Eric tersenyum tipis setelah mendapatkan pesan dari Bomin mengenai berita tentang Killer, Sekarang otak Jenius Eric mulai menyusun strategi-strategi yang akan mereka pakai kedepannya, matanya menatap sekeliling, senyum lebar Eric berikan saat ia menemukan apa yang dicarinya.
"It's time to start to have a party!" ujar Eric kegirangan, membuat Jisung, Jihoon, Junkyu menatap heran, sedangkan Yoshi terdiam, sepertinya dirinya tahu apa yang ada di dalam pikiran pria yang dibesarkan di Los Angles itu.
"Pesta apa?" Eric makin tersenyum lebar, ia tertawa cekikan sambil menatap satu persatu teman temannya.
Aaah Eric sungguh tidak sabar.
"Tentu saja pesta pemburuan" Yoshi tersenyum tipis mendengarnya.
Pria keturunan Jepang itu mengeluarkan sedikit pedangnya dari sarungnya, Senyuman itu sedikit melebar saat pedang di tangannya memantulkan sinar matahari yang mengenainya.
Yoshi sudah tidak sabar dengan pemburuan besar yang akan menanti mereka kedepannya, begitupun dengan Eric, ia sudah lama tidak mengalami moment seperti ini di dalam hidupnya, sedangkan Triple J, saling menatap heran, tapi sedikit demi sedikit mereka mulai memahami situasi yang akan mereka hadapi.
Soobin dan grombolannya masih di dalam hutan saat Bomin mengirimkan pesan tentang Killer kepadanya, ia mengatakan apa yang dikirimkan Bomin kepada timnya, Soobin ingin mendengar apa rencana mereka, di tambah Renjun, Jeno, dan Haechan juga cukup baik dalam menyusun strategi.
"Dia mengkambing hitamkan banyak orang" tanggapan Sanha di setujui yang lain, memang itu yang terjadi sepertinya.
Informasi tentang Killer yang tersebar akan menyebapkan banyak orang akan kehilangan nyawa mereka, mereka akan menyerang orang-orang yang di palsukan identintasnya tadi malam, dan itu akan membuat perperangan besar akan terjadi dalam kurung waktu 24 jam, bahkan sungguh permainan gila ini saja belum genap 24 jam jika dihitung waktu yang hanya digunakan untuk mengumpulkan poin, mereka tidak mengerti kenapa orang di balik infomarsi killer itu ingin menglenyapkan banyak orang dalam jeda waktu kurang dari satu hari?
"Licik sekali orang itu" seru Renjun geram sambil menusuk-nusuk mayat yang ada di depannya, berharap bisa sedikit melepaskan emosinya.
Sebelum mereka berhenti untuk membahas informasi tentang killer, mereka berlima baru saja selesai membunuh satu tim yang berhenti di dekat hulu sungai, tidak jauh juga dari markas mereka hanya sekitar 100 meter ke arah timur, sekarang mereka sedang duduk santai di dekat pohon tumbang yang tidak jauh dari sana.
Mereka berlima memang tidak ada berencana akan keluar dari dalam hutan dalam beberapa jam kedepan, dan ternyata itu adalah keputusan yang terbukti sangat berguna ditambah dengan informasi yang dikirimkan Bomin, jika saja mereka memutuskan untuk keluar dari dalam hutan setelah keluar dari markas akan banyak orang yang akan mengincar mereka, karna nama Soobin dan Renjun juga berada di dalam daftar itu.
"Soobin, apa benar kau bukan Killer?" tanya Haechan ragu, pertanyaan dari pria kelahiran bulan Juni itu membuat semua pasang mata fokus kepada objek pertanyaan pria Juni.
Sedangkan sang objek, Choi Soobin malah menatap bingung pria berkulit tan itu, bagaimana bisa pertanyaan bodoh itu terlotar padanya, pikirnya.
"Itu pertanyaan paling bodoh yang aku dengar tahun ini" bukannya menjawab seperti yang diharapkan Haechan, Soobin malah membalas dengan sangkalan yang membuat Haechan ingin menenggelamkan pria kelahiran 5 Desember itu ke sungai.
