32

43.3K 2.2K 54
                                    

Happy Reading and Enjoy~

Dirinya dan Arthur tentu saja berbeda, kedua orangtua Arthur masih hidup dan rukun. Jika anak yang berada di dalam kandungan Ara benar-benar anak dari Arthur, ia tidak bisa membayangkan bagaimana Lucas Dobson bertindak dalam hal ini.

"Bagaimana kau tau anak di dalam kandungannya itu milikmu?"

Pasalnya beberapa bulan yang lalu, A
ra memilih menikah dengan terburu-buru. Meskipun, pernikahan itu luar biasa mewah, tetapi ia bisa merasakan tidak ada kemewahan yang melekat pada diri Ara.

Sepanjang proses pernikahan Ara terlihat gelisah.
Keluarga mereka sudah mengenal baik calon Ara, Alexander Raiford. Lelaki miskin pemalas yang sialnya sahabat gadis itu.

Tentunya hanya Arthur yang merasa keberatan dengan pernikahan itu, Alex hanya sebatas sahabat. Ia berfikir pernikahan Ara untuk menghindari masalah yang terjadi pada malam yang mereka lewati bersama.

"Ara datang menemuiku hari ini. Oh, demi Tuhan ... dia menangis di depan rumahku seperti orang bodoh."

"Bagaimana dengan Alex?"

Wajah Arthur menegang, matanya yang sayu berkobar.

"Jangan bicarakan bajingan itu, seharusnya aku sudah bisa menebak jika mereka menikah tanpa cinta. Ara kabur darinya untuk menemuiku, dan kupastikan dia tidak peduli. Akhh! Ini semua salahku."

Allard menepuk punggung Arthur pelan.

"Tidak ada yang salah, kau dan dia sama-sama mabuk saat itu."

Ia menerawang, lalu menyeringai ketika wajah Luna terlintas.

"Tidak perlu memusingkan hal yang sudah terjadi. Ara sudah menikah, dan orang-orang berpikir anak yang dikandungnya milik Alex bukan milikmu. Soal dosamu dan dia ... kau tau aku juga melakukan dosa yang sama."

Arthur menghela napas pelan. "Tidak semudah itu. Anak itu darah dagingku."

"Kau dan Ara dari darah daging dan lubang yang sama," sahutnya sinis.

Allard kembali menuang wiski lalu meneguknya hingga kandas.

"Di dunia ini banyak hal yang kau inginkan tidak terjadi, tetapi kau tidak bisa mengubahnya dan tetap terjadi. Sekuat apa pun dirimu, sekaya apa pun, ada beberapa hal yang tidak bisa kita beli dengan uang dan kekuasaan."

"Ara ingin menggugurkan kandungan itu." Arthur tersenyum pahit.

"Aku marah, tapi juga tidak bisa memaksanya. Wajah anak itu juga akan mirip dengan kami, aku tidak bisa membayangkan jika ada kembaran ketiga dari wajah kami."

"Lebih baik anak itu digugurkan." Allard mengangguk setuju. "Sebelum bayi itu tumbuh lebih besar."

Kembali Allard menepuk punggungnya seolah menguatkan, meminum wiskinya lagi. Mereka akan mabuk bersama hari ini.

"Jangan bersedih seperti itu, kau bisa menanamkan benihmu dan membuat anak sebanyak-banyaknya. Aku tidak ingin kau jadi kolot untuk membuat dirimu tampak bodoh, Arthur. Karena selama ini, kau masih temanku yang paling pintar."

Arthur tertawa sinis.

"Kurasa kau benar, tapi aku tetap saja tidak bisa menerimanya." Ia menghela napas pelan sebelum melanjutkan, "Mungkin karena itu benih pertamaku, yah, aku menjadi sangat antusias."

***

Arthur melangkahkan kakinya memasuki apartemen mewah miliknya. Dan Nathalie menunggu di sana sembari tersenyum kikuk, gadis itu meremas kedua tangannya dengan gugup.

Wedding DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang