Happy Reading Guys
And I Hope You Like With My Story
*
*
*
*
*Semua murid baru di SMA Pelita duduk rapi di bangku mereka masing-masing, termasuk Jay. Jujur dia bersyukur dapat bertemu dengan April. Sebab, karena April ia tidak harus menjalani hukuman di hari pertama sekolahnya.
Jay yang tadinya terfokus mendengarkan penjelasan guru tentang Wawasan Wiyata Mandala dan mencatat beberapa materi yang disampaikan. Namun, ia langsung membulatkan mata ketika mendapati sosok seorang gadis yang tengah mengabsen satu persatu peserta MOS.
Matanya tidak berkedip sedikitpun melihat daksa April yang berjalan mengelilingi setiap bangku sembari menyodorkan lembaran absen untuk ditanda tangani setiap siswa-siswi. Hingga tanpa disadari kini April sudah berdiri tepat di depannya sembari menyodorkan absen pada Jay.
"Lo OSIS?" tanya Jay kaget.
"Iya, kenapa kaget ya?" goda April.
"Iya, secara-kan jarang OSIS terla--"
Belum Usai Jay berbicara dengan cekatan April menutup mulut pemuda itu dengan tangannya membuat banyak pasang mata langsung menatapnya dengan heran. April berkata pelan hingga hanya Jay yang dapat memahami ucapannya, "Shut! Diem nanti bisa berabe." Jay langsung menangguk patuh.
"Kenapa Pril?" tanya Pak Seno, guru yang sedari tadi menjelaskan di depan. Spontan April menurunkan tangannya dari wajah Jay.
"Enggak pak, ini tadi ada lalat nemplok di wajah dia terus saya usir gitu," dalih April yang langsung dipercaya oleh Pak Seno.
"Oh, gitu, kamu lanjut absenya terus keluar," pinta Pak seno.
"Baik pak."
Jay menandatangani namanya lalu April kembali melanjutkan kegiatan mengabsennya hingga usai. Satu hal yang terbesit dalam hati Jay, kok ada OSIS kayak dia.
******
Ketika April tengah berjalan di lorong dia melihat Jay sedang duduk seorang diri sembari memainkan ponselnya. Tanpa ragu April menghampiri pemuda yang terlihat sangat fokus bermain Among us, sampai tidak sadar jika April duduk di sebelahnya.
"Fokus banget, padahal gak boleh lo main hp di sekolah. Mentang-mentang di sini sepi malah main Among us," ucap April.
Seketika Jay menghentikan gerakan jarinya dan menoleh ke sumber suara. Matanya langsung terbelalak mendapati sosok April di depannya, sepontan ia menyembunyikan ponselnya agar tidak dirampas.
"Maafin saya kak, tapi tolong jangan rampas hp saya," ucap Jay ketakutan.
"Tenang aja gue nggak jahat kok, tapi jangan diulangi lagi entar kalau ketahuan anak OSIS lain hp lo bakalan dirampas." Jay langsung menganggukkan kepala pelan dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Lo laper nggak?"
"Iya, kenapa kak?"
"Mau ke kantin bareng gue?" April mulai beranjak berdiri disusul dengan Jay yang berdiri sebelahnya.
"Emang boleh kak?" tanya Jay polos.
"Yah bolehlah, yuk." April mulai berjalan disusul dengan Jay yang berjalan di sampingnya.
Setelah sampai di kantin mereka duduk bersama dan menikmati makanan mereka masing-masing. Tak jarang pula banyak pasang mata yang menatap mereka, membuat Jay merasa canggung. Seketika ia merasa minder ketika banyak yang mengkritiknya seakan-akan dia tidak pantas duduk di samping April.
"Lo mikirin apaan sih? Sampai itu bakso lo anggurin," ucap April sambil menikmati baksonya.
"Aku pindah ya kak, nggak enak di liatin anak lain." Ketika Jay hendak berdiri April mencegahnya, ia memegang pergelangan tangan Jay sambil berkata, "Duduk aja lagi, ngapain peduliin pandangan orang lain, lo duduk atau hp lo gue sita."
Jay langsung kembali duduk karena kini April telah memegang kartu AS-nya. "Kenapa gue nggak boleh pergi?"
April menatap serius pada pemuda di depannya, ia menghelakan napasnya sesaat. "Karena mulai sekarang gue bakalan jadi bodyguard lo, mungkin bentar lagi kakak lo bakalan datang ke sini dan memperkenalkan gue secara resmi."
Jay langsung membuka mulutnya lebar, "Hah," satu kata yang keluar dari mulut Jay dan menjadi perwakilan suara hatinya yang sudah terkejud setengah mati.
Tak lama kemudian Farel datang bersama Servina dan Nino mereka mulai berjalan menghampiri Jay dan April. Dan langsung duduk di bangku kosong di samping Jay dan April.
"Udah lama?" tanya Farel.
"Lumayan," jawab April singkat.
"Kak, apa bener kakak nyewa kakak ini buat jadi bodyguard gue?" tanya Jay.
Seketika Servina dan Nino langsung membulatkan mata, mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jay. Nino memang sudah mengenal Jay dari dahulu jadi ia tidak kaget mengapa Farel sampai menyewakan bodyguard untuk menjaga adiknya. Tetapi berbeda dengan Servina yang tidak tahu apapun.
"Btw, lo siapa ya?" tanya Servina.
"Dia adik gue," jawab Farel yang justru membuat otak Servina terus berpikir, jika pemuda di depannya ini adalah adik dari Farel kenapa ia harus sampai disewakan bodyguard terlebih lagi itu April.
"Iya, kakak suruh April buat jadi bodyguard lo di sekolah, karena gue juga nggak bisa jaga lo terus di sekolah. Lo tahu kan gedung kelas dua belas itu lokasinya terpisah dari gedung kelas sepuluh dan sebelas," jelas Farel.
"Kan gue bilang sama kakak, gue nggak butuh bodyguard lagi, gue udah gede kak," bantah Jay kesal
"Tapi ini perintah papa, lo mau ngelawan." Seketika Jay langsung terdiam ia tahu berdebat dengan kakaknya tidak akan membuahkan hasil apapun.
Jay menyelesaikan makannya dengan cepat dan pergi meninggalkan kakaknya. "Gue pergi dulu kak, gue mau balik ke kelas," ketus Jay yang kemudian pergi.
"Lo sih Rel, pakek aneh-aneh, kenapa nggak gue aja coba," ujar Nino.
"Karena gue tahu cuma April yang bisa balikin kepercayaan diri anak itu," kata Farel sembari menatap punggung April yang pergi mengikuti langkah Jay.
"Woy, Januari berhenti bentar deh," teriak April sementara yang dipanggil tidak mau menghentikan langkahnya.
Merasa kesal, April mulai berlari kecil dan meraih pergelangan tangan Jay membuat pemuda itu langsung membalikan badannya. Ia menatap kesal pada gadis di belakangnya lalu melepaskan tangan gadis itu dengan kasar, membuat cengkraman yang tidak begitu kuat itu terlepas.
"Nama gue Jay bukan Januari."
"Nama lo jelek bikin orang masuk penjara." Serontak Jay menaikkan kedua alisnya.
"Maksud kakak?" tanya Jay bingung.
"Kalau lidah gue kepeleset terus manggil lo 'Jay, Jay, Anjay' gimana? terus ada polisi yang denger! Entar gue bisa masuk penjara gimana?" Jay langsung terkekeh kecil mendengarkan penjelasan April.
"Tapi nama gue bukan Januari, Kak April," tegas Jay.
"Nama lo Jay Nuafarza Richard-kan, kalau awalannya disingkat jadi Januari." Sang pemilik nama hanya mampu bergedik heran mendengarkan ucapan April, dalam hati ia bertanya kok ada cewek kayak April.
"Mau ke kelas?" tanya April.
"Iya." April langsung mengukir kurva tipis di bibirnya dan mengandeng tangan Jay untuk mengikuti langkahanya.
"Yuk bareng."
Tinggalkan vote dan coment yah guys jangan lupa share 😘
![](https://img.wattpad.com/cover/243998649-288-k548009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM (NOT) FINE AND YOU? { COMPLETED}
Random{BACA AJA NGGAK USAH BELI NOVELNYA} Rank : 1#bersyukur ( 18 Januari 2021) 1 #tidakpercayadiri (17 November 2020) 4#pembunuhbayaran ( 26 November 2020) 3#percayadiri (13 Maret 2021) Cover by : res.graphic { Mengandung bumbu baper yang bikin nggak bis...