"Tidak bisakah kau membalas pertanyaanku dengan baik?" geram Haechan.
"Sejauh yang bisa aku fikirkan, itu adalah jawaban terbaik yang bisa aku berikan" balas Soobin acuh, dan kembali sibuk memotong-motong kecil mayat di depannya.
Haechan menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, jika ia kembali bertanya bisa di pastikan itu akan menghabiskan banyak waktu mereka, jadi ia lebih memilih mengalah.
Sanha, Jeno dan Renjun saling tatap, Renjun menaikan bahunya acuh tidak peduli dengan 2 orang dengan tinggi badan berbeda di depannya dan kembali fokus menusuk mayat di dekatnya, sedangkan Sanha dan Jeno kembali saling tatap dan mengangguk serentak, mereka sepertinya mempunyai pikiran yang sama tentang mengapa Haechan bisa menanyakan pertanyaan itu kepada Soobin.
Bagaimana mungkin Haechan tidak akan menanyakan pertanyaan itu, sedangkan di depan mereka terlihat pria kelahiran Desember itu sedang asik memutilasi mayat korbannya menjadi potongan-potongan kecil seperti tahu, setelah itu mencincangnya menjadi potongan yang lebih kecil, dan apa-apaan dengan menghirup aroma daging yang telah ia potong dan dicampurkan dengan darah itu? Belum lagi pria Choi itu juga memotong bola mata korbanya seperti memotong ikan untuk shuhi dan di taburi dengan darah yang di peroleh Soobin dari mengores leher mayat didepannya, Haechan yang melihatnya ingin mengeluarkan Omelet yang dimakannya tadi pagi.
"Saudaramu sangat mengerikan Yoon" Jeno yang melihat itu juga bergidik ngeri, bagaimana bisa pria Choi melakukan semua itu dengan santainya, seperti mayat manusia di depannya ini merupakan bahan masakan yang biasa ia olah di dapur.
Sanha pun tak jauh berbeda dengan Haechan, rasanya makanan yang ia makan tadi pagi meronta ingin keluar dari dalam perutnya, tapi ada satu hal yang bisa Sanha beritau tentang Kembarannya itu-
"Soobin bu-ka-n Killer Jen" Sanha yang ingin melontarkan kalimatnya dengan tegas berubah ragu dengan apa yang ia lihat.
Mata sipit Jeno terbuka lebar dengan apa yang ia lihat di depannya, jangan tanya Haechan, pria tan itu langsung berlari ke sungai mengelurkan makanan yang ia makan tadi pagi, sedangkan pria kelahiran China di samping Jeno menjatuhkan pedang di tangannya. Sanha? Ia lebih para dari yang lain, bibirnya langsung pucat, tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin, dan tungkai panjangnya mulai gemetar, ia mulai ragu dengan apa yang ia katakan tadi.
Choi Soobin pria yang dikenal tidak banyak tingkah di dalam pertemanan mereka setelah Yoshinori nyatanya sekarang di depan mereka sedang memakan bola mata yang ia potong tadi, saat Soobin ingin memakan bagian lain, matanya tak sengaja bertemu dengan mata coklat Sanha.
BUG
"SANHA" teriak Jeno dan Renjun bersamaan.
Haechan yang masih di dekat sungai terkejut mendengar teriakan kedua temannya, ia langsung berlari menuju ke arah mereka, betapa terkejutnya Haechan melihat teman bongsornya sedang terbaring di atas tanah dengan kepala yang mengeluarkan darah.
____________________
Makasih buat yang udah Vote sama baca cerita aku yang ini😚, maaf ya nggak bisa sering-sering updete, terkadang ide itu ada tapi pas lagi nulisnya lupa aja gimana bikin alur ceritanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Birthday Kim Sunwoo, maaf telat, padahal rencananya mau update pas dia ulang tahun🙂.
Jangan lupa juga ya dukung jagoan kalian di Road The Kingdom.