DOR
DOR
DOR
Sanha tersenyum lebar saat melihat 3 orang targetnya sudah meregang nyawa 10 meter dari markas mereka, ia menghubungi Eric, meminta tolong kepada pria yang sempat tinggal di LA itu untuk mengambil kartu dan juga poin membunuhnya.
"Ck, kenapa kau membunuh semuanya sendiri? Aku kan juga mau" seru Jihoon setelah Sanha selesai memberi tau Eric lewat alat komunikasi.
"Hehehe maaf" yang lebih pendek menjitak kepala orang yang lebih tinggi, muak melihat cengiran bodoh khas itu.
"Menyebalkan" seru Jihoon, dan kembali ke posisi jaganya.
Eric yang mendapat pemberitahuan dari Sanha keluar seorang diri, membuat Renjun menjaga markas sendiri, ia berjalan penuh waspada, takut ada orang lain yang tiba-tiba menyerangnya, tapi untung saja tidak ada.
Eric mengambil kartu Sanha dalam kantongnya, meletakan kartu itu di jari orang orang yang telah Sanha bunuh tepat didada dengan timah panas miliknya, setelah itu mengambil kartu orang itu.
"Kasian sekali, mati sebelum sempat bermain, lebih parahnya lagi mereka tidak tau mati di tangan siapa" guma Eric saat melihat poin orang orang yang dibunuh Sanha.
Ia berjalan santai menuju markasnya, tapi mata dan pendengarannya awas terhadap sekitar, dan untung selama perjalanan ke markas ia tidak menemukan ada orang lain di sekitar sini.
Menurut logika Eric itu wajar, siapa juga tengah malam begini ingin masuk ke wilayah hutan tampa tujuan, ia markas mereka ada di dalam hutan, 70 meter dari arah luar, dan 3 orang itu akan menemukan markas mereka jika mereka berjalan 10 meter lagi, tapi salahnya Sanha lebih dahulu membunuh mereka.
"Bagaimana?" tanya Renjun saat Eric sudah berada di markas.
"Bagaimana apanya?" tanya Eric balik, belum mengerti kemana pembahasan pria China itu, ia mendudukan badannya di sofa ruang tengah, membuat semua istingnya peka terhadap sekitar ternyata sangat melelahkan.
"Ck bodoh, tentu saja aku bertanya tentang bagaimana keadaan luar, apa ada mangsa atau tidak" akhirnya Renjun ngegas juga, menurut Renjun mengapa orang bodoh seperti ini bisa menjadi pembuat strategi.
Eric mengerjabkan matanya pelan, sesudah itu tawanya pecah, pria Huang jika sudah begini sangat lucu.
"Maaf maaf, tidak ada apa apa di luar, kecuali orang orang tampa tujuan yang dibunuh Sanha tadi" Renjun mengangguk paham, kalau begitu hari ini mereka tidak terlalu perlu mengeluarkan tenaga extra.
"Dimana Junkyu?" tanya Eric setelah cukup lama diam.
"Dia di ruang rapat, sedang membuat bom"
"Akhirnya setelah sekian lama dia bisa menggunakan bom buatannya" Eric dan Renjun langsung memutar badan mereka saat mendengar suara Jihoon dari arah tangga.
"Kau kenapa turun? Nanti kalau ada orang menyerang bagaimana?" cercah Renjun dan di balas lirikan malas dari Jihoon.
"Aku haus, di loteng tidak ada air sama sekali, dan juga siapa orang pintar yang mau ke hutan tengah malam seperti ini bodoh!!!" balas Jihoon acuh dan kembali ke loteng dengan 2 buah gelas yang sudah berisi air putih.
Haechan dan Jisung sedang bersemangat-semangatnya bekerja, dari tadi mereka tidak berhenti mengetik banyak angka dan kalimat kalimat rumit lainnya yang hanya orang-orang tertentu yang mengerti.
"Ini sangat luar biasa" guma Jisung takjub, dan dibalas anggukan semangat oleh Haechan.
"Aku menyukai posisi ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
Killing || 00Line [On Hold]
Mystery / Thriller"The More Deaths, The More Violent The Game"