17

10 10 2
                                    

Anita dan deby duduk didepan kelas, mereka melihat alintia cs bersama murid baru itu berjalan kekelas 92

"Alin sini dulu deh" Panggil anita

"Kenapa ?"

"Gapap. Mau ngobrol sebentar sama murid baru" Ucap deby

"Nama kamu siapa ?" Tanya anita

"Desri" Jawab murid baru itu malu malu dengan suara yang kecil, murid baru itu menunduk saat berbicara dengan mereka, dia juga menutup mulutnya dengan tangan (seperti sedang menggigit kuku)

"Gausah malu. Kita sama sama kelas9 kok" Ucap anita

"Ho'oh" Timbrung deby

"Pindah kelas sini aja des, disini orang nya baik baik. Dikelas sebelah rese rese orangnya" Ujar anita lalu tertawa

"Heh! Enak aja" Ucap lisa yang ikut tertawa

"Yaudah. Kita mau bawa dia ke kelas 92 dulu" -alintia

Anita dan deby mengangguk "oke"

"Pendiam banget ya dia" Ucap deby

"Paling 3 hari lagi muncul sifat aslinya" Ucap anita

"Soudjon"

"Mau taruhan?"

"Gak lah. Gue juga yakin dia anaknya bukan pendiam gitu"

"So' alim banget anjir. Awas aja gatal gatal sama alvin"

"Lah emang lo siapanya alvin?"

"CALON MASA DEPANNYA!" Ucap anita penuh penekanan lalu meninggalkan deby. Deby tertawa







*******






Anita masuk kedalam kelas dan menemukan widya sedang menangis ditempat duduknya. Anita menghampiri widya

"Widya"

"Eh anita" Ucap widya sambil menghapus air matanya

"Kamu kenapa ?"

"Gapapa" Jawab widya tersenyum

"Kamu pacaran sama fikri kan?" Tanya anita dan widya mengangguk. Oke fix widya korban fikri berikutnya

"Kenapa bisa mau sama dia?"

"Gak ngerti"

"Udah tau playboy cap badak gitu. Masih aja diterima"

"Aku sayang sama dia" Jawab widya yang sudah mulai jujur dan mencurahkan semua keluh kesahnya pada anita

"Dia selingkuh?" Tanya anita tapi widya menggeleng

"Terus ?" Tanya anita lagi

"Temen gue gak setuju kita pacaran, dan mereka nyuruh gue milih mereka atau fikri"

"Hah?! Kok bisa gitu?"

"Mereka bilang fikri bukan anak yang baik buat gue, bahkan mereka ngomong gini"

"Gimana?"

"Kalau gue masih pacaran sama fikri gak boleh temenan sama mereka. Dan kalau ada masalah sama fikri gak boleh curhat ke mereka. Terus gue harus curhat kesiapa lagi?"

"Huusstt" Ucap anita lembut berusaha menenangkan widya "Jangan nangis. Lo gak usah temenan sama mereka, temenan sama gue dan deby aja. Curhat juga sama kita aja"

"Beneran?"

"Iya widya. Sebisa mungkin kita bakal buat lo nyaman selama temenan sama kita. Dan akan selalu dukung keputusan lo"

AnitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang