4

287 54 6
                                        

Mereka semua sedang berkumpul di loteng rumah Jaemin, tempat Sanha dan Jihoon berjaga tadi malam berjaga, jangan bayangkan loteng kecil sesak dan banyak kardus di dalamnya, karna itu berbeda jauh dari apa yang kalian bayangkan.

Sebenarnya juga tidak cocok disebut sebagai loteng jika dilihat dari segi tinggi dan tatanan di dalamnya, tapi sebelum permainan ini terjadi, tempat ini memang cocok disebut loteng sebelum Sanha, Jihoon dan Renjun merombak tempat ini menjadi ruang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya juga tidak cocok disebut sebagai loteng jika dilihat dari segi tinggi dan tatanan di dalamnya, tapi sebelum permainan ini terjadi, tempat ini memang cocok disebut loteng sebelum Sanha, Jihoon dan Renjun merombak tempat ini menjadi ruang kumpul.

Tim yang keluar tadi malam terlihat sedikit segar, karna pria bertopeng itu memberikan mereka jam istirahat yang dimana semua pemain dilarang bertarung ataupun membunuh, dan setelah jam 9 nanti, mereka akan kembali dibuat saling membunuh untuk mengumpulkan poin dan keluar dari permainan ini.

"Kita baru beberapa jam menjalankan permainan aneh ini, dan sudah 500 orang terbunuh" tutur Haechan setelah melihat pemberitahuan dan jumla pemain yang tersisah dari iPad yang diberikan oleh pria bertopeng itu untuk setiap pemain solo dan Tim.

"500 orang? Waw, sepertinya permainan ini akan selesai sebelum hari ke 4" ujar Jihoon tak percaya.

"Kau jangan bercanda" seru Renjun jengah.

"Aku? Tidak!" bantah Jihoon.

"Malah dengan berkurangnya 500 pemain, permainan ini akan semakin lama" ujar Renjun kesal dan menyadarkan kepalanya ke bahu Junkyu yang asik dengan makanannya.

"Kenapa begitu?" tanya Jisung yang sedang mengucir rambut Hyunjin.

"Kau tau? Didunia ini selalu ada sistem yang lemah mati duluan dan yang kuat bertahan hidup paling lama, inilah yang terjadi sekarang" balas Hyunjin bijak.

Jisung, Haechan, Eric, Sanha, Renjun, Jihoon, Jaemin dan Junkyu menatap tak percaya ke arah Hyunjin yang bisa bisanya berkata betul setelah sekian lama.

"Kenapa?" tanya Hyunjin risih yang ditatap begitu intens oleh temannya.

"Tidak ada, hanya saja aku tidak menyangka kau bisa berkata seperti itu, biasanya kan mulutmu itu hanya bisa mengeluarkan sampah" Hyunjin mendengus kesal, mulut pria Huang itu selalu pedas kapanpun dan dimanapun.

"Haechan, siapa 10 pemain teratas sekarang?" tanya Jeno.

Seperti permainan game biasanya, akan selalu ada rengking di dalamnya, Haechan langsung membuka web yang menunjukan rengking para pemain.

"Posisi pertama masi orang misterius itu" ujar Haechan.

"Waw Kim, kau berada di posisi kedua" seru Haechan tak percaya kepada Sunwoo.

"Dia membunuh banyak orang tadi malam" ujar Jeno kesal.

"Hei Lee, bukan salahku jika kau tadi malam tidak bisa ikut bertarung, kau saja yang terlalu ceroboh" balas Sunwoo yang di tatap sengit oleh Jeno.

Jeno mendengus pelan, jujur ia masih kesal karna tidak bisa ikut bertarung tadi malam, tapi memang salahnya sendiri karna ceroboh, setelah ini ia akan berhati-hati dan membunuh banyak orang agar bisa keluar dari permainan gila ini.

Killing || 00Line [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang