1. Mulai

1K 108 12
                                    

'Jawab Panggilanku'

D
I
M
U
L
A
I
.
.
.

Drrtt... Drrtt...

Sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya membuat benda pipih itu bergetar hebat di atas perutnya. Getaran itu benar-benar mengusik tidur siangnya hari ini, dengan mata yang masih sayu dia melihat nama panggilan itu dan menempelkan ponselnya di dekat daun telinga.

"Ada apa Shika?" tanyanya dengan nada serak khas orang bangun tidur.

"Oi bodoh! Aku tidak tahu kau ini memang bodoh atau sengaja bodoh. Cepatlah ke kelas, kau dicari Iruka-sensei."

Mulutnya menguap malas, mengucek pelan matanya. Masih dengan rasa malasnya, pemuda dengan surai pirang jabriknya itu bangkit dari tidurnya.

"Katakan padanya, aku ada di UKS," jawab pemuda itu mengapit ponselnya antara pipi dan bahunya sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

"Tunggu! Kalau kau bolos lagi nilaimu–"

Tutt... Tut...

Pemuda itu segera mematikan ponselnya karena tak ingin mendengar ocehan dari sahabat berambut nanasnya itu. Ia mendesah pelan menatap layar ponselnya, jarinya bergerak menekan sesuatu di layar ponsel pintar tersebut.

Tuutt... Tutt..

"Ditolak," gumamnya melihat panggilannya yang baru saja ditolak seseorang.

Lagi-lagi dia mendesah pelan. Matanya yang tadinya begitu berat untuk terbuka, kini terbuka lebar dengan angin sepoi yang mengenai rambut pirangnya. Kepalanya mendangak ke atas melihat metahari yang masih saja panas, kemudian atensinya kembali melirik layar ponselnya.

"Jam 2, pantas saja panas di sini," gumamnya dengan malas dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Sedikit gerah, tangannya bergerak melepas kancing kemeja putihnya dan menampilkan sebuah kaos polos berwarna oren. Tangannya menyisir pelan rambutnya ke belakang sambil tersenyum cerah dengan manik saphire-nya yang terlihat semangat.

Namikaze Naruto, itulah nama pemuda dengan sebuah guratan 3 di setiap pipinya, surai jabrik pirangnya dan mata indahnya yang memiliki warna seperti lautan itu benar-benar membuatnya begitu mempesona.

Naruto segera beranjak dari tempatnya saat ini—rooftop. Jangan ditanya kenapa dia bisa berada di sini, otak liciknya akan bekerja keras saat ingin menyendiri, mencuri kunci cadangan dari Wali Kelasnya adalah keahlian Naruto. Setiap lorong yang dia lewati begitu sepi. Kenapa? Tentu saja pemuda pirang bodoh ini yang bolos ketika jam belajar.

Naruto segera keluar dari gedung sekolah dan berlari ke arah pinggiran gedung itu. Tanpa permisi dan tidak tahu malunya lagi, Naruto menggeser jendela sebuah ruangan yang ada di lantai satu itu.

Seluruh mata sontak terkejut melihat jendela kelas mereka terbuka dari luar, apalagi penyebabnya adalah pria itu— Naruto.

"Kenapa mematikan panggilanku?" tanya Naruto pada seorang gadis yang duduk di samping jendela itu. Naruto tak mempedulikan mata marah dari seorang guru yang sudah naik pitam melihatnya.

Jawab Panggilanku [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang