Sana menatap heran Junkyu dan Haruto yang saling mendiamkan sekarang. Apa ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua ketika ia pergi sebelumnya?
"Haru, bunda mau bicara."
Haruto mengangguk lemah ketika Sana memanggilnya. Langkah kakinya ia bawa dari dapur menuju sofa ruang tengah lalu duduk tepat di sebelah sang bunda.
"Iya bunda?"
"Kamu dan Junkyu, kenapa?" tanya Sana inti.
Dan Haruto sudah menebaknya. Sudah pasti perbedaan yang terjadi diantara dirinya dan Junkyu terlalu signifikan.
"Junkyu melihat aku dan Wonyoung berciuman..."
Sana melotot kaget. Apa? Junkyu melihat Haruto berciuman dengan Wonyoung?!
"Kamu gila? Kenapa kalian berciuman didepan Junkyu seperti itu?!"
"Wonyoung yang menciumku terlebih dahulu bunda!"
Sana tetap tidak terima. Itu adalah hal yang keterlaluan! Bagaimana bisa kamu berciuman dengan orang lain dihadapan istrimu sendiri?!
"Bunda benar-benar tidak ingin kamu berubah seperti ayahmu itu! Jadi bunda mohon jangan bersikap keterlaluan lagi!"
Haruto tidak menjawab. Ia benar-benar malu jika harus disamakan dengan sosok ayahnya sekarang.
Pria tua itu terlalu brengsek. Dan Haruto tidak mau menjadi pria yang seperti itu sampai tua.
"Besok aku akan meminta putus dengan Wonyoung. Sisanya biar aku yang tanggung."
"Iya kamu dan Wonyoung memang akan putus. Tapi bagaimana dengan rasa sakit di hati Junkyu? Akan hilang begitu saja, iya?"
Baru saja Haruto ingin menjawab. Tiba-tiba saja panggilan Junkyu dari ruang makan terdengar.
"Bunda, Ruto! Ayo makan malam!"
Bahkan dari suaranya saja sudah terdengar seperti seseorang yang sedang menyembunyikan rasa sakitnya.
Sana dengan cepat beranjak dari sofa ruang tengah menuju ruang makan. Dan di atas meja tersebut, sudah ada tiga makanan sebagai menu makan malam mereka sekarang.
Bibimbap, kimchi dan sosis panggang.
Masakan yang terlihat sangat menggoda bahkan ketika orang hamil yang memasaknya.
"Kalau capek jangan terlalu memaksakan diri, bunda bisa pesan online makanan daripada kamu harus terus memasak."
Junkyu menggeleng. "Tidak apa bunda, akan lebih baik jika kita memasak sendiri."
Hening, keadaan kembali canggung. Hanya suara denting antara sendok, garpu dan piring yang menjadi sumber keberisikan diantara mereka sekarang.
"Junkyu, bunda mau bicara."
Junkyu mengangguk singkat sebagai jawaban. "Bicara saja bunda, Junkyu akan perhatikan."
Diantara Junkyu dan Sana yang sedang asik berbicara, ada Haruto yang sedang menahan nafas sekarang.
Ia gugup, apa yang mau bunda nya bicarakan ke Junkyu?
"Tentang Haruto dan Wonyoung, sebenarnya mereka seperti itu karena dulu bunda yang sangat mendukung hubungan mereka..."
Gerakan tangan Junkyu yang hendak menyuapi makanan kedalam mulutnya terhenti ketika membaca gerak isyarat tersebut.
"Iya, lalu kenapa bunda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] terpaksa nikah | harukyu ✔
Fanfiction❛❛Setidaknya bahagiakan aku untuk satu kali saja.❞ Ini lanjutan chapter Terpaksa Nikah yang sebelumnya sudah aku publish di akun @Dirgan05.