Maaf ya kalau tidak sesuai ekspetasi, saya harap kalian masih menyukai ceritanya, kalau ada tulisan saya yang typo saya senang kalau ada yang kasih tau
Selamat menikmati Part. 9
.
.
HAPPY READING
.
.
.Bangun pagi untuk sekolah? Itu bukanlah prinsip pria pirang yang telah menyengir pagi ini menuju rumah sahabatnya yang ada di sebelah rumahnya. Hanya dengan kaos oblong oranye-nya, satu demi satu anak tangga dituruni.
"Mau ke mana?" tanya Khusina saat mendapatkan putra sulungnya tampak tergesa-gesa.
"Main," jawab Naruto.
"Main terus, sekali-kali contoh adikmu yang selalu belajar walau libur," celetuk Minato yang tengah duduk di ruang keluarga menatap Naruto sekilas lalu kembali fokus pada laptopnya.
Hanya bisa menghela napas pelan. "Bu, aku pulangnya sedikit sore."
"Tidak pulang juga tidak apa-apa," celetuk Minato untuk kedua kalinya.
"Tidak pulang dicari, giliran pulang disuruh pergi. Sudah berumur masih saja labil seperti remaja," sahut Naruto menyeringai dan sontak saja mendapatkan delikan tajam langsung dari Minato.
"Naruto!" peringat Khusina dengan nada sedikit tinggi.
Naruto mendengus pelan melirik sekilas Khusina dan kembali berjalan meninggalkan rumahnya dengan perasaan sedikit kesal.
***
"Oi Naruto! Kau ingin merusak PS-ku!" tegur Shikamaru tak terima melihat keberutalan tangan Naruto.
Pria surai pirang itu menoleh dengan wajah yang tertekuk. Dari awal dia datang tadi saja mukanya sudah tertekuk seperti lipatan kardus yang tak karuan.
"Jika tidak Hinata, pasti orang tuamu kan Naruto," ucap Kiba seraya memasukkan kentang goreng ke mulutnya.
"Memangnya siapa lagi jika bukan orang tuaku, selalu saja membanggakan Menma. Aku kan juga anaknya, apa tidak bisa melihatku sebagai Naruto bukan sebagai kembaran Menma yang harus sempurna," adu Naruto melengoskan lirikannya ke kedua sahabatnya.
"Bersabarlah Naruto, ayah dan ibumu ingin yang terbaik untukmu," ujar Shikamaru.
"Kau benar Shika," ucap Kiba membenarkan ucapan Shikamaru.
Mendengarnya sontak membuat Naruto berdecak seketika, "Ck! Sudahlah! Tidak ada gunanya bicara pada kalian!"
Naruto berdiri dari duduknya dan mengambil tas punggung yang ada di ranjang Shikamaru.
"Mau ke mana?" tanya Shikamaru.
"Bukan urusan kalian!" jawab Naruto dengan nada sinis dan beranjak dari sana dengan perasaan sedikit kesal.
Shikamaru dan Kiba salimg melirik dan menaikan pundak mereka secara bersamaan.
"Kenapa dia Kiba?"
"Entahlah, PMS mungkin."
***
Jam masih menunjukan pukul 1 siang, rasa malas untuk pulang ke rumah melanda Naruto. Dia hanya duduk di depan mini market dengan sebotol air mineral di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawab Panggilanku [On Going]
Hayran Kurgu[NaruHina] Setiap hari yang kulakukan adalah memangggilmu. Satu hari tanpa terlewat sehari pun aku selalu memanggilmu. Tapi, bagaimana jika suatu hari aku tidak memanggilmu lagi? Apa dengan begitu kau bisa menengok ke arahku? Atau, malah terus memal...