⚠ terdapat adegan kekerasan di chapter ini, kalau dirasanya tidak nyaman boleh di skip saja ya ⚠
***
Wonyoung menatap kosong akuarium ikan yang berada di sebelah tv. Akuarium ikan yang cantik itu adalah pemberian Haruto disaat mereka pertama kali berpacaran dulu.
Dulu mereka adalah pasangan yang bahagia. Walau pada awalnya pihak yang mencinta bukan dirinya.
Ia mendekati Haruto dulu hanya karena perintah papanya. Iya, papanya yang gila.
Bukannya tragis? Tumbuh besar diantara mama yang sakit-sakitan dan papa yang mata duitan?
"Dekati anak itu, peras hartanya. Dan kalau beruntung, sisanya kamu dapat mengambil hati pemuda itu."
Bahkan masih terkenang dengan jelas perintah tidak wajar dari papanya waktu itu.
Terkadang ia bingung dengan Tuhan. Katanya manusia akan diberi cobaan jika hanya mereka mampu menanganinya.
Tapi kenapa sepertinya hal tersebut tidak benar? Wonyoung tidak mampu menangani kehidupannya sekarang.
Satu-satunya laki-laki yang menjadi penyemangat dihidupnya sekarang sudah tidak ada. Satu-satunya orang tua yang waras, mamanya sudah wafat sekarang.
Siapa? Siapa lagi yang harus menjadi penyemangat dihidupnya?
Air mata Wonyoung kembali jatuh, mengingat wajah datar Haruto ketika memutuskan hubungan mereka kemarin siang benar-benar menyakitkan untuknya.
Padahal ia sudah sangat berharap kata yang Haruto keluarkan adalah tanggal pertunangan mereka. Bukan tanggal dimana hari mereka mengakhiri hubungan.
Ia cemburu, ia marah pada Junkyu yang sudah merebut semuanya.
Walau pada awalnya ia bingung, bagaimana bisa Haruto jatuh pada pria cacat seperti itu?
Ia ingin melampiaskannya, tapi tidak bisa.
Setidaknya ia sadar diri dengan tidak harus membuat ulah sekarang.
"Bagaimana dengan Haruto tadi? Kalian jadi bertunangan kan?"
Wonyoung mendongak, menatap papanya yang sedang berbicara dengan rokok di mulutnya.
"Tidak, aku dan Haruto putus."
Hening, tidak ada jawaban setelahnya.
"Anakku, tidak baik berbohong kepada orang tua seperti itu."
Wonyoung menghela nafas kasar. "Aku beneran putus!"
PLAK!
"Gadis gila? Siapa yang menyuruh kalian putus hah?!"
"Bukan aku tapi Haruto yang minta putus!"
"Seharusnya kamu tidak asal mengiyakan begitu saja! Setidaknya bersujud di kakinya dan mohon agar kalian tetap bersama!"
"Papa gila?! Tentu saja aku tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu!"
"Apa? Hal memalukan?"
Tangan pria tua tersebut terulur, lagi-lagi anak gadisnya ditampar. Bahkan pipi Wonyoung sudah sepenuhnya berwarna merah kebiruan sekarang.
"Kalau begitu bagaimana kita akan mendapatkan uang? Harus aku menjual tubuhmu ke teman-temanku hah?!"
Wonyoung tidak menjawab. Ia lebih memilih meludah tepat dimuka papanya sekarang.
"Dalam mimpimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] terpaksa nikah | harukyu ✔
Fanfic❛❛Setidaknya bahagiakan aku untuk satu kali saja.❞ Ini lanjutan chapter Terpaksa Nikah yang sebelumnya sudah aku publish di akun @Dirgan05.