Hinata kembali ke kelas dengan tampang lesunya karena dia sedang merutuki kecerobohannya. Bagaimana bisa dia seceroboh itu. Tapi ya sudahlah. Semuanya sudah terjadi. Lagi pula sepertinya dia berada di atap tidak akan lama. Bukankah dia hanya akan minta maaf dan akan mengambil pakaian pemuda itu tadi, 'sasuke ya,sepertinya namanya tidak asing' Hinata bergumam dalam hati. Tidak berapa lama guru yang di tunggu pun memasuki kelas. Hinata dan teman-temannya mendengarkan penjelasan dengan baik.
Tring tring tring
Bel tanda masuk waktu jam istirahat pun tiba. Ketika teman-temannya mengajaknya untuk makan bersama Hinata pun mengatakan bahwa dia harus pergi ke suatu tempat lebih dulu. Teman-temannya sepakat bahwa mereka akan ke kantin dan menunggu Hinata di tempat biasa. Hinata hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dan bergegas pergi ke atap sekolah. Hinata menemui Sasuke dengan membawa serta bekal makannya karena dia tidak mau repot harus kembali ke kelas untuk mengambil bekalnya.
Sesampainya di atap Hinata bisa melihat bahwa pemuda itu sudah berdiri sambil membelakangi Hinata. "Sudah sampai rupanya, kupikir kau tidak akan berani datang." Sasuke sudah menyeringai karena rencananya berhasil.
"Ano,Sasuke-san saya minta maaf dan saya akan bertanggung jawab untuk itu. Saya akan mencuci pakaian Sasuke-san yang kotor." Sasuke pun segera berbalik menghadap Hinata. Dia memperhatikan wajah gadis yang ada di depannya ini. Ketika mata mereka bertatapan Sasuke akui bahwa gadis ini memiliki mata yang indah. Matanya bulat dan besar. Jarang sekali gadis Jepang memiliki mata bulat besar seperti ini. Warna matanya berwarna sedikit ungu tanpa pupil, sangat unik sekali. Wajahnya bulat dengan pipi chubby yang mengemaskan karena warnanya sedikit kemerahan, kulitnya putih bersih, badannya mungil, rambutnya juga unik dan gaya rambutnya terdapat poni yang membingkai wajahnya 'cantik' itulah yang ada dalam pikiran Sasuke saat ini.
"Ano Sasuke-san" suara Hinata dapat membuyarkan lamunan Sasuke.
"Hn"
"emm, bisakah saya mengambil pakaian Sasuke-san yang kotor tadi untuk segera saya bersihkan?"
"Ck, kau pikir dengan itu saja akan cukup?"
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" Hinata memiringkan kepalanya tanda bingung 'imut' batin Sasuke. Dia pun melihat bekal di tangan Hinata
"Kau membawa bekal?" Hinata hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba Sasuke mengambil kotak bekal yang di bawa oleh Hinata.
"Sasuke-san itu" belum sempat Hinata selesai bicara, Sasuke sudah memberikan tatapan matanya yang sangat tajam hingga Hinata menjadi sedikit takut. Sasuke segera membuka kotak bekal Hinata. Di dalamnya terdapat onigiri, telur gulung, sosis bakar, dan salad sayur. Sederhana tapi kelihatannya enak. Sasuke pun mengambil onigiri dan memakannya. 'rasanya enak, kurasa aku bisa menyuruhnya membawakan ku bekal makanan sekarang' Hinata hanya bisa memandangi bekalnya yang dimakan dengan lahap oleh Sasuke. 'apa-apaan dia itu, mengambil dan memakan bekal orang lain sembarangan. Sangat tidak sopan sekali' Hinata hanya dapat menggerutu dalam hatinya dan terus memperhatikan Sasuke. 'aku merasa cukup familiar dengan Sasuke-san, tapi dimana aku pernah melihatnya?' ketika Hinata masih sibuk dengan pikirannya, Sasuke akhirnya bersuara dan membuyarkan lamunannya.
"Rasanya tidak buruk"
"eh"
"Besok bawakan aku bekal makanan dan tambahkan tomat di dalamnya." "Eh" Hinata kembali memiringkan kepalanya
'ck, kenapa dia bisa seimut ini.'
"itu hukumanmu karena sudah mengotori pakaianku"
"Tapi bukankah cukup dengan membersihkannya saja? " Hinata mulai protesnya.
" Tidak, dan aku tidak menerima penolakan." Setelah mengatakan nya Sasuke pun langsung pergi meninggalkan Hinata. Tapi sebelum benar-benar berlalu Sasuke kembali menoleh kepada Hinata
"temui aku ditempat ini besok, bila kau tidak datang maka kau akan tau akibatnya" setelah itu Sasuke pun benar-benar berlalu dari sana.
'siapa dia itu, kenapa sikapnya sombong sekali, eh,dia tidak memberikan pakaiannya yang kotor padaku. Arrg entahlah.' Hinata pun segera menuju ke tempat teman-temannya dengan perasaan kesal.Skip
Sesampainya ditempat teman-temannya Hinata segera dicecar berbagai pertanyaan oleh teman-temannya.
"Hinata kenapa kau lama sekali?" Matsuri mulai pertanyaan nya, "gomene teman-teman, aku tadi menemui seseorang aku benar-benar tidak tahu akan sangat lama untuk kembali"
"siapa yang kau temui?" Tenten ikut penasaran.
"Sasuke-san" Matsuri dan Tenten pun sangat terkejut mendengar nama itu disebut. Siapa yang tidak tahu pangeran sekolah yang sikapnya kasar, dingin dan kejam itu. Walaupun tampan tapi dia itu juga sangat menyebalkan.
"Apa kau baik-baik saja?" Matsuri berkata dengan panik, membuat Hinata heran melihat reaksi teman-temannya.
"Apa yang kau lakukan hingga berurusan dengannya Hinata?" Tenten kembali bertanya
"emm, aku tidak sengaja menabraknya dan tidak sengaja membuat jus yang ada ditangannya mengotori pakaiannya"
"APA" seru Tenten dan Matsuri kompak.
"Tenanglah teman-teman"
"Bagaimana kami bisa tenang bila kau membuat masalah dengannya Hinata?" Ucap Tenten.
"Benar, Uchiha-san itu sangat kejam dan tidak berperasaan Hinata. Siapapun yang mencari masalah dengannya maka dia pasti tidak akan tenang." Matsuri menambahkan.
"Uchiha?"
"Ya dia adalah Uchiha Sasuke. Pangeran es nya KIHS."
"Oh, pantas saja sepertinya aku pernah melihatnya dan mendengar namanya" Hinata hanya manggut-manggut tanda mengerti
"ih gadis ini" Tenten sudah kesal melihat sikap temannya ini padahal dia sudah sangat khawatir,
"sudahlah teman-teman aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita cepat kembali ke kelas ne" Hinata memberikan senyuman nya yang sangat manis yang akhirnya hanya bisa membuat teman-temannya mendesah.
'semoga Hinata akan baik-baik saja' inner Tenten dan Matsuri. Merekapun segera kembali ke kelas dan kembali ke rutinitasnya kembali.TBC
Biar dikit yang penting up date ya. Salam hangat Regart.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Akhir
RomanceDalam menjalani kehidupan setiap orang pasti memiliki masalahnya sendiri. Demikian juga pada Hinata. kehidupan yang dijalani tentu tidak mudah. namun bukan berarti menyerah adalah jawabannya. terutama dalam urusan perasaan dan cinta. Hingga suatu pi...