Dreamy Man

626 87 23
                                    

p.s: like children story, utopian.

Hari itu adalah hari bahagia bagi keluarga Oh, Sehun anak dari tuan dan nyonya Oh mendapatkan nilai sempurna -lagi- di ujian sekolahnya. Sehun masih berumur 12 tahun, tapi ia tidak sebahagia kedua orangtuanya. Dia merasa dirinya semakin luar biasa dengan kepintarannya, dan itu yang membuatnya bosan. Semenjak hari itu, Sehun menjadi seorang pendiam dan keras terhadap apapun. Bahkan Soojung, teman baiknya menyadarinya dan berusaha untuk mengembalikan Sehun yang ia kenal.

***

6 years later

Seperti biasa, Soojung selalu berjalan di belakang Sehun. Gadis itu sudah menjabat pelayan pribadi Sehun sekarang, meskipun Sehun terkadang tidak menganggapnya sebagai pelayan justru menganggapnya tetap temannya. Kini Sehun sudah berumur 18 tahun, dan pria itu semakin menjadi seorang pria tampan dan kaya. Tidak lupa dengan kepintarannya dalam akademis dan non-akademis -basket-, what a dreamy man.

Dia memasuki kelasnya bersama Soojung membuat seisi kelas menengok kearahnya, tentu saja mereka sudah telat beberapa menit dari semenjak guru mulai mengajar.

"Kalian tahu, kekayaan itu dimulai dari kedisiplinan" Ujar singkat sang guru berusaha menyindir Sehun. Soojung hanya menunduk dibangkunya sedangkan Sehun seolah tidak peduli dan mulai mengeluarkan bukunya. Sepasang mata menatap Sehun lekat kemudian beralih kepada guru didepan.

*

"Soojung-ssi, tampaknya kau lebih cocok menjadi pelayan pribadiku" Sekolah itu memang sekolah khusus anak bangsawan ataupun anak dari keluarga elit, wajar saja jika hampir setiap murid membutuhkan pelayan pribadi untuk mengatur jadwal mereka. Soojung melirik kearah Sehun sedikit berharap Sehun membuka mulutnya untuk melindunginya dari godaan. Tentu saja Sehun akan melindunginya, entahlah sekarang siapa yang menjabat sebagai pelayan pribadi.

"Ambil saja jika kau dapat menbayarnya lebih besar dariku" Bukan, bukan itu yang Soojung mau. Perkataan Sehun justru seperti membuatnya rendah yang hanya mau dibayar oleh uang dengan jumlah yang besar. Soojung berdiri dari duduknya dan berjalan cepat meninggalkan Sehun yang masih berdiri dihadapan pria tadi. Sepasang mata itu lagi-lagi melihat Sehun yang sudah kembali ke tempat duduknya melanjutkan makanannya.

*

Duk duk duk duk

Suara dentuman bola basket dengan lantai bergema di ruang olahraga, pelakunya tentu saja Sehun yang lari dari jam pelajaran. Memikirkan masalahnya, mulai dari masalah bisnisnya hingga masalah Soojung yang baru saja terjadi.

"Apa yang kau butuhkan?" Sehun menoleh ke asal suara mendapati seorang gadis dengan rambut panjang sepunggung berwana coklat. Dandanannya sangat elegan. Pasti dia dari keluarga bangsawan.

"Tidak ada, aku punya segalanya" Gadis itu menggeleng dan berjalan kearah Sehun yang sudah memegang bola basketnya

"Tidak ada? Tentu saja kau butuh teman" Sehun mengerutkan keningnya, dia punya Soojung. "Maksudku teman sesama jenis dan sebaya, sekedar bermain" Lanjut gadis itu.

"Mereka terlalu mementingkan duniawi"

"Begitupun dirimu, telalu mementingkan dirimu sendiri. Kau tidak tahu jika Soojung sangat sakit hati dengan ucapanmu tadi, itu sama saja dengan kau melihatnya sebagai uang"

"Darimana kau tahu aku ada disini, nona Park?" Tentu saja gadis itu seorang bangsawan, dan Sehun harus menghormati gelar gadis itu.

"Panggil saja aku Jiyeon, Sehun-ssi"

"So?" Jiyeon tersenyum sekilas dan tampak sedikit berpikir

"Karena mataku mempunyai mata dan telingaku mempunyai telinga untuk mengetahui dimana keberadaan pria pujaanku" Sehun tidak salah dengarkan? Pria pujaan putri Park adalah seorang Oh Sehun?

Ficlet-One Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang