43

17.7K 1.1K 37
                                    

Jean termenung saat mendengar suara itu. Tidak, bagaimana bisa. Ini tidak mungkin. Lelaki itu ...

Kepalanya menggeleng saat tangan itu ingin menggapainya. Tubuhnya bergerak mundur menjauhi lelaki itu. Entah bagaimana, firasatnya berkata buruk. Belum lagi dengan pakaiannya yang terbuka ini.

Air matanya mengalir deras saat kepala lelaki itu jatuh di atas ceruk lehernya. Tangannya berusaha menyingkirkan kepala itu, tapi nihil. Hingga tangan itu mencoba masuk ke dalam—

"Ro-Romeo!" Jean berteriak dengan nada lirih.

Lelaki itu, Romeo, tersadar dari apa yang ia perbuat. Tangannya menjambak rambutnya sendiri menghilangkan nafsu yang lewat. Hatinya mengumpat atas perbuatannya tadi.

"Argh." Romeo mengusap wajahnya frustasi. Kemudian memilih pergi dari sana meninggalkan Jean yang duduk memeluk kedua kakinya yang tertekuk.

Kepalanya ia tenggelamkan di tengah lipatan tangannya. Air matanya tak lagi mengalir, tapi matanya terus memancarkan kesedihan.

***

Sejak kemarin, matanya terus memperhatikan seorang siswa yang kini berjalan lesu menuju lapangan indoor sekolah.

Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Secara terang-terangan dia berjalan membuntuti siswa itu yang sudah masuk lapangan indoor sekolah.

Dipikir-pikir, lelaki yang sedang ia buntuti tak tahu keberadaannya.

Banyak siswa-siswi berlarian mengelilingi pinggiran lapangan. Ada juga yang sedang melakukan pemanasan sebelum melaksanakan olahraga.

Jovan duduk memperhatikan ke depan. Tempatnya duduk tak jauh dari siswa yang ia buntuti tadi. Siswa itu tertidur, tapi Jovan yakin kalau siswa itu hanya menutup mata saja.

Gerak tubuhnya terlihat gelisah, sesekali kedua alisnya berkerut menyesal. Jovan menangkap itu semua walau matanya memperhatikan ke depan.

Hingga ia menolehkan kepalanya saat siswa itu tiba-tiba terbangun dari posisi tidurnya. Seperti seseorang yang baru saja dikagetkan.

Pandangan mereka bertemu. Jovan melihat ada yang aneh di kedua mata itu. Langsung saja ia berdiri dan berjalan santai menuju siswa itu.

Langkahnya ia percepat saat siswa itu berjalan cepat menjauh darinya.

***

Bugh

"Di mana?" Bersuara dengan nada dinginnya sambil mencengkram kerah kemeja yang sudah dipenuhi peluh keringat.

Bugh

Lagi, ia memukulnya saat tak mendapat jawaban.

"JAWAB GUE, ROMEO!"

Romeo, siswa yang dihajar Jovan di gudang belakang sekolah. Setelah acara kejar-kejaran, Jovan berhasil menggeret Romeo ke sini.

Romeo meludah, "Gue nggak tahu."

Bugh

"Sebelum dia ke sini, lo, 'kan, orang terakhir yang ngobrol sama dia."

"Tapi bukan gue!" bantahnya dengan nada ragu.

Bugh

"Gue gak percaya."

Bugh

Aksinya terhenti kala suara dering ponsel di sakunya berbunyi. Jovan mendorong Romeo dan mengangkat panggilan itu.

"Hm?" sapanya malas.

Hening sejenak hingga Jovan memutuskan panggilan itu secara sepihak. Matanya beralih pada sosok yang jatuh lemas di atas lantai.

***

"Assalamualaikum." Joy menjitak Elvan sebal. "Aduh, sakit tahu."

"Bang Sean, Adiknya bawa pulang." Sean hanya melirik malas.

Gama mendobrak pintu dan berjalan mendahului mereka semua.

Para pria berbaju hitam itu langsung menyebar setelah diberi kode oleh sang Tuan.

Matanya memperhatikan interior rumah tua ini. Rumah yang luar dan dalamnya terlihat menyeramkan. Banyak dinding-dinding yang sudah tak berbentuk. Pencahayaan dan ventilasi pun minim.

Smith tak bisa membayangkan bagaimana Anaknya bertahan di tempat seperti ini. Kepalanya menggeleng tak bisa membayangkan itu semua. Ini sungguh keterlaluan.

"Semuanya kosong, Tuan."

"Fuck!" umpat Gama.

"Tapi, kami menemukan kertas ini. Sepertinya, memang sengaja ditinggalkan."

Smith menyambar kertas itu dan membacanya.

Hai teman lama, banyak kabar buruk ya?
Hahaha, ternyata enak bermain-main dengan Anak gadismu.
Tenang, dia masih hidup.
Kalau mau bertemu dengannya, besok di gudang minyak 2000 pukul 10.00 WIB
Kau terlambat, she's dead.

Smith memukul tembok yang ada di sampingnya. "Holly shit!"

Akhirnya, mereka semua pergi dari tempat yang katanya tempat di mana Jean disandera.

***
TBC

Selamat buat kalian yang kemarin nebak itu Romeo! Terima ya 100jt dipotong pajak 100%🤓 Canda deng.

JEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang