You Hurt Me pt.2

269 39 6
                                    

⚠️ Warning 18+ ⚠️

Hal yang lumrah jika Jiyeon pernah melakukan masturbasi. Dengan agak malu ia kembali duduk di sofa, melebarkan selangkangannya dan memasukkan satu jari lentiknya yang sebelum itu ia kulum dalam mulutnya. Disana jarinya melakukan gerakan maju mundur sukses membuat lenguhan keluar dari mulutnya, Jiyeon kembali memasukkan satu jari lagi ke dalam lubangnya mengikuti gerakan yang sama.

Sekitar tiga menit ia melakukan itu dengan tempo yang semakin cepat hingga ia berhasil mengeluarkan cairan bening dari holenya. Sembari mengatur nafasnya, ia melirik pria bermarga Choi yang entah sejak kapan sudah duduk tepat di hadapan Jiyeon mengambil kamera dengan sudut yang lebih intens melihat lubang Jiyeon.

"Good girl"

.

.

Wanita itu merebahkan dirinya di atas kasur, ini sudah pagi pukul 8, dan ia baru saja pulang dari pekerjaan tetapnya. Bodyguard  shift malam tidak semudah itu, ia harus terus terjaga. Matanya melirik ke arah telepon genggamnya yang berbunyi, nama Choi Minho tertera di layar mengharuskan ia segera mengangkat panggilan pria itu.

"Ya?"

["Pertunjukanmu kemarin banyak mendapat respon yang baik, apa kau mau bermain dengan yang lainnya? Jika kau mau aku akan menaikkan bayaranmu"]

Oh ya, Jiyeon sudah mendapat gaji pertamanya dari hasil permainan solonya kemarin. Terbilang sangat tinggi, tiga ribu dolar dalam sekali permainan solo. Angka yang fantastis, bahkan dengan segera Jiyeon mengirimi sebagian uang itu kepada Sehun untuk melunasi hutangnya. Tapi itu tidak cukup, hutangnya terlampau sangat banyak. 50 ribu dolar bukan angka yang kecil. Jadi—

"Berapa kau akan membayarku?" Minho agak terkekeh di seberang sana mendengar jawaban Jiyeon yang terlalu frontal dengan harga.

["Tujuh ribu dolar, aku sudah menaikan seribu dolar khusus untukmu"]

"Baik, aku akan melakukannya" Jiyeon terlalu buta, dia ingin cepat-cepat dapat uang dan segera pergi dari kehidupan Sehun. Omong-omong tentang Sehun, pria itu kembali menyuruhnya untuk datang ke kantornya lusa. Satu lagi alasan mengapa Jiyeon tidak menolak permintaan Sehun adalah karena rasa terima kasihnya pada pria itu masih terlampau besar. Hanya Sehun yang masih mengakui keberadaannya di dunia ini.

***

flashback

"Kau baru pulang?" Sehun membukakan pintu kamarnya untuk Jiyeon setelah sebelumnya wanita itu mengetuk pelan. Sehun duduk dibangku kuliah semester 3 sedangkan Jiyeon tengah duduk dibangku terakhir sekolah menengah. Umur mereka hanya terpaut dua tahun, sama persis dengan jarak umur Sehun dan Haru.

Jiyeon melesat masuk ke dalam kamar Sehun, jika tengah menginap di rumah keluarga Oh, ia akan selalu tidur di kamar Sehun. Merasa bahwa dirinya lebih dekat dan nyaman bersama Sehun, terlebih setelah kematian nenek Oh. Dengan leluasa Jiyeon membuka seragamnya, menyisakan kaos dalam dan celana pendeknya, menempatkan dirinya di atas kasur Sehun.

"Tch— ganti pakaianmu" Sehun berucap sembari mendekati Jiyeon, duduk disamping wanita itu.

"Panas"

Mata Sehun menatap lebih intens leher jenjang Jiyeon, kebetulan sekali rambutnya sedang dikuncir. Ada sebuah kissmark disana.

"Seunghyun, benar bukan? Sepertinya ia meninggalkan jejaknya disini" Jemari Sehun mengelus kissmark di leher Jiyeon, kemudian beralih memeluk wanita itu dari belakang dengan posisi tiduran. Sehun mendaratkan bibirnya di tengkuk Jiyeon, tepat pada kissmark itu. Sepertinya berniat menggantikan tanda kemilikan pria bernama Seunghyun disana.

Ficlet-One Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang