kepalanya ke kiri mendengar namanya terpanggil. Ia menemukan sosok pemuda yang sudah dia kenal tengah menatapnya bingung.
"Kenapa?" sahut Naruto dengan nada malas.
Pemuda itu sedikit tersenyum mendengarnya.
"Kenapa kau di sini? Lapangan ini jauh dengan sekolahmu," tanya pemuda itu yang berjalan mendekati Naruto.
"Memangnya tidak boleh?"
"Boleh saja."
Pemuda itu duduk di samping Naruto sambil mengeluarkan sepatu olahraga miliknya.
"Mau bermain bola?" tawar pemuda itu menaikkan sedikit alisnya.
"Aku? Mereka bukan kenalan sekolahku," jawab Naruto yang memperhatikan wajah asing para pemain sepakbola itu.
"Tenang saja, mereka juga dari sekolah yang berbeda sepertimu."
Naruto melirik sekilas ke arah pemuda itu dan kembali menatap para pemain.
"NEJI! Cepatlah!" teriak salah satu dari pemain itu memanggil pemuda yang ada disamping Naruto— Neji.
"Kita kurang satu pemain! Ajak disebelahmu!" lanjutnya lagi.
Neji menyungging senyumnya sambil melirik Naruto dan segera berdiri.
"Ayo!" seru Neji.
"Aku malas."
"Ayo bodoh, jika kau ikut aku akan memberimu foto Hinata sedang tidur waktu kecil."
Tanpa berpikir panjang lagi, Naruto bangkit dari duduknya. Neji berdecih sesaat ketika Naruto langsung mau bergerak jika menyangkut tentang adiknya.
"Apa pun tentang Hinata aku maju!" seru Naruto mengepalkan tangannya di depan dada.
Neji hanya bisa berdecak kagum akan kebodohan teman adiknya ini. Jangan ditanya kapan mereka kenal, Naruto dan Neji dulu mereka berada di SMP yang sama.
Dengan rasa sedikit malas, Naruto harus ke tengah lapangan berkenalan pada orang-orang asing yang baru dia temui.
"Siapa dia?" tanya seorang pria dengan rambut merah serta coretan tatto di dahinya yang memperhatikan penampilan Naruto dari atas hingga bawah.
"Ini kenalanku, Namikaze Naruto," jawab Neji sambil merangkul pundak Naruto.
"Gaara," ucap pria itu mengangkat tangannya.
Naruto tersenyum simpul dan mengangkat tangannya membalas jabatan Gaara. "Naruto."
Satu persatu dari mereka berkenalan pada Naruto, namun hanya satu diantara mereka yang hanya diam seakan tak peduli dengan kehadiran Naruto.
"Kau tidak mau berkenalan?" tanya Neji membuat sosok itu melirik dingin ke arah mereka.
"Tidak."
"Ayolah, mana bisa kita bekerja sama jika kau seperti ini," bujuk Neji.
Sosok itu berdecih pelan dan berjalan mendekati Naruto serta Neji. Sorot mata dingin tak bersahabat miliknya begith kentara.
"Sasuke," ucapnya singkat namun tetap mengangkat tangannya.
Naruto tersenyum lebar dan membalasnya. "Namikze Naruto."
"Hn," sahut Sasuke singkat dan segera menarik tangannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawab Panggilanku [On Going]
Fanfiction[NaruHina] Setiap hari yang kulakukan adalah memangggilmu. Satu hari tanpa terlewat sehari pun aku selalu memanggilmu. Tapi, bagaimana jika suatu hari aku tidak memanggilmu lagi? Apa dengan begitu kau bisa menengok ke arahku? Atau, malah terus memal...