Happy Reading and Enjoy~
Sejak tadi Allard mengumpat, memarahi para bawahannya. Tubuhnya sendiri letih dengan segala acara pernikahan yang melelahkan.
Dan baru saja ia berniat ingin bermain-main dengan tubuh Luna, panggilan sialan dari bawahannya masuk hanya untuk mengganggu.
Kabar buruk yang membuat kedua mata Allard berkilat mengerikan.Bahkan Luna beringsut mundur, padahal ia belum menyentuh gadis itu. Membanting ponselnya ke dinding hingga hancur, ia berjalan dengan langkah lebar.
Brak!
Dengan tenaga penuh Allard mendobrak pintu tempat tahanan yang membunuh kedua orangtuanya berada. Menatap marah ke arah mayat yang sudah tidak sadarkan diri itu, lalu matanya menajam melihat para bawahannya yang menunduk takut.
“Siapa yang bisa menjelaskan hal ini?” Tanyanya dengan suara dingin. Aura kelam menguar dari tubuhnya, hingga beberapa orang tanpa sadar memundurkan langkah untuk menjauhinya.
Tidak ada yang berani bicara, semua sepakat menutup mulut rapat-rapat agar tidak menerima kemarahan Allard yang begitu besar.
“Sudah kubilang siksa dia tapi jangan sampai membunuhnya! APA KALIAN TIDAK BISA MENDENGAR, HAH? APA KALIAN TULI?”
Mengelurkan pistol dari sakunya, Allard menembak salah satu kaki bawahannya.
“Katakan kenapa ini bisa terjadi!” tuntutnya dingin.
Kini ujung pistolnya diarahkan ke bodyguardnya yang lain.
“Bicara atau kutembak mati kalian satu persatu.”
Kedua matanya sendiri sudah menyala, lelaki itu haus darah. Semua terasa serba salah, jika mereka memilih menjawab maka itu juga bentuk dari ketidakbecusan mereka dalam bekerja. Tetapi, jika mereka nekat membungkam maka nyawa yang akan menjadi taruhannya.
Dor!
Satu tembakan kembali lolos. Allard menajamkan matanya menatap Harry, ketua yang ia tugaskan untuk menjaga keamanan di dalam dunia bawahnya.
Harry menelan ludah gugup sebelum berucap.
“Di-dia membunuh dirinya sendiri dengan pisau yang berada di dekatnya.”
“Katakan kenapa bisa ada pisau yang berada dekat dengannya.”
Harry tertunduk, tampak merasa bersalah. Membuat Allard mengetapkan bibirnya dengan geram, ia berjalan menghampiri Harry untuk melayangkan satu tamparan keras.
“Jangan sampai aku mengulang pertanyaanku, Harry!”
Menjilat bibirnya gugup, Harry menjawab, “Ka-kami mabuk. Seseorang menawarkan anggur dan kami terlalu sibuk meminumnya hingga … hingga tidak menyadari bahwa ada benda tajam yang berada di dekatnya. Kami sama sekali tidak menyangka dia akan bunuh diri kami merasa bahwa–"
Plak!
Satu tamparan kuat dilayangkan. Hingga membuat tubuh kekar Harry terjatuh ke lantai.
“Tolol! Aku membayar kalian bukan untuk mabuk-mabukkan ketika sedang bekerja. Siapa yang mengizinkanmu lalai dalam melaksanakan tugas, hah?”
Satu tembakan ia layangkan pada bahu Harry.
“Sekarang katakan padaku siapa yang membawa anggur itu.”
“Thom-thompson, di-dia mengatakan bahwa kita harus merayakan hari pernikahan Anda, dan untuk hari ini Anda juga sedikit melonggorkan penjagaan.”
![](https://img.wattpad.com/cover/229997284-288-k290276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Doll
RomanceLapak 21+ terdapat kekerasan fisik, ucapan dan tindakan. Yang masih kecil menjauh, kalau tetap nekat. Bukan tanggung jawab penulis (~‾▿‾)~ "Nikahi aku!" Allard menatap tertarik ke arah seorang gadis yang berdiri di hadapannya. Mata gadis itu meman...