Unexpectable Love [2/3]

420 64 17
                                    

Kihyun memakan makanannya dengan tenang, sedangkan Jiyeon melihat kedua pria dihadapannya bergantian dengan tersenyum. Seandainya Sora dan Jaewon juga disini, pasti terasa lengkap, batin Jiyeon.

"Apa kau akan melanjutkan studimu disini?" Kihyun tersenyum mengangguk menjawab Jiyeon, Kihyun melihat Jiyeon dan Sehun bergantian, sebenarnya hatinya tidak tenang saat meninggalkan Jiyeon bersama Sehun di kota ini dulu. Tapi apa daya, ayahnya seorang diplomat dan saat itu ia masih dibawah umur sehingga tidak bisa ditinggal sendirian tanpa orangtuanya, maka ia ikut pergi ke luar negeri.

Kihyun menundukkan kepalanya, dia ingat mengapa dulu ia bisa menyatakan perasaannya pada Jiyeon. Semua karena Sehun. Kihyun melihat mata Sehun yang tidak biasa ketika bersama Jiyeon, ya Kihyun tahu Sehun menyukai Jiyeon. Semenjak kejadian itu, dirinya melihat hal yang berbeda dari Sehun. 

Raut marah terdapat di wajah Jiyeon, dia marah bercampur kesal dan sedih. Tidak mengerti mengapa ada yang tidak menyukai sikap Jaewon yang selalu menjaga Sora. Jiyeon marah karena tadi siang ketika Sora sengaja didorong oleh salah satu teman kelas mereka, Jaewon bangkit meninjunya, pasalnya seseorang yang mendorong Sora berkelamin lelaki. Sepertinya dia bukan lelaki, opini Jiyeon. Setidaknya Jiyeon sedikit senang, karena disaat seperti ini Kihyun menemaninya, mendengar keluhannya. 

Pintu geser kelasnya terbuka pelan, menghadirkan Sehun disana menatap dirinya dan Kihyun tanpa ekspresi, seperti biasa. Pria itu mendekati keduanya,

"Aku dengar tadi Jaewon berkelahi dengan Baekho" 

"Baekho? Namanya memang seperti lelaki jantan tapi tidak dengan sikapnya" Ucapan pedas itu keluar dari mulut Jiyeon

"Pasti ada alasan mengapa dia melakukan itu Jiyeon" Nada bicara Sehun tetap tenang, namun Jiyeon justru menatapnya tajam tapi masih dengan sedikit raut sendu. 

"Tetap saja! Sora seorang wanita! Bagaimana bisa ia mendorong seorang wanita yang bertubuh jauh lebih kecil dibandingnya?Jika itu aku tidak apa-apa! Tidak perlu ada Jaewon atau Kihyun yang membantuku, tapi jika itu Sora-" Isakan mulai terdengar dari mulut Jiyeon, Kihyun menatap Jiyeon beralih menatap Sehun yang melebarkan matanya pada Jiyeon. "tidak, jangan sampai itu Sora!" Jiyeon meninggalkan kedua pria itu dalam diam. Kihyun tersenyum pada Sehun

"Jangan diambil hati, Jiyeon memang seperti itu jika sudah menyangkut Sora dan Jaewon" 

Tundukkan kepala Kihyun membuat perhatian Jiyeon beralih pada pria berpipi agak chubby itu. Ada apa dengan Kihyun? Pikirnya dalam hati.

***

"Apa yang sedang kau cari?" Sehun melihat Jiyeon dengan pajama serta jaket yang tersampir dibahunya. Ck, sepertinya aku lupa memberitahu lagi, Jiyeon dan Sehun tinggal dalam satu atap. Ya Tuhan demi apapun sepertinya ini akan membuat kalian bingung, well singkatnya lima tahun yang lalu, juga, orangtuanya berniat pindah ke kota pusat meninggalkan kota kecil yang didominasi oleh penduduk berusia. Dengan alasan, bahwa ia mencintai kota kecil itu dan memilih tinggal disitu. Melihat pertikaian kecil diantara Jiyeon dengan orangtuanya, kakek Sehun menawarkan diri untuk menjaga Jiyeon dan memperbolehkannya tinggal dirumahnya.

Ya semenjak itu, Sehun dan Jiyeon selalu bersama.

Kini Sehun dan Jiyeon tengah duduk di balkon rumah. Sehun menuangkan soju kedalam gelas berisi es, dan memberikannya pada Jiyeon. Sepertinya Jiyeon sudah mulai lemas, soju yang baru saja Sehun berikan ia teguk habis. Tidak lupa Sehun menuangkan untuk dirinya, kemudian ia berdiri berjalan agak keluar dari balkon.

"Apa Jaewon dan Sora juga akan datang?" Sehun menyesap sojunya membiarkan Jiyeon berbicara pada dirinya sendiri. "Aku tidak mengerti dengan diriku, aku menyukainya tapi aku merasa tidak keberatan jika ia menyukai Sora. Karena memang itu yang seharusnya terjadi" Mata Sehun sempat melirik Jiyeon yang memangku wajahnya diatas meja. "Tatapan mata itu, sudah lama aku tidak melihatnya. Ketika Jaewon terluka, aku melihat tatapan itu pada Sora".

Sehun masih menunggu pembicaraan Jiyeon namun sudah tidak ada lagi suara, justru yang ia dengar adalah dengkuran kecil. Dirinya berjalan mendekati Jiyeon setelah sebelumnya menaruh gelasnya diatas meja kecil tempat Jiyeon memangku kepalanya. Tangan kanan Sehun memegang wajah Jiyeon yang tengah terlelap, rupanya gadis itu tadi tertidur begitu saja. Jangan kalian pikir bahwa Sehun ingin mencium gadis itu, terlalu klasik.

"Kau tidak tahu, lima tahun yang kita lewati. Begitu juga perasaanku padamu"

.

.

.

.

***

Pria berambut agak panjang itu menarik dan membuang nafasnya rakus, ia kelelahan habis berlari demi menemui pria yang sudah berdiri dihadapannya. Sehun tidak mengerti permainan apa yang dibuat ketiga temannya bermunculan disaat yang sama setelah lima tahun yang lalu menghilang begitu saja.

"Jaewon" Ucap Sehun merespon Jaewon yang masih meraup nafasnya.

"Sora-" Sehun masih menunggu kegantungan kata Jaewon. Wajar pria itu terlihat panik, khawatir dan lelah. "Dia hilang ingatan, aku butuh kau. Mungkin saja jika ia melihatmu, orang yang ia sukai ingatannya akan kembali". Jaewon berjalan mendekati Sehun dan berdiri berhadapan dengannya.

"Kau mau aku melakukan apa?" Sungguh Sehun miris melihat Jaewon yang semakin tidak berharga dimatanya, Jaewon begitu memikirkan Sora.

"Katakan kau cinta padanya dan men-"

"Aku tidak mau, itu berbohong. Aku tidak mencintainya, lagi pula apa kau yakin ia menyukaiku?"

"Dia memang tidak bilang kepadaku siapa yang ia sukai, tapi dari tatapan matanya padamu itu sudah menunjukkan bahwa ia menyukaimu!" Kekehan keluar dari mulut Sehun. Jaewon jauh terlihat kekanakan sekarang,pikirnya. Terlihat sok hebat sekali Jung Jaewon berani menarik kerah Sehun yang lebih tinggi darinya, tentu saja dengan mudah Sehun menarik tangan Jaewon yang bertengger di kerahnya dan menguncinya kebelakang punggung Jaewon layaknya seorang tawanan.

"Aku tidak mau berbohong, cinta tidak dapat dibohongi. Disamping itu, aku menyukai Jiyeon"

"A-apa?" Suara pelan namun penuh dengan keterkejutan, Sehun membalikkan tubuhnya melepaskan kuncian pada tangan Jaewon. Tentu saja Sehun terkejut, seingatnya Jiyeon ada kelas dan gadis itu justru berada disini sekarang memergoki perasaannya.

"Jiyeon!" Teriak Sehun mengejar Jiyeon yang pergi agak berlari dari kedua pria itu. Sebelum pergi Sehun sempat melirik Jaewon seolah mengatakan 'pergi kau'.

Kalian tahu pasti jika Jiyeon hanya berjalan cepat dan Sehun berlari ya pastilah Sehun dengan mudahnya meraih tangan Jiyeon. Memaksa Jiyeon berhadapan dengannya.

"Orangtuaku pergi meninggalkan ku dan kakek, mereka tidak terlalu suka suara laut yang begitu ribut. Aku tinggal disini, karena aku menyukai laut. Di Seoul? Ke laut saja butuh berjam-jam untuk sampai.-" Sehun menatap kedua mata Jiyeon dengan seksama. Membagi perasaan yang selama lima tahun ini ia simpan, yang selama lima tahun ini Jiyeon selalu menyebut nama Jaewon, yang selama lima tahun ini Jiyeon bersama dengannya. "Kau juga"

TBC

cyaaaa apaan tuwwwww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


cyaaaa apaan tuwwwww. sebenernya mau diselesein di part ini tapi sibokk wkwkwk sedikit sedikit aja ya wkwkkw tinggal 1 part sih. mon map ni kalo ga nyambung wkwkkw

Ficlet-One Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang