"Lebih baik kita cerai mas."
Seunghyun mengerutkan dahi, kenapa Sana tiba-tiba mengajaknya bercerai seperti ini?
"Apa maksudmu? Jangan bertele-tele, aku harus kembali bekerja."
"Haha, bekerja? Kurasa kata yang tepat adalah berselingkuh..."
"Dengar, itu hanya suruhan agensi. Aku tidak pernah selingkuh."
Sana membuka ponselnya lalu membuka aplikasi galeri dan segera menyodorkan benda pipih tersebut kehadapan suaminya.
"Agensi menyuruhmu untuk berciuman dengan fans mu? Jangan pikir aku bodoh hanya karena sebagian waktuku dihabiskan untuk bekerja mas."
Badan Seunghyun menegang, dalam hati sebenarnya ia sudah ketakutan sekaligus kebingungan. Darimana istrinya tau tentang sosok selingkuhannya yang asli?
"Soal ciuman itu, aku mabuk."
"Kau habis pulang dari toko bunga, bukan dari bar saat itu," jawab Sana santai.
"Jaga cara berbicaramu, aku ini masih suamimu."
Sana terkekeh, meletakkan cangkir kopi miliknya di atas meja lalu tertawa. "Tapi maaf, aku tidak punya suami yang tidak mau mengakui anakku."
"Apa yang kau kata-"
"Sudahlah, aku tau mas juga bosan dengan hubungan rumah tangga kita. Menikahlah dengan selingkuhan aslimu itu. Lalu, tanda tangani ini."
Sana menyerahkan surat cerai yang sudah ia minta pada pengacaranya kehadapan Seunghyun.
"Sejak kapan kau mengurusi hal ini?"
"Sejak kapan ya? Aku lupa, pokoknya disaat aku benar-benar jenuh dengan hubungan kita."
"Jika aku tanda tangani ini, bagaimana dengan Haruto?"
"Anakku bahkan ikut mendukung perceraian kita, jadi untuk apa mas memikirkannya."
Seunghyun terbawa emosi, dengan cepat ia menandatangi surat tersebut lalu beranjak pergi dari kafe tempat dimana ia dan Sana bertemu.
Tenang, kafe ini sudah dipersiapkan secara VIP kok.
"Dasar, setidaknya peluk aku sebelum kita bercerai kek..."
***
Junkyu menautkan kedua jari telunjuknya. Ia merasa gugup sekarang.
"Apa tante Sana akan menyukai masakanku...?"
Haruto yang baru saja mandi segera turun kebawah dan kebingungan melihat Junkyu yang sedang menatap pintu utama dan masakan buatannya secara bergantian.
"Sedang memikirkan apa?"
"Itu... apa bundamu menyukai kimbap?"
Haruto terkekeh, jadi ternyata ini yang dipikirkan Junkyu sedari tadi?
"Bunda menyukai apa saja asal makanan tersebut bisa dimakan."
Junkyu menghela nafas lega. Syukurlah, ia kira bunda Haruto adalah orang yang pemilih dalam urusan makanan.
"Tolong keringkan rambutku."
Haruto mendudukkan dirinya pada kursi ruang makan lalu memberikan Junkyu handuk miliknya.
"Aku suka aroma tubuhmu," ujar Junkyu sembari mengusap pelan rambut basah Haruto dengan handuk ditangannya.
Tersenyum miring. Haruto mendongakan kepalanya keatas lalu menarik kepala Junkyu kebawah agar bisa menyentuh bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] terpaksa nikah | harukyu ✔
Fanfiction❛❛Setidaknya bahagiakan aku untuk satu kali saja.❞ Ini lanjutan chapter Terpaksa Nikah yang sebelumnya sudah aku publish di akun @Dirgan05.